Membaca pesan yang masuk gawai hingga ratusan jumlahnya dengan keterbatasan layar memang tidak mudah. Seperti halnya baca artikel di atas kertas, butuh kejelian pada setiap kata serta maknanya. Jangan terkecoh dengan judul.
Upaya yang tak kalah penting adalah memahami isi pesan itu sendiri. Untuk memahami pesan, bisa saja memerlukan literasi diluar batas kapasitas yang kita miliki. Jangan memaksakan diri untuk sok paham dan sok tahu hanya karena ingin terlihat hebat.
2. Tetap berotak dingin dan berhati lapang
Dengan tujuan tertentu, tidak jarang pesan dikemas tidak lengkap, manipulatif, dan informasi yang terkandung tidak utuh lagi. Atau sebaliknya kebablasan bercampur antara fakta, opini pribadi, bahkan fitnah. Judul dibuat demikian rupa guna menarik, dibubuhi gambar yang kadang tidak ada kaitannya dan merubah persepsi konteks.
Apapun isi pesan, sekalipun itu dianggap negatif atau melukai perasaan bahkan keyakinan, upayakan otak tetap dingin dan buatlah hati tetap lapang. Tidak perlu terbawa emosi apalagi terpancing share, atau memberikan komentar yang tidak pada tempatnya.
Tak jarang, dalam beberapa hari kita mendapati pesan serupa, tapi telah mengalami perubahan konteks. Awalnya pesan itu pendek, namun di tangan orang kreatif, pesan itu dikemas ulang sedemikian rupa untuk mendapatkan sensasi lebih. Dalam hal ini, kita perlu pikiran lebih jernih menanggapi.
3. Gunakan hipotesis tak benar
Sekalipun broadcast tersebut dari teman, selalu gunakan hipotesis bahwa informasi tersebut tidak benar.
Jangan ragu japri ke pengirim pesan, untuk tanyakan dari mana asal pesan itu? Apakah dia sudah membaca dan memahami secara baik isi pesan? Jika perlu ajaklah diskusi, tentunya untuk menambah pemahaman bersama.
4. Mintalah pendapat ahlinya
Ragu dengan kebenaran informasi broadcast? silahkan minta pendapat kepada ahlinya atau sumber terpercaya. Sekaligus meminta penjelasan atas apapun terhadap broadcast tersebut.