Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Pengalaman Menerima Kado

9 Februari 2023   04:00 Diperbarui: 9 Februari 2023   04:44 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto pernikahan putra pertama kami

Sewaktu Putra pertama kami menikah

Berbeda  zaman tentu membawa berbagai perubahan pada gaya hidup dan tradisi dalam masyarakat  .Termasuk tradisi memberi kado pernikahan di kota Padang 

Sewaktu kami menikah tanggal 2 Januari 1965, kami hanya menerima kado beberapa saja.  Dapat dihitung dengan jari tangan  .  Karena kado diberikan atas nama grup. Misalnya, dari teman teman satu kantor, satu kado .Hanya satu dua orang tamu yang memberikan kado secara pribadi. 

Baca juga: Pengalaman Pribadi

Pada zaman itu kehidupan masih sangat sulit. Sebagai gambaran gaji guru sekitar 15 ribu rupiah perbulan  Sehingga jarang yang secara pribadi memberi kado. Angpao hanya terbatas sanak keluarga dekat saja. Kami menerima angpao yang terbesar adalah dari mantan  boss kami  dari PT. Hanico. Waktu itu Rp 150.000.- tahun 1965 sangat besar angpao yang diberikan boss kepada kami 

Dokpri
Dokpri

.Foto pernikahan kami

Beda Total Saat Pernikahan Putra pertama kami 

Ketika putra pertama kami menikah , rata rata tamu datang membawa kado. Yang hadir ratusan orang. Tamu dari luar kota juga datang .  Usai pesta pernikahan, kami kaget kado yang diterima sebanyak satu kamar.  Berupa alat keperluan rumah tangga seperti Rice Cooker beberapa buah,penyedot debu ,blender ,piring mangkok, sendok garpu, jam dinding . Beragam warna tapi kegunaannya sama. Sehingga semuanya menumpuk dalam gudang  Sampai anak mereka lahir masih banyak kado  yang belum dibuka kardusnya.

Pernikahan Ponakan kami

Sewaktu ponakan kami nikah zaman telah berubah. Pada kartu undangan tertera:"

Sebagai Tanda Kasih bapak dan Ibu.mohon jangan diberikan dalam bentuk  barang.

Mohon ditransferkan kerekening nomor xxx

Terima kasih

Hal ini tempo dulu merupakan sesuatu yang tabu . Karena kesannya gimana tuh 

Tetapi di era mileneal,hal ini dianggap efektif dan dinilai cara memberikan kado pernikahan yang terbaik.  Karena angpao yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk membeli barang yang sungguh dibutuhkan. Bahkan dapat dijadikan modal usaha kecil kecilan bsgi yang kurang mampu.

Angpao Lebih Efektif 

Pada acara pernikahan selanjutnya,  para tamu memberi kado berupa uang saja  Yang dimasukkan kedalam amplop..Diberikan ketika hadir pada perayaan . Bisa juga mengirim uang  kerekening para pengantin saja.

Karena itu belakangan ini pada kartu undangan pernikahan dituliskan :"Sebagai tanda kasih harap kado dikirim melalui rekening saja, sehingga bisa dimanfaatkan seperlunya.Terima kasih atas kasih sayangnya.

Karena zaman telah berubah ,maka memberikan kado juga tidak efisien lagi Sebaiknya berupa uang saja yang bisa dimanfaatkan oleh pengantin nantinya. 

Mengapa perlu dicatat

Pada resepsi pernikahan selalu ada buku tamu. Tidak hanya untuk mencatat siapa saja tamu yang hadir, juga ditandai tamu yang datang membawa kado atau angpao.

Karena ada kewajiban moral bahwa bila kelak dapat undangan dari tamu yang memberikan kado atau angpao, untuk membalas sebagai tanda kita tidak lupa kebaikan orang.

Kesimpulan:

Menerima kado atau angpao, merupakan tanda kasih sayang. Bukan karena pengantin tidak mampu.  Walaupun diberikan dengan setulus hati, tapi tetap ada tanggung jawab moril yang tersirat. .Bila sipemberi kado menikahkan anaknya kita wajib membalas memberikan kado atau angpao. 

Tidak ada aturan tertulis, tapi sudah mendarah daging bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Padang. 

Kami sudah tinggalkan kota Padang sejak 1990 Berarti sudah 33 tahun lalu. Boleh jadi tradisi ini sudah mengalami perubahan lagi.

Catatan tambahan 

Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini.

9 Pebuari 2023.

Salam saya,

Roselina.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun