Sumatera BaratÂ
Untuk memenuhi impian "dari Sabang  sampai Merauke" kami  merencanakan untuk membuka  perwakilan di Kampung halaman kami di Sumatera Barat.Â
Beberapa orang teman mengingatkan kami: "Maaf pak Effendi dan bu Ros, jangan lupa dalam kitab Suci ada tertulis "Tidak ada Nabi yang dihormati di kampungnya sendiri". Maksudnya ditempat lain kami berdua diterima dengan begitu hangat tapi jangan berharap akan mendapatkan sambutan yang sama di kampung halaman sendiri.Â
Life is a matter of choiceÂ
Sebagaimana ditulis oleh suami dalam bukunya "Your choice is your life", maka kami memutuskan untuk tetap pada rencana semula. Karena kembali ke kampung halaman untuk membagikan ilmu yang kami pelajari, yang mungkin bermanfaat bagi orang di kampung kami.
Kami mencoba untuk mengadakan penyembuhan gratis untuk masyarakat Sumbar dengan mengadakan kontak dengan dokter H. Syarifuddin di Padang yang sudah kami kenal.Â
Dan ternyata mendapatkan sambutan hangat. Apalagi dr. Syarifuddin mempunyai anak perempuan yang menderita "jantung bocor" yang seharusnya dioperasi. Menurut Dr Syafudin dia berharap  dengan tekhnik penyembuhan Reiki bisa menolong putrinya.Â
Setelah sepakat kami pun meluncur ke Padang dengan pesawat Lion yang pada waktu itu masih di Lapangan Udara Tabing. Kota Padang adalah kota kami karena suami dilahirkan di Padang sedangkan saya lahir di Solok yang berjarak 2 jam perjalanan dari Padang. Kami berdua dibesarkan di Padang kota tercinta.
Acara di Kampus Unand Padang
Sebelum diadakan acara penyembuhan sosial, sebagai pembukaan diadakan semacam diskusi panel di aula Fakultas Ekonomi yang dihadiri antara lain oleh ninik mamak dan tokoh masyarakat. Buku karangan Suami yang berjudul: "Aplikasi Reiki dalam penyembuhan diri sendiri dan orang lain" dibahas disini, apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Buku Karya Tulis suami " lulus sensor"
Hasil dari diskusi diambil kesimpulan bahwa tekhnik Reiki tidak bertentangan dengan agama apapun dan tidak berhubungan dengan klinak klinik apapun.Â
Keputusan ini dibuat oleh Prof Nasroen  Harun  yang waktu itu adalah ketua MUI Sumatera Barat. Maka kami pun mulai menyiarkan acara penyembuhan lewat TVRI Padang serta mengundang masyarakat untuk ikut penyembuhan gratis yang diadakan di Kampus Unand Padang. Ternyata sambutan masyarakat luar biasa.
Pada hari Sabtu ramai masyarakat datang untuk mendapatkan terapi penyembuhan gratis ini. Kami juga mengajak para hadirin yang mampu dan  ingin mempelajari Ilmu Reiki bisa ikut Lokakarya yang kami adakan pada hari Minggu ditempat yang sama dengan biaya tertentu. Agar dapat dimanfaatkan menolong diri sendiri dan keluarga serta sesama.
LokakaryaÂ
Lokakarya diikuti oleh banyak peserta baik orang tua maupun anak muda. Begitu juga dengan dokter Syarifudin dan isteri yang juga seorang dokter dan dosen di fakultas kedokteran juga ikut lokakarya supaya bisa menyembuhkan putrinya. Salah satu peserta lainnya adalah Prof. Fachri Achmad yang pada waktu itu merupakan wakil Gubenur Sumbar.
Ternyata kami berdua tidak salah memilih jalan hidup. Diterima dengan senang hati dan mendapat sambutan yang luar biasa. Bagi peserta yang ingin ikut lokakarya tapi tidak cukup dana, maka suami membantu membiayai. Kelebihan dari lokakarya adalah untuk menutupi semua biaya operasional.
Kesimpulan:
Bila kita bermaksud baik dan melakukan sesuatu tanpa pamrih maka kita diterima dengan baik dan sukacita.
Kami bersyukur di mana kami pergi selalu diterima oleh masyarakat setempat dengan antusias.
Kami juga bersyukur kepada Tuhan dapat menjadikan hidup kami bermanfaat dengan menolong banyak orang yang mendapat gangguan kesehatan, baik phisik maupun non phisik. Prinsip kami adalah "Life is a matter of choice, but your choice is your life", sebagaimana ditulis oleh suami dalam bukunya yang berjudul: "Your choice is your life"
15 Desember 2021.
Salam saya,Â
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H