Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toilet dalam Hidup kita

11 Januari 2015   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
luxury toilet (googling)

Kebingungan Ibunda tidak cukup sampai disini, esok hari ketika sudah sampai waktunya ingin membuang hajat yang kemarin tertunda, ayah mengantar ibu ke pantai masih pagi sekali dan menunjukkan tempat untuk b. a . b. itu.

“Penderitaan ini sedemikian sempurna Intan” Ibunda bicara dengan nada ingin tertawa dan menangis mengingat dan mengenang beberapa pengalaman hidup ibunda.
Bahwa kemudian ibunda penulis menyaksikan masyarakat sekitar pulau buang limbah individu di pantai berselimut kain sarung, dan kemudian dengan nada bangga plus sedikit konyol ayahanda mengatakan : “itulah wc terpanjang di dunia”.

Tentu saja jika menyimak kondisi saat ini hampir satu pekan dua atau tika kali pesawat jenis capung berpenumpang sekitar 20 orang bisa terbang menuju Pulau Selayar, sebuah pulau yang sangat indah dengan biota lautnya yang sebagian besar masih terjaga.

Jika menyusuri wilayah – wilayah negeri kita tentu banyak kisah tentang jamban dan toliet ini disamping memprihatinkan juga memilukan dan menyenangkan untuk dikenang.

Toilet Instan Hilang

Putera pertama yang kini berusia 30 tahun, saat masih balita sempat mudik ke kampung halaman ayahnya di Jawa Timur, tentu saja kami hanya sesekali berkunjung pada keluarga – keluarga dari fihak suami.

Nach saat mengunjungi salah seorang sesepuh di desa leluhur ayah anak – anak, si kecil sulung minta ijin dianter ke toilet.
Saya minta supaya suami berbicara kepada yang empunya rumah bahwa si kecil kebelet, ya kami dipersilahkan keselokan yang terletak di depan rumah, lumayan bersih dan rapih, toilet tradisional

yang terbuat dari bambu diletakkan diatas tanah antara ujung / sebrang selokan, melintang cukup kuat jika seseorang merenung jongkok disini.
Si sulung belum pernah menggunakan toilet alamiah ini mengingat sarana yang kami gunakan sebagaimana lazimnya kamar mandi umum masyarakat di perkotaan.
Lalu ia bertanya : “Bunda bagaimana caranya ?”

Penulis tunjukan dengan ringkas cara dia untuk jongkok diatas solokan tsb, yang membuat si sulung kaget : “Bunda . . . koq (maaf . .) ee aku hilang ?”

maksudnya limbah si kecil mengalir pergi sesuai aliran air disekitar solokan,
kejadian inipun tidak bisa penulis lupakan sebagaimana pengalaman
Ibunda yang sering diceritekan kepada putera – puteri dan cucunya
tentang kisah wc terpanjang di dunia.


Toilet Neraka Jahannam

Arafah, Mudzdalifah dan Mina adalah ritual puncak ibadah hajji dan dilaksanakan setiap tahun, ribuah makhluk Allah tumpah ruah ketanah suci ini.
Di Arafah bagi jamaah hajji relatif masalah toilet yang penulis rasakan tertanggulangi secara baik meskipun sering kali antri dan bermasalah.

Di Mudzdalifah dan juga Mina berasa kesulitan demi kesulitan penulis rasakan, apalagi jika yang mengalami kebelet adalah jamaah yang telah sepuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun