Mohon tunggu...
Rita Rosiana
Rita Rosiana Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lebih suka naik gunung dan menulis catatan perjalanan dibanding menulis jurnal...he he

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Plus Minus Satu Tim dengan Laki-laki Saat Mendaki Gunung

7 Maret 2014   03:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan olahraga mendaki gunung semakin mendapat tempat di kalangan masyakat kita. Kegiatan yang dulu didominasi kaum laki-laki karena dianggap ekstrem ini kini semakin banyak diminati kaum hawa juga. Berbagai event pendakian marak dilakukan, baik yang dikoordinir club pencinta alam maupun pribadi.

Meski bukan monopoli laki-laki lagi, tetap saja wanita yang menggeluti kegiatan ini masih minoritas. Terbukti saat pendakian massal seringkali peserta wanita sangat sedikit dibanding peserta laki-laki (atau pas kebetulan hanya sedikit ya?). Berdasarkan pengalaman pribadi, saat berencana untuk mendaki sebuah gunung agak sulit mencari teman wanita yang akan melakukan kegiatan pendakian dengan tujuan yang sama. Alhasil, saya lebih sering jadi "yang tercantik" di tim, sehingga saat bertemu dengan teman wanita di pendakian, rasanya girang sekali.

Lho memangnya masalah kalau mendaki bareng teman-teman lelaki padahal kita hanya satu-satunya wanita di tim? menurut saya tidak masalah, justru banyak plus nya dibanding minusnya. Apa saja sih plus dan minusnya? mari kita bahas satu per satu:

Plus yang pertama, tak perlu ribet bawa tenda dan kompor yang beratnya cukup lumayan, seringkali malah saya diminta meninggalkan matras atau nesting yang saya bawa jika tim kami punya cukup perlengkapan sehingga saya cukup bawa seperlunya saja (he he pasti senang dong, ngurangin berat carrier dan beban punggung).

Kedua, saat mendaki laki-laki cowok jarang mengeluh tetap semangat bagaimanapun kondisi trek. jadi kitapun ikutan semangat  tak banyak mengeluh.

Ketiga, perasaan lebih aman karena posisi kita ditengah-tengah, dikawal depan dan belakang oleh teman-teman satu tim.

Keempat, logistik pendakian yang banyak dan berat terutama air sering kali didistribusikan ke carrier-carrier teman-teman. Luar biasa memang inisiatif mereka, salah satu alasan utamanya se[pertinya supaya kita yang hanya satu-satunua wanita  di tim tidak menghambat pergerakan pendakian karena beban sudah berkurang  he he.

13941128801506427545
13941128801506427545

Kelima, saat summit attack (muncak) dimana treknya semakin sulit teman-teman cowok mengambil alih daypack yang diisi air dan logistik tim. saya sering diminta hanya membawa air dan logistik minimal untuk saya sendiri. he he tau sendirilah perjuangan saat muncak, bawa badan dan tas pinggang yang berisi kamera dan sedikit logistik saja rasanya sudah berat luar biasa (pengaruh kelelahan mungkin ya?).

1394112925295020492
1394112925295020492
Banyak ya ternyata plusnya? ada gak sih minusnya? Nah sekarang kita bahas minusnya ya:

Minus yang pertama, asap rokok yang dihisap teman-teman pastilah mengganggu penciuman dan pernafasan saya. Solusinya saya minta teman-teman  "menjauh" saat mereka merokok atau melindungi hidug saya dengan masker, meski kadang kurang membantu.

Minus yang kedua, berhari-hari digunung membuat kepala saya yang tertutup jilbab jadi lembab. Harapannya saat di tenda bisa membiarkan rambut mengintip dunia alias lepas jilbab. Tapi kalau rekan setim kita bukan wanita sementara tenda hanya satu bagaimana mungkin mau buka jilbab. Alhasil, tahan-tahan saja tu rasa dikepala walaupun sudah sangat tidak nyaman.

Wow kalau dilihat  ternyata masih lebih banyak plusnya ya mendaki bareng teman-teman laki-laki dibanding minusnya. Jadi tak perlu khawatir saat mau mendaki namun tak  dapat rekan setim yang wanita,  di base camp atau selama pendakian biasanya akan ketemu juga koq (ngarep.com).

Just my opinion, selamat mendaki, salam lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun