Perbedaan Bukanlah Hambatan
Setiap orang tentu saja berhak memaknai arti toleransi. Tanpa perlu mengutip kalimat kalimat indah yang boleh jadi tidak dipahami maknanya secara hakiki.Toleransi dapat dimaknai :" Menerima kenyataan bahwa setiap orang berhak berbeda dengan diri kita"
Baik dalam hal cara berpakaian,gaya berbicara, hingga menyangkut masalah agama dan tradisi  . Hidup bertoleransi berarti saling menghargai kehidupan privacy setiap orang. Serta tidak memaksakan kemauan kita pada siapapun.
 Karena dengan toleransi akan membuat kita bisa bergaul dengan siapa saja.Baik itu beda bangsa,beda keyakinan ataupun beda agama . Sikap toleransi memang dibutuhkan sebagai pondasi agar dapat hidup rukun dan damai Â
Bertepatan dengan Umat Islam memasuki bulan Suci Ramadan dan saudara kita di Bali memasuki hari Nyepi. Kompasiana telah menjadikan sebagai Topik piluhan Nyepi dan Ramadan 2023 .Â
Yang melukiskan bahwa dalam daerah yang sama, penduduknya dapat menjalani Ibadah masing masing.
Tentu saja tidak hanya di Bali , orang harus hidup bertolerasi, melainkan juga di seluruh pelosok Tanah Air kitaÂ
Tiga kali setahun merayakan Tahun.Baru
Seperti yang kami jalani, ,kami beragama Katolik keturunan Tionghoa.Tapi sewaktu masih tinggal di Padang  ,kami merayakan Tahun Baru tiga kali  dalam setahun. Yakni : Imlek,Natal dan Hari Raya Idul Fitri . Setiap tahun kami merayakan Tahun Baru Imlek Dimana karyawan kami dan anak anak yang tinggal  seputar rumah kami, datang mengucapkan selamat tahun Baru. Kami memberi mereka angpao
Begitu juga Pada hari Natal .Anak anak sekitar kami tinggal berdatangan mengucapkan selamat natal dan kami memberi angpao juga pada mereka. Tidak terkecuali pada hari Raya anak anak berdatangan memberi kami selamat hari raya dan kami juga memberi mereka angpao walaupun sebenarnya kami non Muslim Islam.Â
Bayangkan,saat anak anak berombongan datang mengucapkan Selamat Hari Raya,mana tega kami bilang :" Aduh, kami tidak merayakan..dan seterusnya?
Setiap tahun selalu kami jalani dengan siap siap pada hari hari tersebut dengan menukar uang Ribuan baru untuk dibagikan kepada anak anak yang datang.
Pesan dari salah seorang anakÂ
Begitulah kami lakukan setiap tahun .Yang mana ada beberapa orang anak masih ingat kami Bahkan  berpesan bila kami kembali ke Padang , izinkanlah dirinya mentraktir kami makan dirumah makan Padang.Sayang ketika Ada kesempatan kami kembali ke Padang Yeti,  sudah pindah di Pekanbaru Jadi tidak bertemu dengan kami.
Buka puasa dirumah setiap Sabtu
Tahun 1980 an Kami sewaktu itu masih usaha hasil bumi dan kami juga menjadi anggota ORARI (amatir Radio). Bahkan suami menjadi Ketua Club Station YB5ZAP. Â
 Yang beranggota berbagai lapisan masyarakat. Dimana kami bergaul dengan mereka tanpa ada hubungan bisnis apapun hanya sebagai anggota. Setiap bulan puasa,grup mengadakan buka puasa dirumah para anggota bergantian.Â
Karena rumah kami besar bisa muat 30 orang anggota maka kami kebagian setiap Sabtu. Jadi setiap Sabtu anggota berbuka puasa dirumah kami.Walaupun sebenarnya kami tidak puasa ,tapi kami tidak keberatan mendapat tugas demikian. Disebabkan sebagian anggota rumah mereka kecil jadi tidak bisa melakukan hal tersebut.
Kesimpulan :
Setiap Sabtu tak ada anggota yang absen selalu hadir untuk buka puasa dirumah kami.Mereka menyukai masakan saya dan tudak kuatir kami memasak yang dilarang agama  .Kami memang Katolik ,tapi sebagian saudara kami  ada yang menikah dengan orang yang beragama Islam. Jadi kami tidak pernah memasak makanan yang mengandung daging babi. Kalau kami mau makan bakmi, kami ke Pondok di kampung Tionghoa.
Biasanya sehabis makan , karena sudah sangat akrab, teman teman minta dibawa pulang makanan yang masih ada . Bukan karena mereka tidak mampu beli, melainkan sebagai ungkapan rasa kekeluargaan.
Hal ini menjadi kenangan indah tak terlupakan bagi kami berdua.Â
Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi saudara yang menjalani. Dan Selamat Hari Raya Nyepi bagi saudara yang beragama Hindu.
Seperti biasanya, ucapan Terima kasih untuk semua sahabat di Kompasiana yang telah berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini.
23 Maret 2023.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H