Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Potret Jemaah 2024: Mengapa Penyelenggaraan Haji Terbilang Penuh Tantangan

11 Juli 2024   10:12 Diperbarui: 12 Juli 2024   00:58 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah Haji Indonesia Tahun 2024 per Latar Belakang Pendidikan (sumber: Siskohat Kementerian Agama)

Safari wukuf merupakan layanan diberikan ke jemaah yang tidak punya kemampuan wukuf secara mandiri. Badal haji adalah layanan perwakilan haji bagi jemaah yang wafat dalam kurun waktu masuk asrama sampai menjelang wukuf. Badal dilakukan oleh orang-orang terpilih memenuhi syariat.

Tanggal 8 Dzulhijjah menjadi momen penting perjalanan haji. Di hari ini, seluruh jemaah akan dibawa menuju Arafah. Di sanalah puncak haji berlangsung. Setiap jemaah memanjatkan doa-doa terbaik untuk diri, anak dan keluarga, melantunkan hajat, mohonkan ampun atas segala dosa selama di dunia.

Guna memudahkan mobilisasi, perjalanan terbagi tiga sesi, yakni pagi, siang dan malam. Pembagian jadwal menuju Arafah disesuaikan dengan rombongan dalam kloter. Meski sudah terbagi jadwal, umumnya jemaah sudah bersiap sejak subuh. Kesigapan petugas kembali diuji, memastikan tidak ada satu jemaah pun tertinggal di hotel. Kamar ditinggal dalam keadaan aman. Tidak ada kompor menyala, makanan basi, setrika, ac, keran air, dalam kondisi mati.

Jemaah datang ke Arafah secara bergelombang. Selama di Arafah mereka ditempatkan dalam 1.169 tenda yang dikelola oleh 73 maktab. Setiap tenda sanggup memuat sekitar 200 jemaah. Formasi penempatan ini berlanjut sampai Mina. Namun saking banyaknya, ada kalanya penempatan jemaah tersebut berdampak lokasi yang jauh dari jamarat. Untuk menuju jamarat mereka harus berjalan kaki lebih dari 10 kilometer.

Seperti halnya di hotel, tantangan layanan selama Armuzna tidak kalah seru. Jemaah berdiam di tenda-tenda dengan fasilitas seadanya. Relatif tanpa privasi. Beraktivitas di tengah terik matahari. 

Antrean depan toilet menjadi pemandangan biasa karena keterbatasan jumlah. Sedikit saja terjadi masalah dalam ketersediaan air bersih, distribusi katering ke setiap tenda, penanganan sampah, dapat berpengaruh terhadap kondusifitas jemaah.

Sebagian besar jemaah Indonesia laksanakan haji tamatu. Jenis haji ini mewajibkan membayar denda akibat mendahulukan umrah kemudian haji secara terpisah. Besarnya adalah menyembelih satu ekor kambing. 

Pengelolaan dam selama ini ragam bentuknya. Ada yang kolektif melalui rombongan, membayar via bank, atau dilakukan langsung di pasar kambing. Namun infonya ke depan, bayar dam akan di koordinir pemerintah agar lebih rapi dan berdampak signifikan terhadap masyarakat di Indonesia.

Pasca Arafah, kelelahan jemaah memuncak. tenaga terkuras, kondisi letih kurang tidur selama hampir empat hari. Arafah, Muzdalifah, dan Mina meski dilengkapi fasilitas memadai, bukanlah tempat cocok untuk tidur nyenyak. Ada saja gangguan menyita waktu istirahat dan tidur. Akibatnya jumlah jemaah wafat kembali meningkat selama tiga sampai lima hari pasca Arafah.

Fase Kepulangan

Bagi jemaah yang berangkat di kloter awal, tidak punya banyak waktu bersantai pasca Armuzna. Mereka harus segera pulang kembali ke Indonesia. Selesai proses lempar jamarat kemudian tawaf wada dan ke bandara. Bahkan koper bawaan telah dikemas sebelum mereka berangkat ke Arafah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun