Lakukan seperti halnya saat jelang shalat subuh. Bawa bekal secukupnya, karena saran penulis tetaplah di masjid hingga usai shalat Isya. Selama di masjid, perbanyak doa dan ibadah lainnya seperti shalat sunah dan baca Alquran. Sungguh nikmat berlama-lama di sana. Rasanya waktu berjalan begitu cepat, tak terasa masuk waktu maghrib, lanjut Isya.Â
Keluar dari masjid sekitar jam sembilan, sekiranya masih padat juga, tidak perlu tergesa. Di terminal biasanya masih relatif padat. Guna menjaga ketertiban sesama jemaah, jangan rebutan naik bus. Sesampainya di hotel, makan malam dan istirahat.
Bangun jam dua, shalat tahajud. Lakukan aktivitas secara rutin. Agar tidak terkesan membosankan, jemaah bisa membuat variasi aktivitas lain. Misalnya melakssanakan umrah atau wisata religi dan kunjungan ke Museum Masjidil Haram yang tidak jauh dari kota Mekah.
Ibadah di Masjidil Haram dilakukan jika waktu dan kesehatan memungkinkan. Namun jika keduanya tidak memungkinkan, tak perlu memaksakan diri.Â
Ibadah di Masjidil Haram memang sangat nikmat, namun masih ada hal yang lebih penting, bisa wukuf di Arafah sebagai rukun haji. Jangan menghabiskan tenaga untuk ibadah sunah misalnya, sementara yang wajib terabaikan. Tetaplah menjaga kesehatan.Â
Itulah secuil tips mengatur waktu untuk ibadah di Masjidil Haram. Nikmatilah indahnya ibadah di Tanah Suci dengan ketulusan hati. Tingkatkan keimanan kepada Allah SWT. Semoga menjadi haji mabrur...Â