Mohon tunggu...
Antonia Rosita
Antonia Rosita Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi Atma Jaya Yogyakarta

semana mestinya sebagai makhluk hidup yang diciptakan dengan sempurna kita harus dapat selalu bersyukur menerima kenyataan sekalipun yang buruk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gula dan Garam adalah Maut atau Sahabat Tubuh Kita?

18 Agustus 2024   14:02 Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gula dan garam memberikan cita rasa yang dapat membuat kita kecanduan mengkonsumsinya.

Suatu hari saya nongkrong dengan teman laki-laki saya. Teman saya ini salah satu dari sekian banyak manusia yang menikmati hisapan sebatang rokok. 

Tentu, sangat mengganggu pernapasan saya jika asapnya melintasi indra penciuman saya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Asap rokok telah mengganggu kenikmatan segelas red velvet dan candaan di tengah obrolan kami. Saat itu saya tegur teman dengan menunjukkan video bahaya rokok. 

Namun, video tersebut dikibasnya dengan ceramah dia bahaya konsumsi gula yang berujung diabetes, obesitas atau penyakit bahaya lainnya.


Teman saya sangat mengetahui gimana candunya saya terhadap gula. Yaps saya orang Jawa asli yang melekat dengan stigma 

Pasti suka mengkonsumsi yang manis-manis

Rasa manis bagi kami merupakan simbol kenikmatan, bahkan tidak hanya minuman saja yang kami campurkan dengan gula, namun setiap masakan pun kami beri gula juga.

Rasa manis makanan atau minuman sangat melekat di tubuhku sedari kecil. Keluarga saya jika memasak tidak bisa lepas dari sejumput gula untuk menambahkan cita rasa di masakannya. 

Bahkan saking candunya, dimasa kecil saya setiap hari tidak luput minum teh, susu, sirup atau minuman manis lainnya, karena saya belum bisa minum air mineral.

Perdebatan bahaya rokok dan konsumsi gula berlebihan membuat saya mulai berpikir untuk hidup lebih sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun