Mohon tunggu...
Ni Luh Rosita Dewi
Ni Luh Rosita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Political Analys - Youth Activis

Youth Empowerment

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ambisi Semu dan Mencari Realitas Diri di Usia 20-an

10 Juli 2023   21:06 Diperbarui: 15 Juli 2023   10:00 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa usia 20an akan sangat menentukan bagaimana nasib kita di umur 30an. Pernyataan tersebut seolah menyatakan bahwa di usia 20an lah kita akan mengalami banyak hal atau malah sebaliknya kita memilih untuk melewatkan masa itu tanpa menghabiskan pengembaraan dan belajar dari sana.

Usia 20an juga sering kali selalu dikaitkan dengan quarter life crisis, fase krisis di seperempat umur manusia. Kondisi ini merujuk pada keadaan emosional orang berusia 18 hingga 30 tahun yang dipenuhi dengan kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup. 

Bila tak salah menyimpulkan, bisa dikatakan pada usia 20an lah seluruh beban hidup akan terasa sangat berat. Jika bahagia akan sangat bahagia, sebaliknya jika kita sedih dan terpuruk terlalu lama maka kita akan jatuh dan kesulitan untuk pulih.

Ini seperti kisah seorang anak yang selama masa kecil hingga remajanya telah menghabiskan limit maksimal dari perjuangan hidupnya. Ia mengejar angka, prestasi, dan pencapaian lainnya dalam satu waktu. Pertanyaanya, kenapa dia melakukan itu?

Umumnya hal itu terjadi, lantaran sang anak menginginkan atensi dan apresiasi. Mendorong diri untuk memenuhi ambisi semu. 

Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang kita inginkan dan yang kita butuhkan. Bahkan pasca meraihnya sekalipun kebanyakan dari mereka yang belajar memahami realitas diri dan dunia akan sangat kesulitan. 

Usia 20an memang mengisyaratkan bahwa para remaja yang akan menjadi dewasa akan mengalami masa kebingungan yang harus dia pecahkan sendiri. 

Realitas diri di usia 20an begitu rumit, kepala menusia dipenuhi kekhawatiran tentang masa depan. Di satu sisi ia lantas di dewasakan oleh keadaan dan akhirnya memahami realitas kehidupan serta spiritualitas diri yang harus diasah seiring bertambahnya usia.

Jika kamu sedang kebingungan akan arah dan tujuan hidup, maka segeralah ambil waktu dan duduk santai sejenak pikirkan apa yang kamu bayangkan terhadap dirimu dan masa depan yang ingin kamu raih.

Setelah menemukannya, mulailah aktualisasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah berikutnya adalah aksi cobalah melakukan usaha terbaik untuk mencapainya. Bahkan jika akhirnya harus gagal sekalipun, itu bukanlah pencapaian yang buruk sebab kamu telah berupaya terbaik. Kamu hanya perlu mengevaluasinya kembali dan mencoba ramuan solusi lain untuk mengatasi kesalahan dipercobaan pertama.

Sedangkan untuk kamu yang sedang kehilangan semangat dan merasa hampa serta kekosongan di usia 20an, pahamilah bahwa dirimu sedang didewasakan secara spiritual.

Memahami realitas diri dan bagaimana realitas semesta bekerja adalah pelajaran tersulit. Ada kalanya kamu membenci hidupmu, dan menginginkan kehidupan orang lain. Tetapi ada kalanya juga kamu menyadari kamu amat beruntung setelah melihat kehidupan orang lain yang tidak lebih baik darimu namun dia menjalani proses hidupnya dengan semangat mati-matian.

Ada rasa malu yang tumbuh mengiri kesadaran pemahaman kita terhadap cara kita memandang kehidupan. Kita mulai menyadari bahwa, kelahiran diri manusia adalah bagian dari kesempatan yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya untik menjalankan proses dan takdir kehidupan. 

Manusia akhirnya selalu terikat dengan masa lalu dan bagaimana karma yang dialakukan dikehidupan saat ini akan menentukan bagaimana kelahirannya dimasa depan.

Begitulah kompleksitas usia 20an yang juga sangat sulit dituliskan dalam sebuah artikel. Ini seperti harus menjelaskan dengan baik sebuah buku pengembangan diri secara utuh hanya dengan satu tulisan artikel.

Pada akhirnya, kita akan benar-benar tahu saat kita mengalami fase quarter life crisis di usia 20an tersebut. Maka bersiaplah dengan baik, pastikan kamu tidak menyerah jika sudah dalam prosesnya nanti. Dan belajarlah bersyukur saat akhirnya kamu berhasil keluar dari pusaran ketakutan, kekhawatiran dan pertanyaan-pertanyaan tentang realitas dirimu dan kehidupan di usia 20an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun