Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toilet dalam Hidup kita

11 Januari 2015   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
luxury toilet (googling)

Semewah apa rumah yang kita miliki, salah satu hal yang paling membuat nyaman dan nikmat adalah memiliki toilet atau jamban pembuangan limbah individu yang representatif.

Diantara penggunaan kata toilet tampaknya baru dikenal setelah tahun tujuh puluhan hingga kini, karena seingat penulis saat kecil diwilayah Jawa – Barat toilet biasa disebut juga jamban.

Namun, apa kata Mas Wiki, penulis sadur :

“Toilet, Kakus, Kloset atau WC (bahasa Inggris: water closet) adalah perlengkapan rumah yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air seni dan feses.”

“Istilah toilet maupun WC dapat digunakan untuk mengacu pada perlengkapan tersebut maupun ruangan tempat perlengkapan tersebut berada. Istilah kamar kecil biasanya digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memperhalus penyebutan tempat tersebut.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Toilet)

Dan membicarakan tentang jamban, toilet atau wc adalah sesuatu yang paling pribadi dalam tatanan kehidupan kita, bahkan penulis pernah menyimak acara disuatu TV swasta beberapa tahun yang lalu, di suatu wilayah pembangunan jamban menjadi arisan, yang dipelopori oleh seorang Ibu

dilingkungan ini karena budaya masyarakat setempat adalah tidak memiliki jamban atau toilet repotnya masyarakat merasa tidak peduli terhadap kondisi lingkungannya. Maka inisiatif Ibu yang tangguh ini, masyarakat diberi penjelasan dan kesadaran.

Jadi bagi masyarakat masa kini, jamban adalah salah satu kebutuhan prinsip, fungsional yang tidak mungkin dielakkan, akan sangat membingungkan dan menjadi masalah besar jika keluarga kita tidak memiliki jamban.

Toilet Terpanjang di dunia

Adalah ibunda penulis yang pernah berkisah, bahwa beliau di tahun 1960 an mengalami banyak masalah terkait toilet (jamban) ini, betapa ia sedemikian menderita sesampainya di kampung halaman ayahanda yang terletak di sebuah pulau dan ketika itu sulit dijangkau transportasi.

Saat tiba terdesak ingin ke toilet, ibunda diajak kebelakang rumah panggung tradisional, hanya ada tanah kosong dan beberapa pohon. Lalu mereka saling bertatapan, terutama ibu menatap bingung ayahanda dengan pertanyaan yang masih disimpan dalam batin : ”lalu dimana saya harus buang hajat hanya dengan melihat hamparan tanah” ; menurut kisah ibunda ayah hanya menunjukkan dengan kalimat “ya disitu”.

Ibunda yang semula ingin sekali b. a. b, mendadak saja minatnya hilang dengan perasaan ngedumel. Ibu menafsirkan “ya disitu . . !” berarti buang hajat tanpa lokasi tertutup, tanpa pembuangan, tanpa air dan hanya tanah . . . !

Kebingungan Ibunda tidak cukup sampai disini, esok hari ketika sudah sampai waktunya ingin membuang hajat yang kemarin tertunda, ayah mengantar ibu ke pantai masih pagi sekali dan menunjukkan tempat untuk b. a . b. itu.

“Penderitaan ini sedemikian sempurna Intan” Ibunda bicara dengan nada ingin tertawa dan menangis mengingat dan mengenang beberapa pengalaman hidup ibunda.
Bahwa kemudian ibunda penulis menyaksikan masyarakat sekitar pulau buang limbah individu di pantai berselimut kain sarung, dan kemudian dengan nada bangga plus sedikit konyol ayahanda mengatakan : “itulah wc terpanjang di dunia”.

Tentu saja jika menyimak kondisi saat ini hampir satu pekan dua atau tika kali pesawat jenis capung berpenumpang sekitar 20 orang bisa terbang menuju Pulau Selayar, sebuah pulau yang sangat indah dengan biota lautnya yang sebagian besar masih terjaga.

Jika menyusuri wilayah – wilayah negeri kita tentu banyak kisah tentang jamban dan toliet ini disamping memprihatinkan juga memilukan dan menyenangkan untuk dikenang.

Toilet Instan Hilang

Putera pertama yang kini berusia 30 tahun, saat masih balita sempat mudik ke kampung halaman ayahnya di Jawa Timur, tentu saja kami hanya sesekali berkunjung pada keluarga – keluarga dari fihak suami.

Nach saat mengunjungi salah seorang sesepuh di desa leluhur ayah anak – anak, si kecil sulung minta ijin dianter ke toilet.
Saya minta supaya suami berbicara kepada yang empunya rumah bahwa si kecil kebelet, ya kami dipersilahkan keselokan yang terletak di depan rumah, lumayan bersih dan rapih, toilet tradisional

yang terbuat dari bambu diletakkan diatas tanah antara ujung / sebrang selokan, melintang cukup kuat jika seseorang merenung jongkok disini.
Si sulung belum pernah menggunakan toilet alamiah ini mengingat sarana yang kami gunakan sebagaimana lazimnya kamar mandi umum masyarakat di perkotaan.
Lalu ia bertanya : “Bunda bagaimana caranya ?”

Penulis tunjukan dengan ringkas cara dia untuk jongkok diatas solokan tsb, yang membuat si sulung kaget : “Bunda . . . koq (maaf . .) ee aku hilang ?”

maksudnya limbah si kecil mengalir pergi sesuai aliran air disekitar solokan,
kejadian inipun tidak bisa penulis lupakan sebagaimana pengalaman
Ibunda yang sering diceritekan kepada putera – puteri dan cucunya
tentang kisah wc terpanjang di dunia.


Toilet Neraka Jahannam

Arafah, Mudzdalifah dan Mina adalah ritual puncak ibadah hajji dan dilaksanakan setiap tahun, ribuah makhluk Allah tumpah ruah ketanah suci ini.
Di Arafah bagi jamaah hajji relatif masalah toilet yang penulis rasakan tertanggulangi secara baik meskipun sering kali antri dan bermasalah.

Di Mudzdalifah dan juga Mina berasa kesulitan demi kesulitan penulis rasakan, apalagi jika yang mengalami kebelet adalah jamaah yang telah sepuh.

Masya Allah beberapa toilet yang ada di Mina disamping aroma yang sedemikian menyengat tentang limbah individu, juga berasa aneh ketika tahun 2011 kenapa diseputaran toilet juga bertebaran pakain puluhan dan ratusan berbaur sampah tissue, gelas dan botol plastik demikian kardus – kardus sisa makanan instan, sehingga ketika jamaah akan menuju toilet harus menempuh perjalanan

diantara timbunan sampah dari macam – macam sampah, entahlah pemahaman penulis tidak ada petugas khusus yang menangani toilet di Mina khususnya ; karena sangat berbeda dengan jama’ah rasakan di Mekkah atau Madinah.

Sehingga gambaran ini sungguh mengerikan, dan kengerian menuju toilet di Mina kira – kira penulis sebut saja toilet neraka jahannam, karena saat pelaksanaan ibadah hajji di tahun 1996 tidaklah mendapat pengalaman seburuk ini.


Luxury Toilet

Suatu ketika salah seorang kerabat, mengajak penulis naik ke lantai dua rumah – nya, pada awalnya saya kurang eungeuh . . . maksud ajakan ini apa.

Saat akhirnya faham bahwa beliau baru saja membangun toilet super mewah khusus untuk diri dan suaminya kemudian berusaha memamerkan kepada penulis sebagai rasa syukur atas perlakuan suami yang memanjakan istrinya.

Positip saja penulis menanggapi sikap ia mempertontonkan toilet mewahnya, sejauh itu tidak mengganggu bagi fikiran saya, dan kenyataannya penulis mudah lupa juga akan hal seperti ini.

Bagi masyarakat umum di negeri ini ;
semewah apapun toilet yang akan digunakan dan kita bangun,
inti dan hakekatnya adalah hajat kita kesampaian dan kita menjadi manusia yang sehat tidak mengalami penderitaan berkepanjangan, lebih utama lagi bisa bersyukur atas kenikmatan yang Allah anugerahkan secara berlimpah terkait kelancaran bertoilet ria.


Bisnis Toilet

Dari berbagai pengalaman bertoilet ria, tentu kondisi dan kenyataan penting ini menjadi peluang bisnis bagi pemilik modal dan pebisnis disektor pelayanan masyarakat yang memang tugasnya antar daerah, akan terasa kegunaan dan pentingnya rest area, untuk transit sejenak menunaikan ibadah shalat, mandi, berwudhu, makan dan mengisi bensin bagi yang membawa kendaraan pribadi.

Sepanjang pengalaman penulis, adalah melakukan perjalanan, Bandung (Jawa - Barat), Yogyakarta (Jawa - Tengah), Besuki hingga Situbondo berakhir di Bondowoso Jawa – Timur.

Maka perjalanan kami melewati beberapa rest area, menjadi sangat berkesan mengakhiri perjalanan di Besuki sudah masuk wilayah Paiton, dimana Paiton merupakan lokasi pemasok energi listrik Jawa dan Bali, pengunjung akan sangat berasa nyaman jika beristirahat disini dengan fasilitas lengkap toilet bersih dan harum selalu.


- Toilet laki – laki khusus dan wanita khusus
Pemisah dengan satu gang yang selalu terawat dan asri.

- Ada sekitar 50 – 100 toilet, bangunan semi permanen pelayan kebersihan dengan dress code
- Berbeda kamar mandi dengan toilet, jika tujuan mandi ada beberapa kamar mandi, jika tujuan toilet berjejer dengan urutan nomor yang jelas

- Ada kamar mandi air dingin dan kamar mandi air panas, sekiranya ingin mandi mungkin kurang sehat butuh air panas di rest area ini kita bisa minta kunci kepada petugas khusus kamar mandi air panas dengan tarif saat tahun 2012 sekitar enam ribu rupiah, kemungkinannya sudah naik ya, mengingat berbagai hal.

- Properti Toilet Paiton Besuki

 Ada toilet jongkok dan ada toilet duduk
 Gayung
 Sabun mandi dan tissue
 Tempat sampah
- Mushalla dengan desain segi delapan, asri bersih nyaman bagi yang beribadah
- Pom Bensin
- Restoran
- Cafe
- Penginapan / Hotel

Jika penulis kembali menuju ke Bandung, maka rest area ini sangat sayang untuk dilewatkan, khususnya mengisi bensin dan pastinya toilet ria, pas butuh, pas ada dan pas nyaman.

Berdasarkan informasi salah seorang keluarga, konon pemiliki rest area dengan layanan toilet super bersih dan super harum adalah pengusaha lokal keturunan Arab.

Siapapun yang mau menyusul untuk membangun rest area yang super bersih dan super harum, sungguh kedepan akan sangat menjanjikan jika lokasi yang kita pilih merupakan rute hidup yang menjadi lalu lintas perkembangan ekonomi bangsa kedepan.

Referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Toilet

Salam Ahad, toilet bersih dan harum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun