Life Was Go On
Kita tidak hidup dimasa lalu, meski sempat mengira tidak akan bisa melukapan satu sama lain. Tapi pada akhirnya, kita bisa sampai pada titik untuk melanjutkan hidup kita masing-masing.
Mengingat romansa hidup merupakan cerita paling menarik, ketika dua orang asing bertemu dan terikan secara batin, kemudian harus kembali melepaskan karena memang tidak berjodoh, atau bahkan yang sudah happy ending juga tetap harus merela untuk melepaskan karena salah satunya harus menjemput kematian.
Hidup mengajarkan kita untuk tidak hanya mensyukuri momen indah tapu juga momen sedih yang membuat kita belajar dan menjadi lebih dewasa dari waktu ke waktu. Kita jadi lebih dewasa, meski sering kali tetapi merasa bahwa hidup orang lain lebih sempurna dari hidup yang kita jalankan. Ini mungkin jadi pernyataan yang paling valid, bukankah kita sering merasa bahwa hidup orang lain sangat menyenangkan sedangkan hidup kita tidak?
Hahaha, itu hanya karena kita tidak benar-benar tau apa yang terjadi di hidup mereka sebenarnya. Kurang lebih mereka itu sama seperti dirimu sendiri, saat orang kaya sekalipun tidak berarti bahwa hidup mereka sudah lengkap. Selalu ada pazel yang hilangm itu perlu dicari atau bahkan hanya perlu disadari bahwa tidak ada pazel yang sempurna.
Tapi begitulah hidup, suka dukanya membuat kita bisa belajar sesuatu. Mana kala hidup tidak perlu dianggap terlalu serius sebab luka-luka yang hadir hari ini bisa jadi bukan satu-satunya. Tapi, hanyalah salah satu dari tantangan hidup yang akan selalu kita temui dimasa yang akan datang. Begitu pula dengan kebahagian, bisa saja ia akan datang semakin mendekat tatkala kamu tidak buru-buru untuk memutuskan menyerah. Semua ada waktunya sobat.
Sepertinya jawaban dari tulisan ini, ingin mengatakan bahwa bagaimana kita berlaku dalam hidup itu adalah seperti berada diantara pilihan YA dan TIDAK. Kita benar-benar memilih salah satunya dengan bergantian sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Tidak adalah pilihanyang permanen, sebab hidup tidak bisa kamu jalankan hanya dengan idealisme, tapi perlu sesuatu yang realisti. Itu seperti berada dalam pilihan YA dan TIDAK. Tidak ada yang salah dengan kamu yang harus memilih diantara itu karena memang begitulah hidup ini bekerja.
Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri kawan! dalam keterpurukan sekalipun kamu tetap bisa menemukan setitik cahaya yang bisa menuntunmu mengambil jalan berikutnya. Pertanyaan sederhananya adalah, apa kamu bisa menyedarinya atau tidak?
Jalanilah kehidupanmu dengan baik, karena sesuatu yang ditakdirkan menjadi milikmu tidak akan pernah lari, tapi jika ia lari maka dia bukanlah takdirmu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H