Dua hari berselang seorang pria  sebut saja namanya  Armen  , datang sambil menangis .Saya heran kenapa .?  Tampak wajahnya pucat dan  saat berbicara suaranya gemetaran .
Setelah ditanyakan pak Armen menceritakan bahwa dia bekerja sama dengan Karim dalam hal menjual damar batu. Kalau dia membawa damar batunya 10 ton akan dibuat 12,5 ton yang 2,5 ton akan dibagi hasilnya pada Karim. Pak Armin  mengaku salah dan minta maaf  karena belakangan jatuh sakit sehingga tidak dapat mengembalikan uang  hasil " kerja sama '' dengan Karim Menyaksikan kondisi nya maka kami memaafkan pak Armen Tiga hari kemudian terdengar berita pak Armen meninggal dunia.
Kisah yang  lainÂ
Satu kejadian  lagi .Seorang tukang beca namanya  Amir (bukan nama sebenarnya)dia sangat baik dan sering membawa barang langganan kami dengan becanya .Dia terkenal karena sangat jujur dan baik . Oleh suami dia diajak untuk berdagang dengan meminjamkan duit pada Amir sehingga dia bisa membeli kulit manis dan mengumpulkan sudah banyak baru dibawa kepada kami. Uang yang diberikan tanpa bunga dan tanpa bagi hasil. Tujuan suami adalah agar Amir dapat mengubah nasibnya .
Beberapa bulan berjalan lancar. Kemudian terhenti sama sekali.Suami menanyakan pada Amir mana kulit manis tidak dibawa kepada kami lagi apa ada yang beli lebih mahal dari harga yang saya berikan?. Dengan menangis Amir menceritakan pada suami .Dia membeli tanah dengan uang yang dipinjamkan suami .Karena takut ketahuan dia mengatas namakan tanah tersebut atas nama kakak perempuannya. Ternyata tanah diambil alih oleh kakaknya.
Kisah.hidup masih panjangÂ
Bagus(bukan nama sebenarnya) seorang pemuda yang baru nikah dengan seorang famili  jauh suami yang setiap hari main dirumah kami,belum mendapat pekerjaan .Dia biasanya mengurus pembelian pasir untuk bangunan. Karena sudah pengalaman untuk penjualan pasir dengan truk pasir,maka suami membeli tiga truk supaya dia bisa menggelola penjualan pasir tersebut.Â
Bagus tidak datang lagi kerumah dan bon bon pasir ada pada Suami .Ketika ditagih di Indarung ternyata bon itu hanya kopi saja yang asli sudah diuangkan.Â
Bagus berangkat ke Kerinci dan membeli rumah disana dengan uang pasir kami. Selang tiga bulan rumah Bagus terbakar dan dia tidak masuk Assuransi Maka lenyaplah sudah uang tadi.Â
Bagus kembali ke Padang dan ingin minta maaf pada kami. Suami mengatakan tidak masalah sudah dianggap selesai. Sifat suami yang tidak pernah kapok dibohongi orang pada awalnya sulit saya pahami  Tapi ternyata walaupun tak terhitung kalinya ditipu hidup kami tak pernah kekurangan. Dan saya menerima semuanya dengan Ikhlas Â