Mohon tunggu...
Rose Mariadewi
Rose Mariadewi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer Sejarah, Budaya, dan Gastronomi

I am bachelor of History at Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada. I am interested in writing about food pattern and culture in Southeast Asia. Penulis merupakan sarjana jurusan sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saya berasal dari Cimahi, Jawa Barat, Indonesia. Saya secara umum menyukai pembahasan mengenai isu dan kesetaraan Ras, Suku, Agama, dan Kepercayaan; Kebudayaan Indonesia dan Dunia; Kebudayaan tionghoa; kesenjangan sosial, hak-hak migran, akses pendidikan; kesetaraan gender; degradasi lingkungan; dan budaya pangan Would love to hear you! I am open to discussion about history, food, daily lifestyle and culture as well. Reach me at rose.mariadewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Kartini Cimahi

4 Juni 2023   12:22 Diperbarui: 4 Juni 2023   12:34 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(digitalcollections.universiteitleiden.nl)

Menjadi Taman Kartini

 

Peta Tjimahi tahun 1934 (Wordpress https://cingciripit.wordpress.com/tag/peta/)
Peta Tjimahi tahun 1934 (Wordpress https://cingciripit.wordpress.com/tag/peta/)

Setelah Indonesia merdeka, nama taman Juliana diganti menjadi Taman R.A. Kartini

 Taman Kartini merupakan salah satu taman kota yang memiliki nilai sejarah di Kota Cimahi. Perlindungan taman sebagai bagian dari ruang hijau memainkan peran penting dalam menciptakan iklim mikro. Hal ini juga dipengaruhi oleh letak taman kompleks militer dan aktivitas warga kota.

Taman Kartini merupakan salah satu taman tertua di kota Cimah (sebelah Taman Alun Alun), didirikan pada tahun 1886. Karena peluang dan permasalahannya, maka diperlukan penataan hutan kota yang dapat melestarikan Taman Kartini (vegetasi dan rekreasi). daerah). perusahaan). 

Hal ini dilakukan agar Taman Kartini dan beberapa vegetasi langkanya tetap terjaga dan terjaga dengan baik. Selain itu, hutan kota juga berperan sebagai pembangkit iklim mikro dan secara langsung/tidak langsung dapat menstabilkan lingkungan di Kota Cimahi.

Perlakuan Taman Kartini sebagai cagar alam dirinci dalam penjelasan Revisi Rencana Daerah Kota Cimah tahun 2004, yang menyatakan bahwa Taman Kartinin merupakan situs cagar budaya dan sumber daya bagi masyarakat, khususnya warga Kota Cimah. 

Pengembangan hutan kota di Taman Kartin merupakan salah satu rencana program Pemerintah Kota Cimah (Balai Lingkungan Hidup Kota Cimah) yang bertujuan untuk mengintegrasikan taman bersejarah dengan konsep eco-regional heritage, yaitu. H. pelestarian cagar budaya. bersejarah yang merupakan warisan budaya dan berbagai peristiwa lainnya yang dimiliki Peninggalan yang tersebut berupa warisan budaya dan keanekaragaman hayati (flora dan fauna). Hal ini dilakukan guna menciptakan suatu ciri yang membentuk estetika Kota Cimahi (identitas kota).

Telapak tangan kerajaan tumbuh di sisi barat Taman Kartini. Sebelumnya, seluruh bagian Taman Kartini tertutup rapat oleh rerumputan yang sekilas tampak seperti permadani hijau. Sekarang sebagian taman ditutup dengan ubin dan beton. Lambang Taman Kartin dulunya adalah tiga pohon kenari yang berdiri tepat di ujung taman, di sisi utara.

Pada tahun 70-an dan 80-an, beberapa anak SD Baros sering mencari pohon kenari tua yang tumbang dan menjalar di halaman Taman Kartin saat pulang sekolah dan harus berjalan melewati taman ini. Kenari tua tidak hanya dimakan dagingnya, tetapi juga dikubur, dan cangkangnya kebanyakan dibuat menjadi kerajinan tangan berupa cincin dan kalung.

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun