Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung dari Ajengan Ahmad Sanusi Tebing Kraton Hingga Kailan Crunchy

14 Februari 2016   01:09 Diperbarui: 14 Februari 2016   01:52 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasar makalah jadul yang masih penulis simpan,  beliau adalah seorang Kiyai sebagai pembaharu pendidikan di Indonesia dan bahkan  ada satu kisah bahwa Ajengan Sanusi  adalah  guru Ki Hajar Dewantoro.

Otomatis saja ada sedikit komentar yang agak miring – akurasinya masih perlu ditinjau ulang akan tetapi penulispun sempat membaca salah seorang Kompasianer yang mengungat status Ajengan Genteng ini.

Memang dalam komentar yang berkembang, seharusnya yang menjadi Pahlawan Pendidikan Nasional itu adalah Kiyai Ajengan Sanusi karena Ki Hajar Dewantoro berguru pada beliau; sedang diimajinasikan khususnya oleh para Menak sebagai yang membangkang pada penjajahan Belanda maka situasi ini coba dimaklumi.

Secara akurat tentang hal ini memang mesti membongkar  - bongkar lagi kepada ahli sejarah yang lebih kompeten.

Memang dalam catatan sejarah di Indonesia Kiyai Ajengan Sanusi nyaris tidak dikenal sama sekali ;  bahkan menurut Mochamad Iskandar yang menulis makalah jadul tersebut,  dokumen – dokumen tentang Kiyai Ajengan Sanusi hampir semua di boyong ke Leiden – Belanda.

Jika sepintas  saja  menelusuri Ajengan Genteng ini, aslinya bernama Ahmad Sanusi lahir dari keluarga Kiyai yang cukup terpandang pada zamannya,  yaitu Kiyai Abdurrakhim dari pesantren Cantayan, Kecamatan Cibadak Sukabumi.  Menurut beberapa sumber Ahmad Sanusi lahir pada tahun 1889,  atau sekitar setahun setelah meletusnya Gunung Krakatau. (makalah : Mohammad Iskandar, p.2 )

Hal yang penting penulis ungkapkan tentang jasa Kiyai Ajengan Ahmad Sanusi, diantaranya :

-  Tentang penentuan klasikal, jadi dimasa Ayahnya mendidik para santri seluruh siswa tidak dilakukan penjenjangan semua digarap seada – adanya santri. Karena kecerdasan beliau para santri di susun berkelas.  

-  Memasukkan pelajaran umum ke dunia pesantren, karena Kiyai Ajengan Cantayan ini berpendapat  hal yang mendesak bagi para santri berpengetahuan luas.  

-  Berkembangnya dunia kepenulisan  yang awalnya masyarakat Jawa – Barat termasuk Indonesia lebih mengemukakan  budaya tutur dibandingkan dengan budaya tulis.  Jadi khususnya Jawa Barat Kiyai Sanusi inilah yang merintis dan memulai budaya menulis,  bahkan beliau memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Priangan dengan menggunakan huruf Arab Melayu berbahasa Sunda.

Sehingga wajar kemudian penulis makalah  berpendapat bahwa : “Satu hal yang paling menarik dari Ahmad Sanusi dibanding umumnya para Kiyai atau Ulama di Pasundan waktu itu adalah kemampuannya menangkap fenomena yang berkembang di lingkungannya yang kemudian dicarikan pemecahannya baik secara tidak langsung seperti melalui tablighnya atau secara langsung melalui tulisannya”. (p. 4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun