Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah Perjalanan Hidup (Seri 14)

5 Oktober 2020   05:02 Diperbarui: 5 Oktober 2020   05:27 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
melakukan siaran TV Lombok(dok pribadi)

Jalan Hidup Tak Selalu Mulus 

Lumayan lama kami berdua sempat menikmati perjalanan dari satu kota ke kota lainnya. Bertemu dengan orang banyak sambil memperkenalkan tentang tehnik terapi diri dengan memanfaatkan energi alam .Sekaligus peluang bagi kami untuk mengenal beragam budaya diberbagai pelosok tanah air . 

Dalam kegiatan ini kami menggunakan prinsip Subsidi Silang. Yakni kelebihan dana dari satu kota ,kami simpan untuk numbok daerah dimana kami mengalami defisit  Sehingga dengan demikian seluruh perjalanan dan kegiatan, tidak menguras uang tabungan kami 

Badai kehidupan tiba 

Tapi ternyata perjalanan hidup tidak selalu mulus  Pada tahun 2001 ketika lokakarya di Surabaya ada yang menanyakan tentang hak paten Yayasan Waskita Reiki yang dijawab suami belum diurus.Ternyata jawaban ini membawa petaka dibelakang hari. Karena secara diam diam  yang bersangkutan memanfaatkan dengan mengurus Hak Patent atas namanya pribadi 

Perwakilan kami di Surabaya  berdiri sendiri dengan memakai nama Yayasan kami yaitu Yayasan Waskita Reiki .Hal ini berlangsung sampai pertengahan tahun, dimana ketika kami sedang  menginap di hotel Sahid Kawanua di Menado .suami ditangkap petugas kepolisian di tengah malam 

Kami dibawa ke Surabaya melalui Denpasar  dan ditahan di Polda   Surabaya, dengan tuduhan menyabot nama yayasan orang lain.Setelah perkara berturut turut selama 2 tahun , akhirnya kami memenangkan perkara setelah menghabiskan uang yang banyak Suami memaafkan pelakunya , tanpa menuntut balik  Hal ini  disesali pengacara kami  dan hampir semua perwakilan kami di lebih dari seratus kota 

Tapi prinsip suami:"Kita mengajarkan orang untuk memaafkan. Jadi kita harus bisa memberi contoh .Sebagai seorang Master Reiki.saya harus memberi contoh " Karena suami sudah berketetapan hati ,maka semuanya diam 

Kami menuju NTB

Pak Bambang dan bu Nurul mengajak agar kami membuka cabang di Lombok. Ibu Nurul berasal dari Lombok dan menurut keterangan nya berasal dari suku Sasak Jadi  sebagian besar anggota keluarga  bu Nurul berada di Lombok.

Dengan demikian sudah mudah untuk mengembangkan tekhnik terapi diri di sini Kami diterima oleh warga Lombok dengan sangat menyenangkan .Bahkan diundang makan kerumah mereka. 

berfoto dengan keluarga bu Nurul di Lombok(dok pribadi)
berfoto dengan keluarga bu Nurul di Lombok(dok pribadi)
Perwakilan di Lombok dipegang oleh adik bu Nurul paling kanan baris kedua dalam foto

Di Mataram,  salah seorang Perserta Lokakarya adalah seorang penjual roti keliling namanya Arif  Menanyakan apakah bisa merobah nasibnya dengan memanfaatkan tekhnik yang diajarkan di lokakarya ?. Saya katakan bila kita yakin sepenuh hati dan mau kerja keras  , maka jadilah kita seperti apa yang kita cita citakan.

Arif tukang roti keliling ,kini sudah jadi boss (dok pribadi)
Arif tukang roti keliling ,kini sudah jadi boss (dok pribadi)
Dari tukang roti keliling,kini jadi Boss

Lima tahun kemudian Arif yang tukang roti keliling dengan sepeda sudah jadi seorang pengusaha roti dengan tiga puluh orang karyawan .Setiap kali kami ke Lombok dijemput Arif dengan mobil sedan barunya.Bahkan biaya kami menginap di hotel Lombok Raya dibayarkan oleh Arif sebagai ungkapan rasa terima kasihnya .

Membuka Perwakilan  di Aceh

Berfoto di perkampungan Jacky Chen Bandar Aceh bersama pak Asrul Adami(dok pribadi)
Berfoto di perkampungan Jacky Chen Bandar Aceh bersama pak Asrul Adami(dok pribadi)
Pak Idham Makmur memperkenalkan kami dengan pak Asrul Adami yang berdomisili di Bandar Aceh. Dan mendapat sambutan hangat Langsung pak Asrul Adami mengajak kami supaya membuka perwakilan di Aceh

Menurut pak Asrul kami pasti diterima dengan baik di Aceh ,karena ilmu yang akan kami ajarkan  membawa kebaikan untuk penduduk  disana . Sebenarnya sudah lama kami pingin ke Aceh hanya dicegah teman teman dengan alasan kami Cina dan Katolik pula 

Ternyata kami diterima dengan baik serta diajak makan bersama dikampung mereka yaitu di Yanto

makan bersama anggota Yanto Aceh (dok pribadi)
makan bersama anggota Yanto Aceh (dok pribadi)
Dari Aceh kami mengunjungi Sabang  dimana kami mengabadikan gambar kami saat berada di  Titik Nol Indonesia .Kami mengunjungi titik Indonesia Zero ini, untuk memenuhi  impian  "Dari Sabang hingga Merauke" karena Merauke sudah kami kunjungi beberapa Tahun yang lalu. 

Kesimpulan 

Bila kita berkunjung dengan niat baik dan tidak ada maksud tersembunyi ,selain dari mengajarkan tekhnik terapi diri  yang bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga, maka dimana manapun  kita diterima dengan baik 

Setiap awal kedatangan kami selalu menjelaskan bahwa kunjungan kami semata mata untuk memperkenalkan tehnik terapi diri yang dapat  dimanfaatkan bagi  diri sendiri dan menolong keluarga serta orang lain. 

Kami bersyukur  kepada Tuhan  ,diterima dengan hati terbuka oleh beragam suku bangsa dengan  tradisi dan agama yang berbeda Semua perwakilan kami lancar saja jalannya  Setiap cita cita asal dijalankan dengan tekun dan jakin akan membuahkan hasil yang gemilang

Hingga kini walaupun kami sudah lama tidak aktif lagi, tapi kami masih dirindukan teman teman Hubungan persahabatan yang berdasarkan dari hati ke hati  ,tak memudar karena jarak dan waktu 

Begitu juga harapan kami dengan hubungan persahabatan dengan teman2 sesama Penulis di Kompasiana ini .

5 Oktober 2020.

Salam saya,

Roselina.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun