Gunung Fuji Yama
Karena hari Hujan kami tidak jadi mendaki gunung Fuji disebabkan hawa yang dingin tak tertahankan. Kami hanya mampir di shop di kaki gunung Fuji yang menjual aneka ragam souvenir, sambil melihat lihat, siapa tahu ada yang menarik untuk dibeli sebagai ole-ole. Saya mencari ATM di sekitar shop dan ketemu.Â
Saya mencoba mengambil cash, ternyata ditolak dengan catatan "unknown card". Jadi saya tidak bisa berbelanja karena tidak ada uang yen pada saya karena biasanya di mana kami travelling, ATM BCA bisa saya manfaatkan untuk tarik tunai.Â
Mengambil uang setempat dan biayanya lebih stabil bila dibandingkan dengan menukar uang terlebih dahulu di Indonesia. Tapi kali ini usaha mengambil cash gagal.
Saya melihat, suami melihat lihat pisau untuk koleksi, karena ke negara manapun kami travelling, selalu mencari pisau untuk koleksi. Dengan berat hati saya mengatakan batalkan saja karena saya tidak bisa ambil uang di ATM. Dengan sangat menyesal suami mengembalikan pisau tersebut.Â
Sebagai seorang isteri saya merasa sedih telah mengecewakan suami yang amat jarang mau berbelanja, tapi saat ingin memiliki pisau untuk melengkapi koleksi, tidak dapat saya penuhi.Â
Suami sejak lama menyerahkan seluruh keuangan pada saya, karena sering dibohongi orang, karena suami tidak tegaan.Â
Kami melihat lihat saja jadinya, tapi di sudut toko terlihat angin di dalam kaleng kecil dan dijual. Tulisannya: "angin gunung Fuji". Putra kami membeli dan memberikan kami satu kaleng angin Fuji sebagai kenang kenangan.
Suami Dapat Hadiah PisauÂ
Ternyata pisau yang diingini suami sudah dibeli Putra kami mungkin dia melihat tadi kami kembalikan. Dan memberi kepada papanya sebagai kenangan. Betapa bahagianya suami dapat pisau yang dia minati. Koleksi pisau suami sudah hampir mencapai 100 jenis, tapi semuanya ditinggalkan di Jakarta Â
HarayukuÂ
Harayuku adalah daerah yang terkenal dengan mode muda mudi Jepang dalam tempat bersantap dan berbelanja yang serba modern. Banyak butik dan barang mewah digelar di sini sehingga menjadi destinasi terpopuler di Tokyo. Baik wisatawan lokal maupun manca negara banyak mengunjungi lokasi ini.
Di sini anak-anak muda berpakaian aneh-aneh dan mencat rambut mereka kayak orang bule. Bila memasuki Mc Donald akan kelihatan semua karyawan muda dengan rambut dicat pirang semuanya. Tapi ini kisah lama, tidak tahu apakah masih berlanjut hingga kini.Â
Di Harayuku terdapat Kuil yaitu kuil Meiji yang terkenal di daerah Shibuya.
Kuil Meiji
Kuil Meiji terletak di Shibuya, Tokyo yang merupakan Kuil Shinto yang didedikasikan untuk memuja arwah Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken.Â
Kesimpulan:
Sewaktu anak-anak masih kecil kami yang membawa mereka jalan jalan keluar negeri.
Dan di saat kami sudah menua. Anak anak kami yang mengajak kami jalan-jalan. Kami tidak pernah sekalipun minta-minta pada anak anak, karena tanpa diminta kami sudah diberikan. Kami bersyukur mempunyai anak-anak yang memperhatikan kami serta selalu menyediakan waktu buat kami. Sehingga kami tidak merasa kesepian di mana pun kami berada karena selalu dapat perhatian dari Putra dan Puteri kami.
Kami bersyukur dianugerahi Putra dan puteri yang mau memperhatikan kami. Kalau kami berdua pulang kampung selalu diajak makan oleh putra kedua kami. Dan bila ke NSW Putri kami yang mengajak kami jalan-jalan. Suatu hal yang semakin melengkapi kebahagiaan kami berdua.Â
Apalagi disayangi oleh seluruh anak mantu dan cucu cucu serta cicit. Seperti kata peribahasa : "The most important thing in life is loved and be loved". Yang paling berharga dalam hidup ini adalah mencintai dan dicintai. Apalagi saya selalu didampingi suami tercinta, yang meninggalkan semua hobinya demi mendampingi saya.
17 September 2021.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H