Keterangan foto: Udaya Halim -Liem Eka Setiawan- kami berdua -Sri Purtini
Yang Ada Disekitar Kita
Kompasianer, pernahkah  menyadari bahwa ada local heroes atau pahlawan lokal di sekitarmu yang aksinya berdampak dan menginspirasi, namun belum terdengar luas? Bagaimana kalau kita angkat kisahnya?
Dalam rangka menyambut peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Kompasiana ingin mengajak para Kompasianer untuk menceritakan praktik-praktik baik dan berdampak yang telah dilakukan oleh orang-orang hebat di sekitarmu ( sumber: Kompasiana)
Topik pilihan Kompasiana kali ini adalah tentang sosok yang telah berbuat banyak demi untuk Tanab Air tercinta, tapi belum banyak yang tahu
Rasa cinta akan Tanah Air, tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Karena rasa kebangsaan ada di dalam hati. Sesungguhnya setiap orang Indonesia yang domisili di luar negeri adalah duta bangsa. Bagaimana menjaga perilaku di negeri orang agar jangan sampai mencemarkan martabat bangsa dan negara.Â
Coba saja baca,bila ada suatu kejadian diluar negeri, dimana ada orang Indonesia yang terlibat, pasti yang disebut dalam berita bukan nama pelakunya, melainkan:"Pelakunya adalah seorang pria asal Indonesia"
Kembali ke Topik PilihanÂ
Mengapa saya memilih nama Udaya Halim untuk diangkat dalam tulisan ini sebagai Lokal Heroes? Karena ternyata Udaya Halim telah lama membaktikan diri sebagai Pendiri dari Persaudaraan Peranakan Tionghoa Warga Indonesia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama PERTIWI.
Komunitas Pertiwi yakni Peranakan Tionghoa Warga Indonesia ini berada di Perth, Western AustraliaÂ
Kami sudah beberapa tahun berada di Perth ,tetapi kami tidak mengetahui adanya perkumpulan bernama PERTIWI yang menghimpun masyarakat Tionghoa Indonesia yang berada di Western AustraliaÂ
.Dimana masyarakat ini  dipimpin Bapak Udaya Halim seorang pendidik, pengusaha, (mantan) konsultan imigrasi dan konsultan restorasi bangunan bersejarah. Selain itu Udaya Halim dikenal sebagai peneliti di bidang budaya Tionghoa-Indonesia. Pada tahun 2011 ia meresmikan Museum Benteng Heritage setelah upaya restorasi yang cermat terhadap sebuah bangunan bersejarah di Pasar Lama, Tangerang.
Dari bapak Udaya Halim ini kami mengetahui bagaimana masyarakat Tionghoa Indonesia sudah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.Yang mana tidak diketahui orang,karena tidak di gembar gemborkan. Masyarakat Tionghoa Indonesia berjuang dengan caranya masing-masing, karena merasa diri sebagai orang IndonesiaÂ
Dari berbagai sumber, termasuk dari Kompas Com.disebutkan bahwa:
Kemerdekaan Indonesia diraih dengan seluruh elemen bangsa termasuk suku Tionghoa Indonesia
Antara lain:
John Lie lahir 9 Maret 1911 di Manado,sebagai perwira angkafan laut RI.Mendapat gelar pahlawan Nasional pada tahun 2009.
Lie Eng Hok lahir di Balaraja Tanggerang 7 Â Februari 1893.Sebagai jurnalis SIn Po pada 1910.Ia aktif sejak 1926 dan diasingkan di Papua sejak 1927 sampai 1932 dia dimakamkan di Taman Giri Tunggal di Semarang
Dan seterusnya dan seterusnyaÂ
Sumber bacaan:
Tetapi sesuai dengan Topik Pilihan Kompasiana, yakni tentang Lokal Heroes,maka saya hanya mengutip dua nama Pahlawan Nasional yang adalah keturunan Tionghoa.
Kesimpulan:
Untuk membuktikan cinta akan Tanah Air tidak musti semua orang ikut berperang. Misalnya, seorang guru yang mau mengabdikan hidup nya dengan menjadi guru di daerah terpencil  , dengan gaji yang jauh dari mencukupi, menurut pendapat saya pribadi adalah seorang Lokal Heroes,Pahlawan bangsa. Walaupun namanya mungkin tidak masuk dalam berita.
Tulisan ini merupakan sudut pandang pribadi. Bilamana ada pendapat yang berbeda tentu saja tidak ada masalah sama sekali. Karena setiap orang berhak memiliki kebebasan untuk mengedepankan pendapat nyaÂ
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan diri untuk membaca tulisan iniÂ
26 Agustus 2024
Salam saya,
RoselinaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H