Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stop on Hand, 5 Langkah Etika Nyaman Bermedia Sosial

1 Februari 2017   16:55 Diperbarui: 1 Februari 2017   17:32 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktivitas bermedia sosial | sumber: freepic.com

Membaca pesan yang masuk gawai hingga ratusan jumlahnya dengan keterbatasan layar memang tidak mudah. Seperti halnya baca artikel di atas kertas, butuh kejelian pada setiap kata serta maknanya. Jangan terkecoh dengan judul.

Upaya yang tak kalah penting adalah memahami isi pesan itu sendiri. Untuk memahami pesan, bisa saja memerlukan literasi diluar batas kapasitas yang kita miliki. Jangan memaksakan diri untuk sok paham dan sok tahu hanya karena ingin terlihat hebat.

2. Tetap berotak dingin dan berhati lapang

Dengan tujuan tertentu, tidak jarang pesan dikemas tidak lengkap, manipulatif, dan informasi yang terkandung tidak utuh lagi. Atau sebaliknya kebablasan bercampur antara fakta, opini pribadi, bahkan fitnah. Judul dibuat demikian rupa guna menarik, dibubuhi gambar yang kadang tidak ada kaitannya dan merubah persepsi konteks.

Apapun isi pesan, sekalipun itu dianggap negatif atau melukai perasaan bahkan keyakinan, upayakan otak tetap dingin dan buatlah hati tetap lapang. Tidak perlu terbawa emosi apalagi terpancing share, atau memberikan komentar yang tidak pada tempatnya.

Tak jarang, dalam beberapa hari kita mendapati pesan serupa, tapi telah mengalami perubahan konteks. Awalnya pesan itu pendek, namun di tangan orang kreatif, pesan itu dikemas ulang sedemikian rupa untuk mendapatkan sensasi lebih. Dalam hal ini, kita perlu pikiran lebih jernih menanggapi.

3. Gunakan hipotesis tak benar

Sekalipun broadcast tersebut dari teman, selalu gunakan hipotesis bahwa informasi tersebut tidak benar.

Jangan ragu japri ke pengirim pesan, untuk tanyakan dari mana asal pesan itu? Apakah dia sudah membaca dan memahami secara baik isi pesan? Jika perlu ajaklah diskusi, tentunya untuk menambah pemahaman bersama.

4. Mintalah pendapat ahlinya

Ragu dengan kebenaran informasi broadcast? silahkan minta pendapat kepada ahlinya atau sumber terpercaya. Sekaligus meminta penjelasan atas apapun terhadap broadcast tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun