Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Penerimaan Perserta Siswa Baru

1 Juli 2024   04:03 Diperbarui: 1 Juli 2024   04:21 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merupakan Lagu Lama Yang Terus Berlanjut 

Salah satu Topik Pilihan Kompasiana minggu ini adalah masalah tentang PPDB -Penerimaan Perserta Didik Baru 
Untuk jelasnya ijinkanlah saya kutip sebait dari Sumber berita:

mengapa kecurangan-kecurangan terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahun selalu saja terulang? Apakah ini disebabkan oleh jumlah sekolah negeri yang terlalu sedikit, daya tampung yang terbatas, atau kualitas sekolah negeri yang tidak merata? Sumber: Kompasiana

Dari dulu sampai sekarang banyak terjadi kepincangan  dalam penerimaan siswa, maupun mahasiswa...Bila mempunyai nilai yang bagus tidak masaalah bisa mendaftar kemana saja. Tetapi bila nilainya tidak bagus amat tidak masuk akal kalau bisa diterima disekolah favourite.. 

Ada berbagai penyebab sekolah favourite menjadi rebutan para orang tua. Antara lain daya penampungan siswa sangat terbatas, sementara calon Perserta Didik Baru membludak. Hal ini semakin komplit karena walaupun standard Pendidikan sama, tetapi kenyataan hasil berbeda Maka jadilah sekolah negeri yang ngetop diserbu para orang tua siswa .

Seperti kata peribahasa:"Tidak satu jalan menuju ke Roma, maka hal tersebut juga terjadi dalam penerimaan siswa baru. Khusus di Sekolah Negeri Favourite tingkat sekolah menengah atas dan tingkat university 


Tetapi bagi orang tua yang punya uang  banyak  , selalu ada jalan lewat pintu belakang .Mengadakan kerja sama yang menghasilkan kesepakatan dengan cara tidak layak dilakukan. Misalnya dengan alasan memberkati sumbangan untuk pembangunan sekolah.

Mengapa hal tersebut tetap berlanjut dari dulu hingga kini, tentu saja pihak yang kompeten yang dapat menjawab . 

Sebagai ibu dari 3 orang anak dan sekaligus sebagai orang yang pernah menjadi Guru, saya ingin ikut memberikan saran 

Saran:

Alangkah eloknya,bila untuk penerimaan siswa , decision maker atau pengambil keputusan tidak berada ditangan satu orang

Karena bila pengambil keputusan terletak ditangan satu orang, sangat rawan terjadi penyimpangan

Sebaiknya diadakan satu tim penerima ,jangan hanya satu orang saja,karena bila satu tim akan dapat dikontrol bersama.

Dulu sewaktu kami sekolah  di SMA Don Bosco di Padang, yang dipimpin oleh seorang Biarawan yang berasal dari negeri Belanda dan sangat disiplin dalam memimpin sekolah  Sebagai seorang biarawan tidak memerlukan uang karena semua kebutuhan hidup sudah tersedia 

Frater yang sekaligus sebagai kepala Sekolah , dalam penerimaan siswa sangat disiplin Tidak peduli anak orang kaya ataupun anak pejabat bila angka tidak cukup terus ditolak tanpa kecuali. Bahkan kalau ada Guru yang datang terlambat, langsung ditegur.

Sehingga sekolah tetap rekor dalam hasil ujian terakhir.

Kesimpulan:

Membentuk tim untuk penerimaan murid sangat baik,karena bila salah seorang tidak setuju dengan putusan akan diadakan rapat terlebih dahulu sebelum diterimanya murid tersebut.

Hal ini setidaknya memperkecil peluang terjadi kecurangan dalam penerimaan siswa baru.. Tulisan ini merupakan sudut pandang pribadi saya sebagai salah seorang dari mantan guru selama bertahun tahun.

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

Salam saya,

Roselina 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun