Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Etika Komunikasi Dakwah Daring dalam Konteks Kekinian

18 April 2018   22:11 Diperbarui: 19 April 2018   19:44 4254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara dari segi konten dakwah dan penyampaiannya, materi dakwah di media daring sangat bergantung pada penyaji dan bentuknya bisa sangat bebas. Jika budaya cinta kebenaran (objektivitas) dan ilmiah yang berkembang, maka konten-konten yang  yang dihasilkan memiliki data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Sebaliknya, jika budaya responsif dan memandang yang benar sesuai pendapat pribadi (subjektif) yang berkembang, maka konten-konten yang dihasilkan hanya berisi data-data yang kurang bisa dipertanggungjawabkan.

Sementara dari aspek proses dialog, biasanya proses dialog yang terjadi di media daring saat ini cenderung emosional atau asal bicara karena tidak bertatapan langsung.

Akibatnya respon atau timbal balik yang muncul akan terus menerus bergulir mengikuti arus respon netizen dan suara-suara mayoritas di  media daring.

Agar konsekuensi negatif yang berpotensi muncul di media daring ini tidak terjadi, maka sebagai pendakwah tentu  kita harus menjunjung tinggi etika dakwah daring di manapun berada.

Adapun etika yang harus diperhatikan dalam berdakwah di media daring melingkupi: (1) etika profil dai daring (motif dan kompetensi dai), (2) etika materi dakwah dan bentuk penyampaiannya, dan (3) etika proses proses dialog.

Etika Islam

Dalam KBBI, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Sehingga, etika Islam bisa didefinisikan sebagai ilmu atau standar penilaian baik dan buruk suatu perilaku berdasarkan ajaran Islam. Dalam hal ini, maka pembahasan etika spesifik pada standar mengukur baik buruknya komunikasi dakwah daring.

Standar untuk mengukur baik dan buruknya perilaku dalam Islam sebetulnya sudah dijelaskan dalam Alquran. Berikut adalah standar etika dalam Islam.

1. Bertujuan untuk menuhankan Allah

Mengesakan Allah merupakan pondasi utama dalam ajaran Islam. Hal ini ditunjukkan dengan sejarah para nabi yang senantiasa berupaya mengerahkan seluruh harta hingga tenaganya untuk mengajak umatnya agar menyembah Allah. Hanya Allah yang patut disembah karena Allah-lah pemilik kesempurnaan dan kebaikan (QS. Ar Rahman: 22-2) dan Allah-lah tempat kembalinya segala urusan (QS. Luqman: 22).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun