Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menuai Apa yang Kami Tabur (Seri 68)

20 April 2021   04:06 Diperbarui: 20 April 2021   04:29 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebatuan yang mencuat dari permukaan bumi yang dinamakan Limestones(dok pribadi)

Pinnacles Limestones Desert 

Pengumuman untuk pendatang di Pinnecles(dok pribadi)
Pengumuman untuk pendatang di Pinnecles(dok pribadi)

Pinnacles terletak di Western Australia. Kira kira 200 km dari North Perth. Pada suatu hari di bulan Maret tetangga kami mengajak untuk pergi ke Pinnacles

Karena kami belum pernah ke padang pasir kami setuju untuk bertualang di Pinnacles. Pagi pagi sekali kami sudah meluncur dengan kendaraan yang disopiri Lyon tetangga kami.

Berempat kami meluncur yaitu saya dengan suami,Lyon dan anak dari keponakan kami yang bernama Vita  yang kebetulan baru datang dari Jakarta 

Berfoto diantara bebatuan limestone(dok pribadi)
Berfoto diantara bebatuan limestone(dok pribadi)
Mobil meluncur dijalanan yang sepi karena tidak banyak yang ingin ke Pinnacles. Padang pasir yang hangat disiang hari dan mereka memilih meluncur ke pantai atau tempat tempat wisata yang lain.

Bagi warga lokal disini menjelajahi Padang Pasir sama sekali tidak menarik bagi mereka  Karena rata rata mereka tidak tahan cuaca panas

menikmati alam terbuka di Pinnacles (dok pribadi)
menikmati alam terbuka di Pinnacles (dok pribadi)
Limestone

Apa yang dimaksud dengan limestone saya tidak pernah melihat, sekaranglah waktunya untuk melihat dengan mata kepala sendiri.

Di Pinnacles banyak sekali bebatuan yang seakan akan tumbuh dari permukaan bumi mencuat keluar. Bebatuan inilah yang disebut dengan Limestones.

Bebatuan yang mencuat dari permukaan bumi yang dinamakan Limestones(dok pribadi)
Bebatuan yang mencuat dari permukaan bumi yang dinamakan Limestones(dok pribadi)
Kami beranjak dari satu batu ke batu yang lain yang merupakan batu karang yang seakan akan diukir sangat piawai oleh alam. Menyaksikan semuanya sungguh membuat kita bersyukur dapat menyaksikan keindahan alam ini.

Kami meminum air yang kami bawa seteguk demi seteguk karena tidak ada toilet disini. Dan Ketika matahari tepat pukul 12 dimana menyinari dengan sangat panasnya kamipun berniat untuk kembali dan menaiki mobil kembali kearah kami datang tadi.

Sempat Kesasar 

Kami berkeliling mencari jalan yang tidak kami temui. Sesekali rerumputan mengeser roda mobil sehingga menimbulkan bunyi yang aneh. 

Kami mencari informasi dari tempat tempat kediaman yang ternyata tidak ada orangnya Karena  mungkin mereka hanya diwaktu weekend saja kesini. Sedangkan sinjai HP baik dari vodafone, Optus dan Telstra tidak ada sama sekali.

Berdiri diantara bebatuan Pinnacles (dok pribadi)
Berdiri diantara bebatuan Pinnacles (dok pribadi)
Suami keluar dari kendaraan memperhatikan jalan ternyata ada jalan yang tidak ada rerumputan sama sekali. Menandakan sering dilalui mobil, maka suami menasihati Lyon untuk mengambil  jalan yang tidak ditumbuhi rerumputan. 

Akhirnya kami menemukan sebuah mobil dipakir dengan sopirnya  kebetulan berada dimobil tersebut. Kami menanyakan pada sopir dan diberi petunjuk jalan mana agar kami bisa kembali. 

berfoto bersama keponakan cucu setelah sampai di jalan raya kembali(dok pribadi)
berfoto bersama keponakan cucu setelah sampai di jalan raya kembali(dok pribadi)
Sesampainya dijalan raya kami bersyukur karena sekarang kami bisa kembali kerumah dengan selamat

Kesimpulan :

Mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan Bebatuan yang seakan diukir  oleh tangan tangan alam sungguh menghadirkan rasa kagum akan mahakarya Sang Maha Pencipta.

Melakukan  petualangan dengan mengelilingi  padang pasir disiniwalaupun tidak seluas Gurun Gobi tapi setidaknya  kami sudah bisa merasakan bertualang di padang pasir.

Satu lagi kenangan indah yang tidak pernah akan terlupakan  sungguh menghadirkan rasa syukur yang mendalam bagi kami berdua. 

20 April 2021.

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun