Mohon tunggu...
Jenderal Mahasiswa
Jenderal Mahasiswa Mohon Tunggu... Administrasi - Portal Mahasiswa Lampung

Berandanya Mahasiswa Lampung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

#KalianPunyaPotensi

11 Januari 2016   00:26 Diperbarui: 11 Januari 2016   00:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Qalbu Mayyit (Hati yang mati)
Hati yang mati tak ubahnya seperti jasad yang mati. Kendati dicubit, dipukul, digorok, di tusuk, tidak akan terasa karena sudah mati. Ciri utama hati mati ini adalah penolakan kebenaran dan ayat-ayat Allah serta berlaku zhalim terhadap diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya.

“Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?

Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (QS. Al-Kahfi: 57 "Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah: 7)
Oleh karena itu orang yang memiliki hati seperti ini tidak mengenal Tuhan dan hakikat dari ma’rifatullah. Karena hawa nafsu sudah menjadi masinisnya, ia hanya duduk di gerbong VIP yang mewah tanpa mempedulikan dibawa ke mana oleh si masinis tersebut.

Qalbu Shahih (Hati yang sehat)
Hati yang sehat sama halnya dengan tubuh dan akal yang sehat. Ia akan berfungsi dengan optimal tanpa ada gangguan yang berarti. Di antara cirri orang yang hatinya sehat adalah hidupnya diselimuti mahabbah dan tawakal kepada Allah. Dengan begitu, ia tidak akan berlebihan dalam mencintai makhluk. Ia bisa menempatkan cinta pada porsinya. Dan ia bersikap adil terhadap cintanya. Dan begitu pula ketika ia membenci sesuatu ia berlandaskan pada kebencian sesuatu tersebut karena Allah.
Hati yang semakin bersih hidup akan selalu diselimuti rasa syukur terhadap semua kondisi. Walaupun bertubi-tubi bencana, musibah, dan rintangan menghadang dirinya, ia tetap tsabat (teguh) akan prinsipnya dijalan Allah. Tak sedikitpun keinginan untuk jauh dari jalan tersebut.

Teringat dengan nasyid “Jagalah Hati” yang populer beberapa tahun yang lalu.
Bila hati kian bersih, pikiran pun akan jernih, semangat hidup nan gigih, prestasi mudah diraih, tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaq kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap senang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang, tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terimpit, lahir batin terasa sakit.

Sungguh luar biasa ketika hati bersih kan! Semuanya jadi enak dan lapang, sakinah terasa dekat, rahmah berlimpah didapat, rezeki insya Allah datang tanpa terduga-duga.
Ingat, potensi dalam diri ini adalah amanah yang harus dijaga dan dikembangbiakkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Pintalah kepada Allah. Dialah yang telah memberikan potensi itu. Pintalah agar potensi-potensi itu dapat dioptimalkan dengan semaksimal mungkin agar tak menyesal di dunia dan tentu saja di akhirat.

Wallahu’alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun