Bagaikan Kisah di Film
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang kisah perjalanan hidup, yang terkadang bagaikan kisah film berseri.
Untuk jelasnya izinkanlah saya kutip dari Kompasiana
Nah, jika diibaratkan film, kira-kira kisah hidup sepanjang 2024 ini seperti film apa? Kalau film itu diputar ulang, maka Kompasianer akan bergumam, "film ini gue banget...," dalam hati. Jadi coba ceritakan, dong, satu momen dalam hidup Kompasianer di sepanjang 2024 ini jika diibaratkan sebuah film maka akan jadi film apa? (Kompasiana)
Film "Aku (Masih) Indonesia" merupakan upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri, mengenai pentingnya nasionalisme dan identitas kebangsaan. Melalui narasi yang disajikan, film ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia, terutama yang berada di luar negeri, untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan.
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/08/film-dokumenterÂ
Pengalaman sewaktu 17 AgustusÂ
Seperti yang pernah saya tulis, sejak tinggal di Australia, kami berdua selalu berusaha untuk hadir dalam setiap acara yang diadakan oleh komunitas orang Indonesia. Â Termasuk undangan dari sesama orang Indonesia.Â
Walaupun terkadang, hanya untuk memenuhi undangan minum kopi bersama, kami membutuhkan waktu sekitar dua jam. Â Karena bagi kami berdua, undangan adalah merupakan sebuah kehormatan. Dan kami tidak ingin mengecewakan orang yang mengundang.
Pada tanggal 16 Agustus Kami berkendaraan menuju Langley Park yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya.
Untuk menemukan lokasi dimana akan diadakan upacara 17 Agustus 2024.Ternyata Langley Park cukup jauh dari kediaman kami hampir 1 jam berkendaraan baru kami tiba dilokasi tersebut.
Kami mencari dimana tempat pakir kendaraan karena keesokan harinya kami harus memakir kendaraan kami. Pada tanggal 17 Agustus kami tiba dilokasi jam 9 kurang dan tidak melihat tiang bendera serta tenda untuk tempat beristirahat.Â
Kami kecewa dan suami melihat kembali ke google map ternyata masih 1 menit lagi berkendaraan lokasi yang sebenarnya.Kami berkendaraan kembali dan ternyata memang sudah ada tiang bendera serta tenda disana.Sudah ramai pengunjung yang hadir disana.
Sebuah kendaraan juga berhenti didepan kami dan saudara Yefta keluar dari mobil sambil memperkenalkan dirinya yang berasal dari Tapanuli.Menurut Yefta kalau mau  sarapan ada yang jual makanan ditenda tenda tersebut.
Kamipun menuju tempat pembayaran tiket pakir, ternyata kotak ditutup plastik dan tidak boleh dibuka,berarti gratis.
Lalu menuju tempat upacara dan bertemu dengan ibu Ninik serta ibu Sri Pujiati.Sementara acara belum dimulai kami mengambil foto foto bersama pembawa acara pengibaran bendera dan lain lainnya.
Jam 10.am acara dimulai dengan pembacaan acara serta mengibarkan bendera sang saka Merah Putih  sambil para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ibu Konjen RI Listiana membacakan Pancasila yang diikuti oleh hadirin semua.Selama acara berlangsung semua berdiri tidak ada yang duduk walaupun udara sejuk masih melanda di musim akhir musim dingin ini.
Acara selanjutnya mengheningkan cipta,pembacaan doa dan penutup .
Pemotongan Tumpeng  dilakukan oleh konjen RI ibu Listiana.
Kesimpulan:
Kami beruntung bisa ikut dalam acara kemerdekaan RI yang ke 79,  walaupun hampir nyasar ketempat yang bukan lokasinya.
Acara diteruskan dengan beragam permainan dan ditutup dengan penurunan bendera Sang Saka Merah putih.
Seperti yang diceritakan dalam Film Dokumenter :"Aku ( Masih) Indonesia," sejak awal tinggal di Australia, setiap kali ada acara yang diselenggarakan oleh komunitas orang Indonesia, maupun Konjen RI, kami berdua pasti akan hadirÂ
Walaupun kami sudah tinggal belasan tahun di negeri orang tetapi kami tetap orang Indonesia . Berbicara dalam bahasa Indonesia, berpakaian seperti orang Indonesia. Tinggal di negeri orang, jangan sampai kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan iniÂ
31 Desember 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H