Mohon tunggu...
ROSHYDATUL ISTIQOMAH
ROSHYDATUL ISTIQOMAH Mohon Tunggu... -

Mahasiswa aktif PGMI UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dimensi Pendidikan Karakter Para Generasi Reformer

29 April 2018   10:25 Diperbarui: 29 April 2018   10:38 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya pada masa reformasi ini banyak terjadi perubahan terhadap gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda dan pemudinya. Perubahan gaya hidup tersebut secara tidak langsung telah turut mengundang perubahan terhadap karakter generasi muda pada masa reformasi ini. 

Ditambah dengan pengaruh keras arus globalisasi yang semakin menjadi-menjadi. Tentu hal-hal tersebut menjadi tantangan yang berat dalam proses memertahankan pola karakter generasi muda Indonesia yang berbudi luhur.

Karakter memang salah satu poin penting dalam diri seseorang. Orang yang pintar tanpa karakter yang baik, maka baginya akan sulit untuk mendapatkan sebuah kesuksesan. Namun sebaliknya, orang yang biasa-biasa saja akan tetapi ia memiliki karakter yang baik, maka kesuksesanlah baginya.

Hal ini diperkuat dengan pendapat salah satu pakar Doni Kusuma, yang menyebutkan bahwa karakter merupakan sebuah gaya,  sifat,  ciri,  maupun karakteristik yang dimiliki seseorang yang berasal dari tempaan yang didapatkannya melalui lingkungan yang ada disekitar.

Di Indonesia sendiri,  saat ini pendidikan karakter menjadi sorotan utama para petinggi negara, mengingat mulai lunturnya karakter pemuda dan pemudi Indonesia di masa reformasi ini. 

Hal ini pun termaktub dalam perkatan Menteri Pendidikan Bapak Muhadjir Efendi yang berbunyi "Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai Fondasi dan Ruh Utama Pendidikan", dimana perkataan beliau ini menjadi dasar baru dimensi pendidikan karakter Indonesia pada masa reformer ini.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri,  dimensi pendidikan karakter Indonesia jika disesuakan dengan masa reformasi saat ini,  dapat dibagi menjadi 4 bagian utama.  Dimana masing-masing bagian mengemban tugas bersama untuk mencapai generasi muda reformer yang cerdas berkarakter. 

Berikut pemaparan mengenai dimensi pendidikan karakter di Indonesia masa reformasi :

1. ETIK 

Etik dalam hal ini disebut pula sebagai olah hati.  Dengan pendalaman karakter dimensj etik,  diharapkan generasi reformer dapat mempunyai kerohanian yang mendalam,  keimanan,  serta ketaqwaan. Dimensj etik menjadi yang utama dari dimensi yang lainnya,  karena etik sendiri merupakan dasar dari suatu karakter yang dapat menopang dimensi karakter lainnya.

2. LITERASI

Disamping kemampuan spiritual yaitu olah hati.  Literasi juga tidak kalah penting dibanding dimensi lainnya.  Dalam hal ini literasi sebagai kemampuan olah fikir seseorang, yang berorientasi terhadap keunggulan berfikir akademis seseorang. Tentunya hal ini dapat dikembangkan sebagai hasil dari suatu proses belajar dan pembelajaran.  Seseorang yang mempunyai lierasi baik,  maka dapat dipastikan orang tersebut mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi pula.

3. ESTETIK

Olah rasa yaitu estetik,  dimana dimensi ini menandakan seseorang yang mempunyai nilai integritas moral yang baik.  Hal ini ditandai pula dengan rasa cinta budaya serta seni yang berkembang dalam jiwa generasi reformer,  dimana hal ini dapat dilihat dari aksi nyata seorang generasi muda dalam rasa cinta terhadap seni dan budaya Indonesia.

4. KINESTETIK

Kinestetik sebagai perwujudan suatu keaktifan seseorang. Generasi yang energik serta aktif denga ditandai keikutaertaannya dala berbagai lini bela negara, hal ini sebagai saalh satu ciri dimensi kinestetjk telah meresap kedalam jiwa para generasi reformer Indonesia. Tentunya hal ini juga harus tetap diimbangi dengan fisik serta jiwa yang sehat pula.

Dari keempat dimensi pendidikan karakter tersebut, tentunya masing-masing lini mempunyai peran yang saing melengkapi. Jika semua dimensi tersebut dimiliki oleh setiap individu generasi reformer, maka pastilah akan mudah untuk mewujudkan orientasi kemendikbud Indonesia,  yaitu membentuk generasi muda reformer yang cerdas dan berkarakter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun