Mohon tunggu...
Antonia Rosita
Antonia Rosita Mohon Tunggu... Jurnalis - Youtube Specialist

semana mestinya sebagai makhluk hidup yang diciptakan dengan sempurna kita harus dapat selalu bersyukur menerima kenyataan sekalipun yang buruk

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kunjungan Bapa Paus Fransiskus Mengukir Kenangan Adiwarna!

9 Oktober 2024   23:14 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:40 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Iman, Persaudaraan, Belarasa” merupakan tema Kunjungan Bapa Paus Fransiskus ke Indonesia tanggal 3-6 September lalu.

Kunjungan Bapa Paus Fransiskus ke Indonesia layaknya Kunjungan Bapa kepada anaknya untuk mengingatkan mewartakan kabar suka cita.

Paus Fransiskus ialah pimpinan tertinggi di seluruh dunia bagi umat Katolik, sehingga kedatangannya di Indonesia cukup menghebohkan umat-Nya.

Begitu banyak antusias masyarakat Indonesia khususnya umat Katolik dalam menyambut kedatangan Bapa Paus Fransiskus.

Pastinya jauh-jauh hari mereka telah siapkan semuanya dengan matang.

Tepat tanggal 24 Juni 2024, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta (Komkep KAJ) mulai membuka volunteer.  

Begitu cepatnya saya mempersiapkan segala berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar.

Komkep KAJ
Komkep KAJ

Ribuan Orang Muda Katolik (OMK) tentunya juga melakukan hal yang sama. Ingin terlibat dalam pelayanan yang belum tentu dapat terulang dalam waktu yang dekat.

Formulir pendaftaran sudah berhasil dikirim dan berharap ekspetasi adiwara yang sudah tertanam di benak ini semuanya dapat terwujud. Namun, semuanya hanya ada di angan-angan saja.

Tanggal 14 Juli 2024, pengumuman telah dipublis di akun Instagram Komkep KAJ. Begitu banyaknya nama OMK yang terlampir, akan tetapi tak ada tertulis nama saya di list tersebut.

Semuanya Sudah Disiapkan oleh Sang Pencipta

Di akhir Juli sukacita telah menyapa pada diri ini. Saya bekerja di suatu media yang ingin memberikan kesempatan karyawannya khususnya beragama Katolik untuk berjumpa dengan Bapa Paus.

Saya diberi kesempatan meliput agenda Bapa Paus bertemu Scholas Occurentes di Graha Pemuda pada tanggal 4 September 2024.

Adanya informasi tersebut, saya langsung riset terkait dengan apa itu Scholas Occurentes hingga kegiatan apa yang akan dilakukan.

Selain itu, suka cita hadir dari media saya bekerja yang mana menjadi media yang diberi kepercayaan untuk memegang Tv Pool siaran guna media lain re-stream di akun masing-masing.

Sontak membuat saya terharu, ternyata keterlibatan pelayanan dalam menyambut Bapa Paus ke Indonesia bisa dari mana saja dan ternyata Sang Pencipta jauh lebih mempersiapkan saya dalam mengambil pelayanan tersebut.

Berbagai Cara Keterlibatan Dalam Pelayanan 

Tanggal 03 September 2024 merupakan tanggal yang ditunggu-tunggu oleh ribuan umat Katolik di Indonesia, bahwasanya Bapa Paus Fransiskus tiba di Tanah Air tercinta ini.

Perasaan tidak karuan sudah berdebar dalam benak ini. Sukacita telah menyambut pagi hari kala itu, akan tetapi ada perasaan panik, takut yang menyisip di dalamnya.

Perasaan takut akan adanya kesalahan dalam memegang live stream TvPool dan akun media saya bekerja membuat saya harus fokus bekerja.

Dokumentasi Teman Kerja
Dokumentasi Teman Kerja
Tepat pukul 11.29 WIB pesawat berwarna biru membawa Paus mendarat di Bandara Soetta membuat hati ini terharu akan perjalanan apostoliknya. Perasaan yang kami nanti-nantikan akhirnya dapat dirasakan.

Kedatangan Pimpinan Umat Katolik sedunia telah disambut oleh beberapa Bapa Uskup di Bandara Soetta.

Masyarakat berada di luar bandara hingga bahu jalan menuju Kedutaan Besar Vatikan tempat Bapa Paus beristirahat selama di Indonesia juga menyambut-Nya.

Liputan Kali Ini Berbeda dengan Sebelumnya

Tanggal 04 September 2024 kian di depan mata, perasaan takut pun mulai berdebar di hati.

Namun, tersisip semangat membara karna akan menyaksikan Bapa Paus Fransiskus secara nyata di Gereja Katedral Jakarta.


Pengalaman liputan untuk pertama kali cukup membuat kebingungan tak punya arah.

Jadi seorang jurnalis memang harus punya feeling yang kuat dan peka terhadap situasi. Kepekaan situasi akan menentukan hasil yang kita peroleh. 

Misalnya terkait pengambilan gambar, seorang jurnalis harus menentukan posisi berdiri yang pas agar mendapatkan momentum yang tepat.

Ketika liputan berlangsung untung saja saya langsung mendapatkan posisi yang pas untuk mengambil momen yang tepat. Karena untuk bergeser posisi berdiri rasanya sangat sulit.

Begitu banyak jurnalis berebut lokasi yang menurut mereka cocok untuk pengambilan gambar sesuai dengan alat yang mereka bawa.

Puluhan menit telah berlalu kami berdiri di depan gedung Gereja Katedral Jakarta. 

Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba menggunakan mobil cukup sederhana untuk sekelas Pimpinan Tertinggi Agama Katolik Sedunia dan Pimpinan Negara Vatikan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Begitu semangat para anak muda dan jurnalis yang hadir menyaksikan kedatangan Bapa Suci. 

Seruan yel-yel Viva Il Papa mulai diserukan oleh semua umatNya yang berada di Katedral.


Kunjungan Paus Fransiskus di Gereja Katedral yaitu bertemu para biarawan-biarawati dan pertemuan bersama Scholas Occurentes di Graha Pemuda.

Perasaan terharu bercampur dengan kesedihan, sebab saya tidak bisa meliput agenda Bapa Suci bersama Scholas Occurentes, karena tidak memiliki akses masuk.

Hal ini mengakibatkan harus memutar otak, bagaimana cara agar pulang tidak dengan tangan kosong. Akhirnya otak ini bekerja dengan cukup baik.

Saya memutuskan untuk mengambil angle berita yang lain, berbeda dengan apa yang sudah saya siapkan sebelumnya. Kemudian mulai bergegas cari pastor untuk wawancara.

Setelah dirasa materi sudah cukup untuk dibawa pulang, beristirahat sejenak menunggu Bapa Suci untuk pulang ke Kedutaan Vatikan. 

Ketika saya duduk bersantai, saya melihat seorang bruder yang saya rasa tidak asing. 

Benar ternyata beliau ialah bruder yang pernah berkarya jadi Kepala Sekolah SMP saya kala itu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saya menyapanya dan ternyata beliau masih ingat saya juga. Jadilah kami ngobrol saling tanya kabar dan berfoto bersama. 

Kemudian saya juga bertemu dengan Mgr. Robertus Rubiyatmoko, uskup dari Keuskupan Agung Semarang. 

Meskipun beliau tidak mengenal saya siapa, namun rasanya cukup senang bertemu dengan beliau.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Memaknai Imam, Persaudaraan, dan Bela Rasa

Kunjungan Bapa Paus Fransiskus bertema Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa. Hal ini tentunya seturut dengan nilai hidup yang dianut dan diajarkan oleh paus sendiri.

Dari iman yang sejati muncullah persaudaraan antar sesama. Begitu juga dengan adanya persaudaraan, maka muncullah bela rasa pada diri kita.

Agenda Bapa Paus di tanggal 05 September ialah berkunjung ke Masjid Istiqlal dan ke Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Menteng.

Kunjungan Bapa Paus ke Majid Istiqlal merupakan momentum yang berarti untuk memperkuat dialog antaragama. 


Dalam kunjungan ini tampak Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mencium kepala Paus Fransiskus.  

Sementara itu, Paus Fransiskus membalasnya dengan mencium tangan Nasaruddin Umar.

Dapat dilihat dari momentum tersebut, terdapat nilai persaudaraan yang harus kita teladani. 

Bahwa persaudaraan janganlah hanya dengan sesama yang beragama saja, melainkan dengan lintas agama kita perlu menjunjung nilai persaudaraan.

Selanjutnya, Bapa Paus berkunjung ke KWI dan sapa teman-teman penyandang disabilitas. Disinilah kita diajarkan untuk belarasa kepada sesama.


Tanggal 6 September Bapa Paus memimpin Misa Akbar di GBK. Momen inilah yang pastinya ditunggu-tunggu oleh Umat Katolik. Ribuan umat pastinya berharap dapat mengikuti ibadah bersama Bapa Paus. 

Namun, adanya keterbatasan tempat, maka tak semuanya umat Katolik dapat mengikuti di GBK.

Begitu juga dengan saya tak bisa mengikuti ibadah langsung di GBK. Namun, saya tetap merasakan sukacita yang dibawa-Nya. 

Pada waktu itu, saya memegang live stream agenda sebelum misa dimulai, jujur dalam hati pastinya masih berandai-andai mengikuti ibadah langsung.

Ketika ibadah sudah dimulai, petugas live stream sudah bergantian dengan teman yang lain. 

Namun, saya masih memperhatikan dan membantu teman-teman yang lain dalam membuat konten di YouTube.

Rasa senang bisa bantu teman-teman untuk menerjemahkan kata-kata yang mungkin asing didengar oleh mereka. 

Rasa hangat juga menyelimuti kala itu, memperhatikan teman-teman yang beda agama mau memperhatikan ibadah yang tentunya berbeda dengan yang mereka anut.

Kedatangan Bapa Paus Fransiskus di Indonesia membawa sukacita bagi umat-Nya di Indonesia. Pengalaman yang sangat mengesankan di dalam hidup saya dapat terlibat pelayanan dalam segala cara dan percaya akan rencana Tuhan yang sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun