Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Diaspora di Australia

17 Mei 2024   04:05 Diperbarui: 17 Mei 2024   04:07 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada Beragam Alasan Orang Menetap di Australia

Topik pilihan Kompasiana minggu ini adalah tentang Diaspora, yang konon diharapkan pulang kampung, khusus bagi yang potensial. Agar tenaga dan keahliannya dapat dimanfaatkan untuk membangun negeri sendiri.

Ada berbagai alasan orang Indonesia menetap di Australia.


Antara lain:
Pekerjaan
Pernikahan
Hubungan dengan keluarga

Saya dan suami menetap di Australia karena alasan nomor 3. Yakni hubungan kekeluargaan. Putra pertama di Perth dan putri kami di New South Wales. Sedangkan Putra kedua tinggal di Jakarta.

Seandainya kami tetap tinggal di Jakarta,maka cucu cucu dan mantu cucu serta cicit kami mungkin tidak mengenal kami. Memang bila tidak menetap di Australia kami berdua dapat mengunjungi anak mantu cucu serta cicit.Tetapi akan mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk bolak balik Jakarta Australia.

Alasan lainnya:

Ada orang yang asal mulanya kuliah di Australia,sewaktu kuliah mencari pekerjaan untuk menambah belanja. Selesai kuliah s udah bisa langsung dapat lowongan kerja dan ternyata mendapatkan penghasilan yang menarik. Maka akhirnya mereka  memilih menetap di Australia.

Sebagai contoh adalah Putra kakak suami, yang awalnya datang ke Australia untuk kuliah. Sambil kuliah kerja paruh waktu.

Ternyata mampu beli rumah. Akhirnya memilih menetap di New South Wales 

Ada juga yang menikah dengan orang Australia,lalu ikut suami tinggal di Australia.Berbagai alasan orang tinggal di Australia baik sebagai  Permanent Resident  atau Citizen.

Berbagai alasan yang masuk akal karena income di Australia jauh lebih dibandingkan di Indonesia,apalagi dalam dolar dimana 1 dollar bekisar Rp 10.000,-- lebih. Penghasilan di Australia berdasarkan jam kerja . Income didapatkan per jam di Ausstralia 25 dolar per jamnya setara dengan Rp 250.000.= uang Indonesia.

Kebiasaan orang di Australia bekerja 5 hari seminggu dan seharinya 6 jam . Income mereka berkisar  4x5x6xRp250.000=Rp 30.000.000.-.Nah kalau orang Indonesia dengan senang hati mau bekerja 7 hari dalam seminggu. Karena hari Sabtu dan minggu ada extra pembayaran sekitar 30 persen dari gaji yang biasa diterima.

Salah satu contoh adalah putri kami yang bekerja full time di Kantor Post di kota Wollongong 

Kesimpulan:

Berbagai alasan yang disebut diatas merupakan alasan mengapa orang Indonesia betah menetap di Australia.

Mereka memutuskan untuk tinggal di Australia baik sebagai Permanent Resident maupun yang sudah citizen. 

Untuk tinggal di Australia, tidak musti jadi warga negara Australia. Cukup dengan visa permanent yang lazim disebut PR yakni Permanent Resident, sudah boleh menetap di Australia 

Jadi bagi orang Indonesia yang menetap di Australia dengan Permanent Resident Visa tidak membutuhkan kewarganegaraan ganda agar dapat kembali ke Tanah Air 

Orang Indonesia yang sudah menetap di Australia dan punya ketrampilan apakah mau pulang ke Indonesia karena tenaga nya dibutuhkan untuk membangun negeri sendiri, tentu saja terpulang pada kepribadian masing masing.

Walaupun tidak termasuk kriteria yang diundang oleh pemerintah untuk pulang, kami berdua tetap pulang kampung secara berkala .

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan untuk membaca tulisan saya

17 Mei 2024.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun