Hari ini pukul 16.41
kuhitung mundur waktu, dari sebuah jam mungil di pergelanganku
hadiah ulang tahun dari putriku
Hari ke-enam dalam hitunganku
ketika ku ulur waktu yang senantiasa hanya membisu, termangu
menanti sapaan rindu di pinggir hutan itu
dan kubiarkan semilir angin mempermainkan ujung kerudungku
karena desirnya mengingatkan aku akan hangatnya nafasmu
Kuhembuskan penatku yang tiada berbatas waktu
bersama untaian senandung rindu, dalam setiap ketukan ujung jariku,Â
Kunikmati bisikan semilir, bersama rasa yang takkan mungkin berakhir
Berharap tersampaikan padamu seiring berjalannya waktu, dan
kau tau, aku masih tetap menunggu
Ketipak bunga cemara jatuh menimpa
Seekor kera kecil menyicit, memerengut kejutku
yang sejak semula mengintip tanpa malu
Entah serapah apa yang diucapkannya, entahlah... aku tak tau
hanya dahan cemara yang meliuk, seakan tak berhenti, selain itu sunyi
Dan aku masih di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H