Marhaban ya . . . Ramadhan
Ramadhan yang penuh berkah telah nyata di hadapan kita, apalagi yang hendak kita kejar di alam dunia ini, saatnya bersuci diri.
Dengan ketundukan hanya pada – Nya ; atas anugerah kehidupan yang tanpa dapat kita nilai semisal rupiah atau mata uang apapun,
Alhamdulillah atas nikmat bulan suci yang tiba dengan keramahan yang tiada hingga,
mari kita sambut PERJAMUAN ILAHI dengan do'a demi do'a kehadirat Nya.
Mari kita bersama – sama berniat dengan do’a populer ini yang biasa kita baca sejak dari masa kecil :
Begitupun dengan do’a hari pertama di bulan Ramadhan menjadi kesempatan dan peluang emas bagi kita untuk memanjatkan do’a ini pada Nya :
“Ya Allah, jadikan shaum dan ibadahku di bulan ini seperti shaum orang – orang sejati,
bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang – orang yang lalai,
ampunilah segala kesalahanku,
Wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku,
Wahai pengampun orang – orang yang bersalah”**
1. Shaum Orang – orang yang sejati
Inti dari do’a pendek ini, mohon kepada Allah agar pelaksanaan ibadah sebulan penuh, memiliki shaum yang berkualitas dan berbobot, tidak sekedar hanya melepas kewajiban sebagaimana kaidah shaum : “menahan haus, lapar dan seks dari terbit fajar hingga terbenam matahari”.
Tidak hanya sekedar itu tetapi shaumnya orang sejati menembus pada hal yang sangat hakiki.
2. Mohon kekuatan dari Nya agar tidak menjadi orang yang lalai, karena terlalu banyak tidur
khususnya di bulan Ramadhan
Pemilik otoritas jasad dan jiwa kita hanya Allah, maka disaat bulan ramadhan ada semacam perubahan jadwal makan, maka secara jasad akan terjadi perubahan pola dalam tubuh hamba – Nya ; lesu, ngantuk dan sejenisnya akan menjadi kendala dan tantangan tersendiri, maka penting mohon pada pemilik jiwa ini untuk diberi kekuatan sehingga tujuan shaum bisa kita raih.
3. Mohon ampunan kepada – Nya agar segala dosa dan kesalahan kita di ampuni Nya.
Anak usia balita, adalah makhluk suci yang belum baligh dan kita mafhum akan hal ini. Maka perlu kita renungkan bersama seorang balita yang berbuat kesalahan apapun, semisal merusak tanaman, mencoret – coret dinding yang baru di cat ( Ayah dan Bunda tentu kesal . . . ) karena mereka makhluk suci, maka Ayah dan Bunda tidak memarahinya, berusaha memaafkan dan memberikan penjelasan pada si kecil agar tidak mengulanginya, sehingga si kecil bebas dari kemarahan dan jauh dari hukuman.
Dari ilustrasi penulis, maka permohonan ampun pada Nya sedemikian penting karena kita tempatnya berbuat kesalahan demi kesalahan, semoga ketika Allah mengampuni dosa – dosa kita, hal paling penting terbebas dari hukuman ( naudzu billahi min dzalik . . . ) selanjutnya, dengan pembebasan hukuman, do’a – do’a yang kita panjatkan di kabulkan – Nya. Amiin.
Selamat Menjalankan Ibadah Shaum 1436 H
*Diktat Ramadhan. Rumah Al Qur’an dan Hadis Al Musthafa. Jakarta : 1432 H / 2011 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H