Mohon tunggu...
Jenderal Mahasiswa
Jenderal Mahasiswa Mohon Tunggu... Administrasi - Portal Mahasiswa Lampung

Berandanya Mahasiswa Lampung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

#KalianPunyaPotensi

11 Januari 2016   00:26 Diperbarui: 11 Januari 2016   00:47 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, intinya adalah potensi fisik haruslah ditempatkan sesuai dengan kepentingan syar’i bukan untuk duniawi. Dan potensi fisik ternyata tidak identik dengan kemuliaan seseorang.

Kedua, Potensi akal. Akal adalah potensi yang begitu istimewa. Dan akal ini hanya terdapat pada seorang makhluk saja, yaitu insan bernama manusia. Itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang, tumbuhan, setan, jin, dan malaikat sekalipun. Akal yang diberikan oleh Allah untuk kita seharusnya dimanfaatkan dengan baik dengan memikirkan ayat-ayat kauliyah (tersurat) dan ayat-ayat kauniyah (tersirat). Sehingga tercipta suatu letupan-letupan karya karenanya. Tapi realita yang terjadi tak seindah tujuan awal. Banyak dari manusia menggunakan akalnya untuk mencuri, membunuh, bersilat lidah di pengadilan, memikirkan cara-cara untuk menyingkirkan seorang yang dianggap musuhnya. Dalam benaknya hanya kejahatan, kedengkian, dan keirian terus-menerus. Sehingga menyebabkan orang seperti ini dikatakan sebagai orang yang kerdil. Sungguh apabila akal digunakan dengan baik pada tiap-tiap manusia rasa sakinah akan memayungi bumi dari kerusakannya.


Sebenarnya banyak orang pintar dan cerdas di dunia ini, jangankan di dunia, di Indonesia saja bertaburan orang-orang pintar. Mereka lulus dengan predikat cum laude juga banyak. Pemenang-pemenang olimpiade sains dan matematika bertaburan di Indonesia. Tapi kenapa negeri justru terpuruk akan moralnya. Korupsi merajalela di berbagai sektor. Korupsi yang dilakukan pun tidak tanggung-tanggung berkisar ratusan juta hingga triliunan rupiah. Kalau kita bisa telaah tidak mungkinlah orang bodoh melakukan itu. Kalau menurut saya orang bodoh palingan bermain di kisaran jutaan rupiah saja. Pastilah ia orang yang pintar mencari alasan atau pintar melobi pihak ketiga dan pintar mengkalkulasi kecurangan, dan lain sebagainya. Dan pula seorang anak yang pintar justru berani melawan orang tuanya yang secara pendidikan jauh di bawahnya. Ia berani menipu orang tuanya dengan alasan untuk duit kursus namun digunakan untuk hura-hura bersama teman-temannya. Na’udzubillah.

Sehingga semakin jelaslah akal yang pintar dan cerdas tidak identik dengan kemuliaan seseorang.

Dari kedua potensi yang disebutkan di atas yaitu potensi fisik dan potensi akal tidak identik dengan kemuliaan seseorang. Tak berlaku hokum, semakin bagus fisik seseorang dan semakin pintar seseorang maka mendapatkan kemuliaan. Dan sebaliknya. Tak akan berlaku hokum seperti itu. Walaupun di dunia ia merasa angkuh, merasa paling besar, merasa hebat, merasa kuat, tapi tidak nanti ketika di akhirat. Dan perlu diingat juga bahwa fisik itu lama-kelamaan akan kendor, keriput, tak tampak bagus lagi dilihat. Begitu juga akal yang pintar akan hilang dengan semakin menuanya seseorang, kualitas berpikirnya lama-kelamaan akan terkikis. Seperti itulah. Janganlah bersandar kepada kedua potensi tersebut kecuali digunakan dengan syar’i sesuai tuntunan al-Qur’an dan as Sunnah.

Terus… potensi yang terakhir adalah potensi yang semua manusia memilikinya dan mampu untuk diarahkan.

Tergantung dari manusia itu sendiri. Apabila ia baik maka seluruh anggota tubuhnya dan amalnya akan baik dan apabila ia buruk maka keburukan pula yang akan terjadi. Potensi tersebut adalah qalbu (hati).

Aa Gym mengatakan bahwa ada 3 kategori hati

Qalbu Maridh (Hati yang sakit)
Ciri-ciri orang memiliki hati yang sakit, tak ubahnya seperti gelam kusam yang berisikan air keruh. Jangankan sebutir debu yang mencemarinya, paku payung, jarum, silet atau patahan cutter sekalipun yang masuk, tidak akan terlihat.

Orang yang menderita qalbun maridh akan sulit menilai secara jujur apa pun yang Nampak di depannya. Ia terkena virus megaloman.

Intinya adalah dalam qalbun maridh ini terdapat dua sisi yang beriringan. Sisi kecintaan kepada Allah dan keimanan dan juga sisi rasa cinta terhadap hawa nafsu, mementingkan kehidupan dunia, ketamakan terhadap kesenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun