Mohon tunggu...
Rosita FebriyantiC
Rosita FebriyantiC Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello, i hope this is useful for u

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bangga Menjadi Perawat Laki-laki

18 Desember 2021   21:25 Diperbarui: 18 Desember 2021   21:33 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain motivasi tersebut, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan laki-laki memiliki profesi sebagai perawat digambarkan melalui diagram dibawah ini.

Keuntungan laki-laki memilih sebagai profesi keperawatan

            Penelitian mengatakan bahwa laki-laki memiliki keuntungan yang cukup besar ketika memilih profesi sebagai perawat, termasuk upah yang berbeda (Budig, 2002). Hal ini, berkaitan dengan sifat maskulin laki-laki sehingga memiliki upah yang lebih tinggi (Snyder & Green, 2008). Selain itu, laki-laki mendapat manfaat lain di tempat kerja, seperti terlindung dari beberapa tuntutan emosional menyusui atau mengalami peningkatan kepuasan kerja saat mereka terlibat dalam kerja emosional (Cottingham et al., 2015). Studi lain juga mengatakan bahwa keuntungan perawat laki-laki dalam interaksi pasien dan rekan kerja ketika dianggap kompeten dan diberikan rasa hormat serta otoritas lebih mudah daripada rekan wanita (Cottingham, Johnson, & Erickson, 2018).

            Perawat laki-laki cenderung lebih dibutuhkan pihak rumah sakit daripada perawat perempuan. Hal ini dikarenakan perawat laki-laki cenderung lebih mampu menghadapi burnout. Dengan demikian, perawat laki-laki memiliki peluang lebih untuk bekerja di rumah sakit dibandingkan perawat perempuan. Selain itu, perawat laki-laki memiliki peluang kerja di luar negeri. Misalnya negara-negara Timur dan Barat. Laki-laki lulusan pendidikan keperawatan Indonesia dan menekuni disiplin ilmu keperawatan dapat membantu perkembangan profesi keperawatan. Melalui pengurus organisasi profesi, menjadi pendiri pendidikan Keperawatan, dan banyak yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Penutup

            Gender bukanlah sebuah masalah untuk memilih sebuah profesi termasuk keperawatan. Semua memiliki peluang untuk menjadi perawat yang kompeten. Apabila melihat negara lain, mereka sudah memiliki revolusi sosial mengenai gender. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat mulai menyetarakan gender dalam sebuah profesi, baik profesi keperawatan maupun profesi lainnya. Tidak harus perempuan yang menjadi perawat, dokter, dokter gigi, atau apoteker. Selain itu, laki-laki juga memiliki peluang dan prospek kerja yang bagus dalam disiplin ilmu keperawatan. Oleh karena itu, diharapkan laki-laki berani dan bangga untuk menjadi perawat.

Referensi:

Achora, S. (2016). Conflicting image: Experience of male nurses in a Uganda's hospital. International Journal of Africa Nursing Sciences, 24-28.

Appiah, S., Appiah, E. O., & Lamptey, V. N. (2021). Experiences and Motivations of Male Nurses in a Tertiary Hospital in Ghana. SAGE Open Nursing Volume 7, 1-11.

Chen, Y., Zhang, Y., & Jin, R. (2020). Professional Identity of Male Nursing Students in 3-Year Colleges and Junior Male Nurses in China. American Journal of Men's Health, 1-10.

Cottingham, M. D. (2018). The missing and needed male nurse: Discursive hybridization in professional nursing texts. Amsterdam: WILEY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun