Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Kisah Perjalanan Hidup (Seri 14)

5 Oktober 2020   05:02 Diperbarui: 5 Oktober 2020   05:27 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
melakukan siaran TV Lombok(dok pribadi)

berfoto dengan keluarga bu Nurul di Lombok(dok pribadi)
berfoto dengan keluarga bu Nurul di Lombok(dok pribadi)
Perwakilan di Lombok dipegang oleh adik bu Nurul paling kanan baris kedua dalam foto

Di Mataram,  salah seorang Perserta Lokakarya adalah seorang penjual roti keliling namanya Arif  Menanyakan apakah bisa merobah nasibnya dengan memanfaatkan tekhnik yang diajarkan di lokakarya ?. Saya katakan bila kita yakin sepenuh hati dan mau kerja keras  , maka jadilah kita seperti apa yang kita cita citakan.

Arif tukang roti keliling ,kini sudah jadi boss (dok pribadi)
Arif tukang roti keliling ,kini sudah jadi boss (dok pribadi)
Dari tukang roti keliling,kini jadi Boss

Lima tahun kemudian Arif yang tukang roti keliling dengan sepeda sudah jadi seorang pengusaha roti dengan tiga puluh orang karyawan .Setiap kali kami ke Lombok dijemput Arif dengan mobil sedan barunya.Bahkan biaya kami menginap di hotel Lombok Raya dibayarkan oleh Arif sebagai ungkapan rasa terima kasihnya .

Membuka Perwakilan  di Aceh

Berfoto di perkampungan Jacky Chen Bandar Aceh bersama pak Asrul Adami(dok pribadi)
Berfoto di perkampungan Jacky Chen Bandar Aceh bersama pak Asrul Adami(dok pribadi)
Pak Idham Makmur memperkenalkan kami dengan pak Asrul Adami yang berdomisili di Bandar Aceh. Dan mendapat sambutan hangat Langsung pak Asrul Adami mengajak kami supaya membuka perwakilan di Aceh

Menurut pak Asrul kami pasti diterima dengan baik di Aceh ,karena ilmu yang akan kami ajarkan  membawa kebaikan untuk penduduk  disana . Sebenarnya sudah lama kami pingin ke Aceh hanya dicegah teman teman dengan alasan kami Cina dan Katolik pula 

Ternyata kami diterima dengan baik serta diajak makan bersama dikampung mereka yaitu di Yanto

makan bersama anggota Yanto Aceh (dok pribadi)
makan bersama anggota Yanto Aceh (dok pribadi)
Dari Aceh kami mengunjungi Sabang  dimana kami mengabadikan gambar kami saat berada di  Titik Nol Indonesia .Kami mengunjungi titik Indonesia Zero ini, untuk memenuhi  impian  "Dari Sabang hingga Merauke" karena Merauke sudah kami kunjungi beberapa Tahun yang lalu. 

Kesimpulan 

Bila kita berkunjung dengan niat baik dan tidak ada maksud tersembunyi ,selain dari mengajarkan tekhnik terapi diri  yang bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga, maka dimana manapun  kita diterima dengan baik 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun