Mohon tunggu...
Antonia Rosita
Antonia Rosita Mohon Tunggu... Jurnalis - Youtube Specialist

semana mestinya sebagai makhluk hidup yang diciptakan dengan sempurna kita harus dapat selalu bersyukur menerima kenyataan sekalipun yang buruk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Penerapan Prinsip Basic pada Suaramerdeka.com

8 November 2021   12:52 Diperbarui: 8 November 2021   13:40 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Twitter/suaramerdeka.com 

Suaramerdeka.com belum sepenuhnya menerapkan prinsip BASIC jurnalisme multimedia.

Suaramerdeka.com merupakan salah satu perusahaan dari Suara Merdeka Network dibidang pelaporan berita secara daring yang beralamat www.suaramerdeka.com.

Jurnalisme multimedia yang baik sebaiknya menerapkan prinsip BASIC agar banyak dilirik oleh audiens.

Kira-kira suaramerdeka.com sudah menerapkan prinsip tersebut belum yaa??? Yuk simak artikel ini sampai selesai.

Prinsip BASIC Jurnalisme Multimedia

Sumber : viral-history.com
Sumber : viral-history.com
Paul Bradshaw (dalam Widodo. 2020) telah merumuskan beberapa prinsip di bidang jurnalisme multimedia, yang kini disingkat menjadi BASIC.

BASIC meliputi, Brevity, Adaptation, Scanability, Interactivity, dan Community and Conversation. Yuk kita lihat bagaimana penerapannya di suaramerdeka.com

Brevity

Brevity atau ringkas pada dasarnya prinsip ini mengacu pada bentuk artikel yang disajikan. 

Artikel yang singkat, padat, dan jelas tentu menjadi pilihan audiens untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Dalam buku Jurnalisme Multimedia  (Widodo. 2020) dijelaskan bahwa audiens dalam membaca informasi di situs web 25% lebih lambat dibandingkan dengan media cetak.

Artikel pendek yang disajikan di situs web cenderung menjadi pilihan audiens dalam mencaari informasi. 

Hal ini disebabkan, audiens mengalami kesulitan jika membaca artikel panjang di layar monitor (Widodo. 2020).

Artikel yang pendek biasanya ditulis dalam 500 kata. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan kita menulis lebih dari 500 kata.

Menulis artikel dengan lebih 500 kata, maka perlunya dibagi menjadi beberapa bagian yang mana masing-masingnya memiliki fokus tertentu.

Paragraf dalam artikel pendek juga perlu diperhatikan, usahakan menggunakan paragraf yang pendek, namun bisa menyampaikan pemahaman yang lengkap.

Terlebih dari teks, jika ingin menyampaikan informasi berupa audio maupun video pun juga harus menggunakan durasi yang pendek juga.

Sumber : suaramerdeka.com
Sumber : suaramerdeka.com

Dilihat dari beberapa artikel yang diunggah di situs web suaramerdeka.com, para jurnalisnya menulis dengan kurang dari 500 kata. 

Para jurnalis suaramerdeka.com menulis artikel secara singkat, padat, dan jelas. Hal ini dapat mempermudah para audiens mendapatkan informasi dengan durasi waktu yang cukup pendek.


Sebagian besar informasi yang dikemas dalam bentuk video yang ditayangkan di akun media sosial suaramerdeka.com juga disajikan dengan durasi yang cukup singkat yaitu kurang dari 3 menit saja.

Adaptability 

Di era media baru, teknologi sudah berkembang, jurnalis yang hanya bisa menulis atau merekam video atau yang hanya bisa menfoto, hal ini sudah tidak zamannya lagi.

Kini jurnalis alangkah baiknya memiliki skill dalam memenuhi beberapa elemen di bawah ini:

  1. (Hyper) Teks
  2. Audio
  3. Video
  4. Foto
  5. Tayangan slide audio
  6. Animasi
  7. Flash interaktivitas
  8. Elemen yang digerakkan oleh basis data
  9. Blog
  10. Microblogging/ Teks
  11. Elemen komunias
  12. Live chats
  13. Pemetaan
  14. Mashup

Jika jurnalis tidak memiliki kemampuan untuk menguasai 14 elemen di atas, maka perlunya pemikiran ide untuk memanfaatkan 14 elemen tersebut.

Mari kita lihat salah satu artikel suaramerdeka.com yang berjudul, SumilakPedhut Wirata Jadi Tema Menarik dalam Pagelaran Wayang Kulit Pepadi Kota Semarang.

Sumber : suaramerdeka.com
Sumber : suaramerdeka.com

Dalam artikel tersebut menyampaikan informasi dengan menggunakan teks, foto, hyperlink saja, tidak ada media lainnya yang membantu dalam menyampaikan informasi.

Dalam mengunggah artikel di situs web, perlunya tag untuk mempermudah audiens dalam mencari artikel yang sudah kita unggah.

 

Masih menggunakan artikel suaramerdeka.com di atas, bahwa artikel tersebut juga menggunakan beberapa tag seperti, Kota Semarang, wayang kulit, Anang Budi Utomo, dan PEPADI.

Dengan adanya empat tag yang dibuatnya tersbut, akan mempermudah audiens dalam mencari berita terkait dengan pagelaran wayang kulit pepadi yang diselenggarakan di Kota Semarang.

Selain itu, informasi masa kini juga perlu diadaptasi, seperti contohnya pada artikel tersebut, bahwa artikel tersebut sudah menyampaikan informasi dengan data terstruktur.

Data terstruktur dalam artikel tersebut seperti, menyampaikan peristiwa apa, dimana, kapan, tema, siapa yang menjadi dalang dalam pagelaran wayang kulit tersebut, siapa saja yang hadir, hingga bagaimana pagelaran tersebut tetap berjalan dengan prokes.

Scannability

Dalam buku Jurnalisme Multimedia (Widodo. 2020) menjelaskan bahwa terdapat 79% pengguna web memindai halaman. 

Memindai halaman disini artinya bahwa mereka mencari judul, sub judul, tautan, atau apapin yang dapat membantu mereka dalam mencari informasi.

Mari kita lihat melalui artikel yang berjudul, "Ini Wisata Hutan Mangrove di Papua, nggak Kalah Apik dengan Raja Ampat" apakah suaramerdeka.com memenuhi prinsip scannability???

Sumber : suaramerdeka.com
Sumber : suaramerdeka.com

Dalam meningkatkan kemampuan memindai halaman web, maka dibutuhkan beberapa teknik seperti:

a. Judul

Penulisan judul artikel harus jelas, fungsional, dan tidak ambigu. Alangkah baiknya dalam penulisan judul terdapat kata kunci agar dapat meningkatkan peringkat mesin pencari.

Judul artikel di atas menurut penulis sudah ada kata kunci seperti "wisata hutan mangrove", namun judul tersebut dapat memicu adanya ambigu, jika audiens membancanya tidak cermat.

Ambigu tersebut terdapat pada kalimat "nggak  Kalah Apik dengan Raja Ampat" yang mana jika audiens terburu-buru dalam membaca, nantinya akan mendapatkan informasi yang salah.

Yang seharusnya menyampaikan infromasi bahwa wisata hutan magrove di Papua tidak kalah apik dengan Raja Ampat bisa menjadi kebalikannya yaitu, menjadi kalah apik dengan Raja Ampat.

b. Intro sebagai ringkasan

Intro dalam sebuah artikel sangatlah berguna bagi audiens dalam membantu menentukan apakah dirinya akan melanjutkan membaca artikel yang sudah dipilih atau justru meninggalkannya.

Karena intro tersebut nantinya akan tampil juga pada tautan dalam hasil pencarian, dan membantu audiens apakah artikel ini relevan dengan dirinya dan apakah layak dibaca.

Suaramerdeka.com dengan judul di atas telah memenuhi prinsip ini, karena terdapat intro sebagai berikut:

Papua, pulau yang berada di sisi timur Indonesia ini memang telah dikenal banyak menyajikan panorama alam yang masih asri. 

Intro ini dapat membantu audiens yang sedang mencari informasi terkait dengan panorama alam, khusunya di Papua untuk mengambil keputusan tetap stay pada artikel tersebut. 

c. Subjudul

Subjudul digunakan untuk mengindikasikan konten yang akan muncul menjadi entry point bagi audiens untuk masuk ke teks.

Dari artikel dengan judul di atas dan beberapa artikel yang termuat di situs suaramerdeka.com, penulis belum menemukan adanya subjudul di dalam artikelnya.

Hal ini dimungkinkan karena artikel suaramerdeka.com memiliki jumlah kata yang singkat-singkat kurang dari 500 kata.

d. Bullet list

Elemen ini dapat memberikan daya tarik pada sebuah artikel, dilihat dari beberapa artikel suaramerdeka.com, para jurnalis jarang menggunakan bullet list.

Hal ini mungkin dikarenakan isi dari artikel tersebut sudah singkat, karena fungsi dari bulletlist ini jugauntuk memperlihatkan artikel kita tidak terlalu padat.

e. Kutipan Indentasi

Suaramerdeka.com juga telah menggunakan kutipan langsung dalam menulis artikel. Contohnya bisa kalian klik pada artikel ini

f. Kata-kata tebal atau disorot

Dalam sebuah artikel, jika terdapat teks yang ingin ditekankan, sebaiknya ditebalkan jangan digaris bawahi.  

Penulis belum bisa menentukan apakah suaramerdeka.com sudah menerapkan prinsip ini atau belum. 

Karena dilihat dari beberapa artikel yang disajikan, belum ada kata yang ditebalkan maupun digarisbawahi.

Interactivity

Kini pembaca di era media baru sudah tidak lagi menjadi pembaca pasif, melainkan menjadi pembaca yang aktif. Terdapat dua dimensi ruang dan waktu, input dan output.

Ruang dan waktu, audiens suaramerdeka.com dapat menikamti konten yang disajikan kapan pun mereka ingin menikmatinya. 

Selain itu, audiens juga tidak hanya menikmati di situs webnya saja, melainkan mereka juga dapat menikmati di platform lainnya seperti akun media sosial suaramerdeka.com.

Input dan output, di era media baru, seharusnya dapat melibatkan audiens dalam memberikan kritikan atau komentar terkait dengan konten yang disajikan untuk evaluasi konten selanjutnya.

Namun, pada halaman web suaramerdeka.com, belum terdapat kolom komentar untuk mengkritisi artikel yang sudah disajikan.

 Community and Conversation

Prinsip terakhir ini begitu penting untuk mendukung artikel-artikel kedepannya.

Dalam dunia jurnalisme ddibutuhkan komunitas besar dalam mendukung setiap kegiatannya.

Hal ini karena, sebuah komuntas dapat membantu jurnalis dalam mengumpulkan, menyaring suatu berita.

Komunitas ini biasanya terbentuk karena adanya kolom komentar pada setiap artikel yang disajikannya, karena dalam kolom komentar tersebut mereka dapat berdiskusi bersama dan pada akhirnya membentuk sebuah komunitas.

Dilihat dari halaman web suaramerdeka.com, situs web tersebut belum menyediakan kolom komentar disetiap artikel yang disajikannya.

Hanya melalui media sosial saja para pengguna dapat berdiskusi terkait dengan artikel yang diproduksi suaramerdeka.com seperti melalui instagram, facebook, maupun youtube.

Sehingga kemungkinan kecil, suaramerdeka.com ini dapat melahirkan sebuah komunitas yang dapat membantu jurnalis dalam mengumpulkan berita.


Suaramerdeka.com merupakan platform berita yang belum memaksimalkan dalam penerapan prinsip BASIC Jurnalisme Multimedia, karena terdapat beberapa prinsip yang belum terlakasana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun