[caption caption="Fiksiana Communiity"][/caption]
Intan Rosmadewi - No : 96
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : “Hai semut, masuklah kedalam sarang – sarangmu, agar kamu tidak diinjak Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” ;
- An Naml (27) : 18
Para tentara Nabi Sulaiman bergegas menyiapkan segala sesuatunya yang terkait pemberangkatan mengawal Sang Nabi, termasuk kuda – kuda pilihan yang hendak mereka tunggangi.
Nabi Sulaiman dikenal seantero dunia sebagai seorang Nabi yang teramat shaleh dengan kepemimpinan yang adil, kerajaan yang disegani makmur dan kaya raya.
Salah satu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk manusia lain dimuka bumi ini adalah pengetahuan Nabi Sulaiman yang teramat langka yaitu menguasai berbagai bahasa binatang, khususnya yang dikisahkan dalam Al Quran adalah komunitas semut dan burung yang populer disebut Hudhud.
Diantara tugas kelompok burung yang dipimpin oleh Hudhud adalah memberi keteduhan pasukan Nabi Sulaiman dimana bayangan – bayangan burung – burung melindungi dari cuaca dan udara panas disaat perjalanan panjang melewati gurun – gurun tandus.
Hudhud juga ditugaskan oleh Nabi Sulaiman yang agung untuk mencari sumber – sumber mata air sebagai salah satu sarana kebutuhan pokok Nabi Sulaiman dan pasukannya.
Kerajaan Nabi Sulaiman tidak semata – mata menguasai bangsa manusia bahkan beliau juga menguasai bangsa jin diantara banyak tugas kaum jin adalah memantau pergerakan ikan – ikan di dalam lautan dan sumber – sumber kekayaan yang berlimpah yang tidak dapat dipantau oleh mahluk manusia ketika itu dilapisan bumi dalam tanah kedalaman yang teramat dalam.
Ketika pergerakan bala tentara Nabi Sulaiman hendak melewati Lembah Semut beberapa waktu sebelumnya komunitas semut yang jenisnya meliputi 8800 species semut, mereka semua dibawah pimpinan species semut hitam Nameul Waheet
Adalah Nameul Waheet sang komandan dari jenis semut gurun species semut hitam, dengan bentuk badan yang paling berbeda hitam legam dan kekar dan memiliki daya wibawa di kalangan semut apapun juga.
Nameul Waheet adalah pemimpin dengan kekuatan intelejen yang sangat terlatih sehingga ia berusaha sekuat daya dan kemampuannya melindungi kaumnya disamping aspek keamanan demikianpun kesejahteraan.
Beberapa waktu sebelum rombongan Nabi Sulaiman melewati lembah semut sebagai pemimpin yang cerdas ia memanfaatkan seluruh operator penguasa informasi feromon di kerajaannya dikirimlah pesan singkat SOS . . . secara super massal.
Isi pesan sang komandan bijak :
“Assalamu’alaikum, kepada semua kaumku beberapa waktu kedepan hitungan jam, menit dan detik kalian semua di harap waspada . . . ! jaga telur – telur calon generasi mendatang, jaga gudang – gudang makanan kalian, dan jaga keutuhan persatuan dan persaudaraan, saat pasukan Nabi Sulaiman lewat di Lembah kita . . . tidak diperkenankan satu ekor semutpun berkeliaran diwilayah ini agar selamat, khabar kan sms ini keseluruh fihak yang terkait. Salam perjuangan.”
Tentu saja Nabi Sulaiman tersenyum dengan sms massal yang disebar sesama kaum semut lewat semua operator feromon di Lembah Semut tersebut.
Lembah semut terdiri dari ribuan kelompok di dalam tanah, yang membuat liang dan ruang – ruang yang bertingkat – tingkat ibaratnya baja beton yang kokoh berfungsi sebagai rumah perlindungan dan gudang – gudang makanan cadangan bila musim dingin tiba.
Pembangunan di sekitar Lembah semut dipimpin langsung oleh Nameul Waheet yang menganggap kurang penting beristirahat utamakan berkerja dan bekerja.
Nameul Waheet pada musim gugur memimpin kaumnya untuk menghimpun dan menyimpan sejenis biji rumput, ia merasa khawatir kaumnya akan punah jika stok makanan di gudang tidak dihitung secara akurat sehingga akan menimbulkan bencana kelaparan yang akan menanggung dosa pertanggung jawaban Nameul Waheet kelak.
Berkat sms massal semua kaum semut berbagai species bersiaga penuh dan menanti waktu itu bila tiba.
Berkat kecerdasan dan ilmu hikmah yang di kuasai Nabi Sulaiman, maka tidaklah tega seorang shaleh seperti dia memusnahkan makhluk Allah berjenis semut hitam di Lembah semut.
Kepada jenis semut saja sang Nabi cinta sehingga tidak berani mengusik kaum semut dengan melewati Lembah para semut bermukim, apalagi sesama jenis manusia.
Salam FabeL
Ahad, 26 Muharam 1437 H / 8 November 2015 M
NB :
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community ( sertakan link akun fiksiana community )
Silahkan bergabung di grup :
Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H