Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Food Combining

4 Juli 2024   04:05 Diperbarui: 4 Juli 2024   04:07 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manfaatnya Bagi Kesehatan

Topik Pilihan Kompasiana minggu ini adalah masalah food Combining

Secara umum Food Combining ini sudah ada sejak dulu, yaitu bila kita makan petai supaya tidak bau mulut kita makan ketimun. Bila kita makan pedas  pedas maka kita makan buah buahan atau pisang untuk menetralkan rasa pedas tersebut.

Kalau sudah makan duren,hindari makan buah manggis, karena dapat berakibat fatal., yakni kematian. Bukan hasil research, melainkan dari beberapa peristiwa hidup . Jadi katakanlah sebagai semacam kearifan lokal 

Masalah sekarang menjadi tren Food Combining ,dimana secara terperinci dianjurkan makan kombinasi makanan. Yang dilengkapi dengan manfaatnya secara rinci. Bagi masyarakat yang kondisi ekonomi sudah mapan, tentu saja dapat mengikuti seperti yang disarankan oleh para Ahli Gizi. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Tetapi bagi yang ekonominya pas san, jangankan mau memilih food combining yang sesuai dengan syarat hidup sehat,asal masih ada yang dapat dimakan sudah syukur. Karena akan memberatkan bila mengikuti instruksi Food combining yang sedang populer sekarang. Kami berdua sudah pernah merasakan hidup melarat.

Alangkah eloknya, bila menjalani hidup sesuaikan keadaan seperti biasanya Mana yang patut dan mana yang sanggup kita lakukan sesuai dengan dana yang ada pada kita Daripada menerapkani Food Combining hanya sebatas mengikuti trend masa kini. Bagj yang hidupnya sudah sulit mengapa harus diperumit dengan aturan begini dan begitu?

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kita makan makanan secara sederhana menurut hemat kita seperti makan yang pedas pedas ,maka kita makan buah yang manis manis untuk menghilangkan pedas tadi. Bila kita makan daging ,kita sebaiknya makan sayuran karena dengan demikian akan membantu pencernaan kita sehingga kita tidak sulit BAB .

Jadi tidak perlu memaksa diri untuk mengikuti combinasi yang dianjurkan dalam Food Combining . Kita sesuaikan dengan kondisi ekonomi  Sebagaimana dahulu diperbuat orang, sehabis makan petai , maka untuk menghilangkan bau mulut makanlah ketimun. Sehabis makan yang pedas pedas,maka ditutup dengan makan buahan yang manis, untuk menghindari iritasi lambung

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Kesimpulan:j

Saran untuk hidup sehat dengan food combining tentu sangat baik  Tetapi alangkah eloknya bila kita hidup sesuai dengan Kondisi ekonomi masing masing.Janganlah kita memaksa diri untuk mengikuti trend Food Combining yang sedang populer sekarang Tetapi kita kaji dulu apa manfaatnya dan apakah membuat kita lebih sehat atau tidak.Yang terpenting dana untuk ikut Food Combining ada atau tidak mencukupi.

Bagi yang kondisi ekonomi tidak mendukung janganlah memaksa diri untuk mengikuti trend masa kini 

Foto foto diatas adalah merupakan masakan yang sejak dulu hingga kini masih kami konsumsi. Sebagai contoh masakan Fuyunghai. Bahannya: telur, biji kacang polong, daun selada,buah tomat,nenas dan seterusnya. Nah walaupun tempo dulu belum popular istilah food combining, masakan Fuyunghai sudah merupakan Excellent Food Combining, menurut saya.

Jadi kita dukung gerakan food combining secara arif bijaksana.

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

4 July 2024.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun