Tidak Ada di Pasar Kue
Topik Pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang Pasar Kue
Untuk jelasnya izinkanlah saya kutip dari Kompasiana:
Apa pengalaman paling berkesan yang pernah kamu alami saat mengunjungi pasar kue? Adakah momen spesial yang ingin kamu bagikan?
Kalau bercerita tentang Pasar kue, kita sudah dapat membayangkan terdapat puluhan jenis kue yang ditawarkan.
Seperti misalnya,saat kami berdua masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi di Padang, terdapat aneka ragam kue yang ditawarkan.
Ada kue keju, kue lapek Bugi, kue phia, kue talam , kue semprit dan seterusnya.
Tetapi bilamana kita butuh kue special tentu saja harus dipesan langsung ke produsen kue yang specialÂ
Pengalaman :
Pada tahun 2015 yang lalu kami surprise dimana ketika kami akan mengadakan acara lokakarya di salah satu hotel di Bandung. Sebelum acara lokakarya dimulai pada hari itu tiba tiba panitia penyelenggara acara mengumumkan bahwa ada acara spesial . Yaitu syukuran Golden Anniversary kami yang telah dilaksanakan pada 2 Januari 2015 di Hotel Jayakarta di Jakarta. Tentu saja kami berdua sangat terharu atas perhatian dan kasih sayang dari sahabat kami di Bandung.
Teman teman memasuki ruangan dengan bawa dua buah kue tart .Satu kue yang berhiasan dengan wajah kami berdua sewaktu acara Golden Anniversary .
Ternyata kue adalah hadiah dari Ibu Arini salab seorang praktisi Waskita Reiki Bandung yang membuat kue tersebut.
Menurut Arini baru dia peroleh cara tersebut pada Januari 2015 Â yang lalu.
Tidak perlu belajar keluar negeri,karena memang Arini tidak pernah keluar negeri.Dia belajar lewat searching di google. Dengan memanfaatkan Laptop dan printer untuk mendesain wajah kami berdua di atas kue TartÂ
 Mengisi bahan bahan yang akan dipakai untuk pewarna pada botol zat pewarna .
Ternyata banyak peminat untuk kue seperti ini karena pemesan bukan dari Bandung saja melainkan dari Jakarta dan Surabaya serta kota kota besar yang lainnya.
Arini memang hobi sejak kecil membuat kue.Banyak pemesan kue ini merupakan income buat Arini. Karena kami mendapat hadiah dengan foto kami berdua jadi kami segan menanyakan berapa harga kue tar seperti ini kalau mau memesannya.
Kesimpulan :
Walaupun tulisan ini tidak persis seperti Topik pilihan Kompasiana, yakni Toko Kue ,tapi tentu saja tidak ada salahnya saya bagikan pengalaman menerima hadiah ulang tahun pernikahan kami yang ke 50 tahun, dalam bentuk Kue Tart dengan desain wajah' kami berdua.
Setidaknya dapat menjadi masukan bagi orang banyak bahwa tidak dalam semua hal, orang di luar negeri lebih pintar dari orang Indonesia. Salah satu contoh nyata adalah kue' tart yang di disain dengan wajah kita.
Kami berdua sudah belasan tahun di Australia dan sering hadir dalam acara ulang tahun. Tapi belum pernah melihat ada kue tart dengan wajah orang yang berulang tahun .Â
Kalau seandainya ada orang yang mampu membuat kue' dengan desain wajah' pemesan, yakin akan larisÂ
Bagi orang Australia,harga tidak menjadi masalah, bila mereka senang dengan suatu product .
Hingga kini hubungan antara kami dan Arini terus berlanjut, walaupun lama tidak saling ketemu. Kami berdua bersyukur kepada Tuhan karena mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari semua sahabat kami, termasuk sahabat sesama Penulis di Kompasiana iniÂ
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini.
6 Nopember 2024.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H