Namun dalam perkembangan diskusi berikutnya, sejumlah pihak memberikan masukan agar keberadaan uang saku dalam komponen biaya haji tetap dipertahankan. Hingga sekarang.
Penyaluran Uang Saku
Uang saku diberikan ke jemaah dalam bentuk pecahan Riyal. Dua lembar pecahan 500, dan lima lembar pecahan 100.Â
Bentuk Riyal tentu memudahkan jemaah haji saat belanja di Tanah Suci. Meski ada saja kasus, jemaah Indonesia terutama jemaah lansia belum semuanya bisa membedakan nilai tukar Rupiah dan Riyal.
Uang saku ini diberikan kepada jemaah saat transit di asrama haji. Tepatnya sesaat sebelum berangkat ke Tanah Suci.Â
Hal ini dilakukan salah satunya untuk memudahkan distribusi sekaligus menjamin keamanan uang saku langsung tersalur ke jemaah.
Dari percakapan dengan sejumlah jemaah saat di Tanah Suci, uang saku 1.500 Riyal oleh mereka digunakan berbagai macam kebutuhan. Salah satunya membayar denda berupa dam, membeli kebutuhan tambahan sehari-hari, dan oleh-oleh serta wisata religi.
Kebutuhan Besaran Uang Saku
Pergi haji rasanya tak cukup berbekal uang saku 1.500 Riyal. Untuk menghitung besarnya uang saku yang diperlukan jemaah, ada baiknya perlu tahu apa saja kebutuhan selama di sana. Beberapa diantaranya telah saya ulas disini Aneka Macam Kebutuhan Jemaah Haji di Tanah Suci.
Pada dasarnya kebutuhan setiap jemaah tidak sama. Namun setelah mengetahui kebutuhan, setidaknya jemaah bisa menghitung uang yang perlu di bawa ke Tanah Suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H