Selain pembiasaan gemar membaca di pendidikan formal sekolah, Singapura juga memiliki berbagai program literasi di perpustakaan dan pusat komunitas. Perpustakaan adalah tempat yang sangat penting dalam membangun budaya literasi di masyarakat. Pemerintah Singapura memberikan kemudahan akses masyarakat terhadap perpustakaan, dan mendukung program baca keluarga, di mana orang tua diajarkan untuk membacakan buku kepada anak-anak mereka sejak usia dini.
Selain adanya budaya gemar membaca, keberhasilan pendidikan di Singapura juga dipengaruhi oleh adanya prinsip 'Kiasu' pada masyarakatnya. 'Kiasu' memiliki makna takut kalah. Orang-orang Singapura cenderung menginginkan sesuatu yang pertama dalam segala hal. Artinya mereka ingin menjadi orang-orang yang terbaik dari yang terbaik [10]. Prinsip ini bahkan sudah ditanamkan pada anak-anak semenjak kecil oleh orangtua mereka. Prinsip hidup inilah yang membuat masyarakat Singapura selalu hidup dalam kompetisi, untuk bisa menjadi terbaik di antara yang lain. Demi mengejar posisi yang terbaik dalam kemampuan inilah yang membuat sebagian besar orang tua di Singapura mendorong anak-anaknya untuk mendapatkan tambahan jam belajar dan keterampilan di luar sekolah sesuai minat dan bakatnya.
Tantangan
Di balik keberhasilan sistem pendidikan di Singapura bukan berarti tidak ada tantangan dan kendala. Salah satu tantangan yang muncul adalah ancaman pada kesehatan mental para siswa. Dengan tuntutan suasana kompetisi yang ketat karena prinsip 'Kiasu', menyebabkan siswa rentan mengalami kondisi stres dan depresi. Selain itu jam belajar yang cukup padat di sekolah, dan masih ditambah kegiatan tambahan di luar sekolah berdampak pada kurangnya waktu bermain bagi anak.Â
Ini adalah beberapa tantangan yang perlu diperhatikan pemerintah Singapura dalam menentukan strategi pendidikan yang lebih baik. Meskipun demikian, untuk mengatasi ancaman kesehatan mental siswa, beberapa sekolah telah menyediakan layanan konseling khusus yang  melibatkan para ahli psikologi.
Berkaca dari strategi pemerintah Singapura dalam memajukan sistem pendidikannya, sudah seharusnya pemerintah Indonesia juga melakukan evaluasi dan segera menyusun langkah strategis. Beberapa masalah klasik yang menjadi penghambat pendidikan di Indonesia di antaranya adalah isu kualitas SDM guru, yang mayoritas masih dianggap belum memahami dan belum menerapkan pendekatan pedagogik secara tepat bagi anak didiknya [11]. Tidak hanya itu, rendahnya kualitas literasi dan budaya membaca siswa juga dituding menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia [12]. Dari strategi pemerintah Singapura di atas dimungkinkan ada di antaranya yang dapat diadopsi di Indonesia, dengan harapan segera tercapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui sistem pendidikan yang lebih baik.
----
Sumber Kajian:
- EduSkills OECD. (2024, January 1). Singapore - Strong Performers and Successful Reformers in Education [Video file]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=Km25TAnPbI4
- SBS Dateline. (2024, January 2). Inside Singapore’s world-class education system  [Video file]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=_aB9Tg6SRA0
- Maths — No Problem!. (2024, January 2). Year 4 Singapore Maths Model Lesson: Measuring Area | Maths — No Problem! [Video file]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=67Bd_UVsfTU&t=226s
- StanfordSCOPE. (2024, January 3). Time for Learning: A Day in the Life of a Singaporean Teacher [Video file]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=I3LctIAh9-E
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H