Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tips Mengatur Aktivitas Ibadah Haji di Masjidil Haram

8 Juli 2018   20:44 Diperbarui: 9 Juli 2018   00:35 4401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Holidayme.com

Penulis usai melaksanakan wukuf di Masjidil Haram | Dokumentasi pribadi
Penulis usai melaksanakan wukuf di Masjidil Haram | Dokumentasi pribadi
Tak perlu khawatir kekurangan, tak perlu berdesak-desakan. Tertiblah pada antrian, tertib naik, dan turun. Jika mengalami kerepotan saat naik atau turun dari bus, mintalah bantuan petugas yang berjaga setiap saat. Menuju Masjidil Haram, bus biasanya akan melewati halte searah. Tetaplah menghargai jemaah lain, naik dan turun.

Dalam kondisi normal, waktu tempuh dari halte ke Masjidil Haram hanya 15 sampai 20 menit. Sesampai di terminal, turun dengan tertib dan hati-hati. Perhatikan rombongan tadi dan pastikan tidak terlepas. Berjalan menuju masjid. Jika selama berkendara, batal wudhu, segera ambil wudhu di area bawah tanah. Pastikan rombongan tetap menunggu, sekali lagi jangan beraktivitas sendirian.

Jelang masuk, bungkus sandal dan pastikan ingat nomornya pintu. Ini penting biar tidak nyasar saat keluar nanti. Simpan sandal ditempat aman, catat juga nomor rak. Carilah tempat nyaman, setidaknya bukan jalur lalu lalang jemaah agar tidak ganggu konsentrasi ibadah.

Lakukan shalat sunah, dua rakaat atau lebih semampunya. Selebihnya lanjut dengan dzikir atau baca Alquran. Jika tidak penting, hindari bicara dengan sesama jemaah karena akan ganggu jemaah lainnya. 

Jika batal wudhu, segera keluar ke tempat wudhu dengan ditemani satu orang. Jangan keluar sendirian, dikhawatirkan lupa jalan kembali ke tempat semula. Sementara anggota rombongan lainnya tetap di tempat menunggu tempat kosong yang ditinggal temannya. Jika tidak ditunggu bisa diambil alih jemaah lain.

Usai shalat subuh, tak perlu buru-buru keluar. Sambil menunggu area thawaf longgar dan bila masih tersisa tenaga, lakukan thawaf sunah. Ini hanya pilihan, jika tenaga masih memungkinkan. Suasana pagi cukup nyaman untuk thawaf, karena matahari belumlah terik. Usai thawaf mampirlah ke air zamzam, minum dan nikmati kesegarannya guna pulihkan tenaga.

Sekitar jam delapan keluar dari masjid, berjalan menuju terminal. Biasanya jam segini meskipun tidak kosong, suasana terminal tidak terlalu padat. Sehingga tak perlu antri naik bus. Pastikan naik bus sesuai nomor tujuan hotel.

Sesampai di hotel, istirahalah seoptimal mungkin. Gunakan waktu untuk istirahat hingga waktu dhuhur tiba.

Waktu dhuhur tiba, saran penulis tak perlu paksaan diri ke Masjidil Haram. Gunakan masjid sekitaran hotel, sekaligus mengenal lingkungan. Berangkat dan pulang dari masjid,  jalan kaki sambil lihat-lihat dagangan sepanjang jalan. 

Terlebih saat waktu shalat jumat, kondisi Masjidil Haram sangat padat. Untuk bisa mendapatkan shaf dalam masjid, jemaah harus tiba sebelum jam sepuluh pagi. Selama empat minggu di Mekah, saran penulis shalat jumat di Masjidil Haram cukup sekali saja, sisanya gunakan masjid sekitar hotel.

Usai shalat dhuhur, kembali ke hotel dan makan siang yang sudah disiapkan. Jangan menunggu lapar atau lewat jam makan, karena katering berpotensi basi. Usai makan siang, lakukan aktivitas mencuci baju atau membersihkan kamar. Jelang jam dua, bersiaplah shalat asyar di Masjidil Haram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun