Sebelum diadakan acara penyembuhan sosial, sebagai pembukaan diadakan semacam diskusi panel di aula Fakultas Ekonomi yang dihadiri antara lain oleh ninik mamak dan tokoh masyarakat. Buku karangan Suami yang berjudul: "Aplikasi Reiki dalam penyembuhan diri sendiri dan orang lain" dibahas disini, apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Buku Karya Tulis suami " lulus sensor"
Hasil dari diskusi diambil kesimpulan bahwa tekhnik Reiki tidak bertentangan dengan agama apapun dan tidak berhubungan dengan klinak klinik apapun.Â
Keputusan ini dibuat oleh Prof Nasroen  Harun  yang waktu itu adalah ketua MUI Sumatera Barat. Maka kami pun mulai menyiarkan acara penyembuhan lewat TVRI Padang serta mengundang masyarakat untuk ikut penyembuhan gratis yang diadakan di Kampus Unand Padang. Ternyata sambutan masyarakat luar biasa.
Pada hari Sabtu ramai masyarakat datang untuk mendapatkan terapi penyembuhan gratis ini. Kami juga mengajak para hadirin yang mampu dan  ingin mempelajari Ilmu Reiki bisa ikut Lokakarya yang kami adakan pada hari Minggu ditempat yang sama dengan biaya tertentu. Agar dapat dimanfaatkan menolong diri sendiri dan keluarga serta sesama.
LokakaryaÂ
Lokakarya diikuti oleh banyak peserta baik orang tua maupun anak muda. Begitu juga dengan dokter Syarifudin dan isteri yang juga seorang dokter dan dosen di fakultas kedokteran juga ikut lokakarya supaya bisa menyembuhkan putrinya. Salah satu peserta lainnya adalah Prof. Fachri Achmad yang pada waktu itu merupakan wakil Gubenur Sumbar.
Ternyata kami berdua tidak salah memilih jalan hidup. Diterima dengan senang hati dan mendapat sambutan yang luar biasa. Bagi peserta yang ingin ikut lokakarya tapi tidak cukup dana, maka suami membantu membiayai. Kelebihan dari lokakarya adalah untuk menutupi semua biaya operasional.
Kesimpulan:
Bila kita bermaksud baik dan melakukan sesuatu tanpa pamrih maka kita diterima dengan baik dan sukacita.