Mohon tunggu...
Rosika Pertiwi Hermansyah
Rosika Pertiwi Hermansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Situs Mengalitikum Gunung Padang Sebagai Ecomuseum

20 Desember 2021   13:10 Diperbarui: 20 Desember 2021   13:17 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.trussty.com

Di situs ini juga telah ditemukan koin dengan ukiran yang disebut dengan Koin Amulet Gunung Padang. Selain itu, ditemukan pula sebuah batu yang memiliki bentuk unik di lorong dengan kedalaman 12 meter, batu yang dapat diputar-putar tersebut kemudian dikenal dengan "The Rolling Stone". Artefak lain yang ditemukan adalah "Batu Piramid Tiga Sisi" yang menyerupai struktur Piramida Nusantara.

Situs Megalitik Gunung Padang ini sudah dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Mereka menganggap bahwa kawasan tersebut menjadi sebuah tempat Prabu Siliwangi, seorang Raja di Tatar Pasundan, yang berusaha membangun istana dalam waktu semalam. Situs tersebut diperkirakan pada tahun 2000 SM menjadi tempat upacara pemujaan bagi masyarakat yang bermukim disekitarnya. 

Hal ini terlihat dari banyaknya penemuan perkakas tembikar sebagai tempat untuk menaruh sesajian. Di dekat pintu masuk kawasan Gunung Padang juga terdapat sebuah sumur yang dikenal dengan "Sumur Kahuripan". Hingga saat ini masyarakat setempat percaya bahwa keberadaan air di sumur tersebut tidak akan pernah surut meski dalam kondisi musim kemarau.

Konsep yang dapat dikembangkan dari Situs Megalith Gunung Padang untuk ecomuseum ini yaitu melakukan pengelolaan dan pelestarian terhadap artefak-artefak, susunan bebatuan, bangunan punden berundak, serta berbagai saran prasarana penunjang lainnya. Konsep ini melibatkan peran penting masyarakat atau stakholder dalam melakukan pengelolaan dan pelestarian cagar budaya nasional tersebut. 

Situs Megalith Gunung Padang sebagai pusat pengembangan pengetahuan dan tujuan wisata yang memiliki ciri tersendiri, yakni merupakan kumpulan punden berundak yang mencerminkan tradisi megalitikum. 

Mengharuskan adanya pembinaan terhadap tour guide atau pemandu wisata yang lebih menekankan pada wawasan dan pengetahuan secara lebih mendalam mengenai situs berdasarkan temuan-temuan ilmiah maupun mitos budaya yang muncul dari kalangan masyarakat setempat. Hal tersebut dimaksudkan agar informasi yang bersifat pengetahuan ilmiah dan budaya tidak tercampur aduk.

Letaknya yang diapit oleh lembah dan bukit, tempat ini menyuguhkan panorama alam yang sangat menakjubkan. Sehingga di puncak bukit atau di teras teratas Situs Mengalit Gunung Padang ini terdapat menara pandang yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati keindahan bentang alam di kawasan tersebut. 

Di tempat ini juga sudah disediakan akses anak tangga yang terbuat dari susunan batu dengan jumlah ratusan untuk menuju puncak dari gunung. Sementara fasilitas lain di kaki bukit yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, diantaranya terdapat warung dan tempat makan, area parkir yang cukup luas yang dapat menampung mobil dan bus, serta tersedia toilet dan mushola sebagai fasilitas penunjang. Lebih dari 10 rumah penduduk di dekat kawasan Gunung Padang juga dapat difungsikan atau disewakan sebagai tempat tinggal (homestay).

Guna menuju Situs Megalitik Gunung Padang, dapat menempuh perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam atau sekitar 45 km dari pusat kota Cianjur. 

Dari Kota Cianjur, pengunjung dapat mengambil arah menuju Jalan Raya Cianjur-Sukabumi, dimana pengunjung dapat memilih dua rute menuju Gunung Padang, yakni jalur Pal Dua dan Tegal Sereh. Sementara untuk moda transportasi umum, kawasan tersebut dapat ditempuh menggunakan angkutan umum dengan turun di Cipanggulan dan menyambung lagi untuk bisa sampai ke lokasi. 

Apabila menggunakan kereta api Cianjur-Sukabumi atau sebaliknya, pengunjung harus turun di Stasiun Lampegan dan harus melanjutkan perjalanan sejauh 7 km menggunakan ojek. Perjalanan ke Situs Gunung Padang ini pun dianggap curam mengingat menuju lokasi akan ditemui jalur yang naik turun. Akan tetapi pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan dapat memanjakan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun