Foto pernikahan putra pertama kami
Sewaktu Putra pertama kami menikah
Berbeda  zaman tentu membawa berbagai perubahan pada gaya hidup dan tradisi dalam masyarakat  .Termasuk tradisi memberi kado pernikahan di kota PadangÂ
Sewaktu kami menikah tanggal 2 Januari 1965, kami hanya menerima kado beberapa saja.  Dapat dihitung dengan jari tangan  .  Karena kado diberikan atas nama grup. Misalnya, dari teman teman satu kantor, satu kado .Hanya satu dua orang tamu yang memberikan kado secara pribadi.Â
Pada zaman itu kehidupan masih sangat sulit. Sebagai gambaran gaji guru sekitar 15 ribu rupiah perbulan Sehingga jarang yang secara pribadi memberi kado. Angpao hanya terbatas sanak keluarga dekat saja. Kami menerima angpao yang terbesar adalah dari mantan  boss kami  dari PT. Hanico. Waktu itu Rp 150.000.- tahun 1965 sangat besar angpao yang diberikan boss kepada kamiÂ
.Foto pernikahan kami
Beda Total Saat Pernikahan Putra pertama kamiÂ
Ketika putra pertama kami menikah , rata rata tamu datang membawa kado. Yang hadir ratusan orang. Tamu dari luar kota juga datang . Usai pesta pernikahan, kami kaget kado yang diterima sebanyak satu kamar. Berupa alat keperluan rumah tangga seperti Rice Cooker beberapa buah,penyedot debu ,blender ,piring mangkok, sendok garpu, jam dinding . Beragam warna tapi kegunaannya sama. Sehingga semuanya menumpuk dalam gudang  Sampai anak mereka lahir masih banyak kado  yang belum dibuka kardusnya.
Pernikahan Ponakan kami
Sewaktu ponakan kami nikah zaman telah berubah. Pada kartu undangan tertera:"
Sebagai Tanda Kasih bapak dan Ibu.mohon jangan diberikan dalam bentuk  barang.
Mohon ditransferkan kerekening nomor xxx
Terima kasih
Hal ini tempo dulu merupakan sesuatu yang tabu . Karena kesannya gimana tuhÂ
Tetapi di era mileneal,hal ini dianggap efektif dan dinilai cara memberikan kado pernikahan yang terbaik. Karena angpao yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk membeli barang yang sungguh dibutuhkan. Bahkan dapat dijadikan modal usaha kecil kecilan bsgi yang kurang mampu.
Angpao Lebih EfektifÂ
Pada acara pernikahan selanjutnya, para tamu memberi kado berupa uang saja Yang dimasukkan kedalam amplop..Diberikan ketika hadir pada perayaan . Bisa juga mengirim uang kerekening para pengantin saja.
Karena itu belakangan ini pada kartu undangan pernikahan dituliskan :"Sebagai tanda kasih harap kado dikirim melalui rekening saja, sehingga bisa dimanfaatkan seperlunya.Terima kasih atas kasih sayangnya.
Karena zaman telah berubah ,maka memberikan kado juga tidak efisien lagi Sebaiknya berupa uang saja yang bisa dimanfaatkan oleh pengantin nantinya.Â
Mengapa perlu dicatat
Pada resepsi pernikahan selalu ada buku tamu. Tidak hanya untuk mencatat siapa saja tamu yang hadir, juga ditandai tamu yang datang membawa kado atau angpao.
Karena ada kewajiban moral bahwa bila kelak dapat undangan dari tamu yang memberikan kado atau angpao, untuk membalas sebagai tanda kita tidak lupa kebaikan orang.
Kesimpulan:
Menerima kado atau angpao, merupakan tanda kasih sayang. Bukan karena pengantin tidak mampu. Walaupun diberikan dengan setulus hati, tapi tetap ada tanggung jawab moril yang tersirat. .Bila sipemberi kado menikahkan anaknya kita wajib membalas memberikan kado atau angpao.Â
Tidak ada aturan tertulis, tapi sudah mendarah daging bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Padang.Â
Kami sudah tinggalkan kota Padang sejak 1990 Berarti sudah 33 tahun lalu. Boleh jadi tradisi ini sudah mengalami perubahan lagi.
Catatan tambahanÂ
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini.
9 Pebuari 2023.
Salam saya,
Roselina. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H