Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak-Anak Memiliki Kepekaan yang Tinggi

9 Agustus 2023   04:15 Diperbarui: 9 Agustus 2023   04:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat membedakan Siapa Yang menyayangi Dengan tulus

Ketika kita mengunjungi teman kita yang baru melahirkan .Kita menawarkan mengendong bayi teman kita tersebut . Bila kita hanya basa basi saja untuk mengendong maka akan terlihat sang bayi akan menangis tidak mau digendong. Bila kita dengan setulus hati maka sang bayi akan diam saja . 

Mengapa bisa terjadi demikian ? Padahal sama sama belum dikenal. Nah, inilah salah satu buktinya bahwa bayi memiliki kepekaan yang tinggi. Walaupun orang yang mengendong, tampak berusaha untuk menunjukkan kepada orang yang berada disekitar,bahwa dirinya adalah penyayang anak, tapi tetap saja bayi tidak berhenti menangis.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Anak-anak merekam apa yang mereka rasakan

Salah satu contoh, keponakan saya Anton,sejak kecil manja pada saya dan suami. Sehingga sering orang mengira anak kandung kami.

Hingga dewasa,rasa kasih sayang yang melekat dihatinya, tampak saat kami berdua dua tahun lalu pulang kampung.

Anton memeluk suami saya dengan sangat berbesar hati.

Tulisan ini bukanlah berdasarkan kajian ilmiah , melainkan berdasarkan pengalaman pribadi. 

Bayi bisa membedakan mana orang yang tulus atau basa basi saja.Maka ketika kita gendong sang bayi akan bereaksi sesuai dengan apa yang dirasakannya. Dia akan menangis bila tidak nyaman dan dia akan diam saja bila merasa nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun