Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Buktinya Lain Padang Lain Belalangnya (Seri 2 Selesai)

11 September 2020   05:23 Diperbarui: 11 September 2020   05:51 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal persahabatan 

Hubungan persahabatan tentunya diawali dari saling kenal. Setelah kita merasa ada kesesuaian maka dari sekedar kenalan meningkat menjadi teman. 

Selanjutnya bila tidak ada masalah maka hubungan ini ditingkatkan menjadi sahabat Ada sahabat karib dan sahabat biasa yang tentu saja berbeda memiliki tingkat kepedulian yang lebih mendalam.

Sahabat kita biasanya tidak hanya sebatas  bersahabat dengan diri kita secara pribadi tapi juga mengenal dengan baik dengan keluarga kita Bahkan sahabat karib, tidak jarang sudah hampir seperti saudara sendiri dan sudah biasa bergaul dengan keluarga kita tak ubahnya seperti keluarga sendiri.

Secara umum di Indonesia seorang sahabat karib kita biasa saja bertanya, "Berapa orang anak, cucu atau apa agamanya bahkan bisa merembet kepada hal yang bersifat sangat pribadi Kalau kita mendapat halangan seperti misalnya sakit atau accident maka sahabat karib pasti datang membesuk kita Begitu juga sebaliknya". 

Tapi betapapun baiknya hubungan persahabatan kita, rasanya belum tentu mau mengerjakan pekerjaan kita. Misalnya membantu kita memotong rumput dihalaman kita dengan membawa alat pemotong dari rumahnya. Sejujurnya saya juga tidak akan berpikir untuk bertindak sejauh itu walaupun sahabat baik.

Berbeda memaknai arti persahabatan bagi sahabat di Australia 

Sahabat di sini walaupun merupakan sahabat karib dengan kita tapi jangan pernah menanyakan hal hal yang pribadi karena mereka tidak suka. Misalnya agama yang dia anut dan umurnya sudah berapa atau suami kerja dimana, apalagi sampai nanya gaji suami berapa. 

Tapi kepedulian mereka sangat mengesankan. Misalnya Suatu waktu suami sempat sebulan rawat inap di rumah sakit sehingga tidak memotong rumput di halaman Sehingga halaman rumah bagaikan semak belukar dan rumputnya sudah panjang. 

Sahabat anak kami yang karib dan sekaligus sudah jadi sahabat kami yakni Paul dan James datang Melihat rumput sudah panjang dan belum dipotong mereka kembali ke rumahnya dan mengambil alat pemotong rumput serta penghancur ranting ranting untuk dijadikan pupuk.

Alat untuk pemotong ranting untuk jadi pupuk (dok pribadi)
Alat untuk pemotong ranting untuk jadi pupuk (dok pribadi)
Mereka berdua bekerja membersihkan rumput di halaman depan dan belakang yang cukup luas sehingga memerlukan tenaga. James yang kerjanya seorang ahli komputer tergelapak karena lelah memotong dan mencabut akar pohon liar karena  hal ini tidak biasa dilakukan di rumahnya. Selama seharian mereka bekerja keras tanpa diminta Hal yang bagi kita terasa unik.

Halaman belakang rumah (dok pribadi)
Halaman belakang rumah (dok pribadi)
Dalam hal Kado Ulang Tahun

Di Indonesia 

Setiap kali ada yang berulang tahun  maka kita akan memikirkan  apa yang akan kita berikan untuk orang yang berulang tahun. Misalnya teman kita yang usianya sebaya dengan kita kita akan memberikan pakaian atau sesuatu yang biasa dia perlukan untuk dia pakai misalnya dasi atau sepatu atau handuk dan sebagainya.Dan untuk anak anak  kita memberikan kado berupa boneka bagi yang cewek dan maianan berupa kegemaranya bagi cowok.

Di Australia

Mereka memberikan cangkul pada ulang tahun suami karena mereka tahu suami suka berkebun dan mereka memberikan sesuai dengan hobi suami. Bagi anak anak yang mulai dewasa mereka memberikan daftar barang yang akan mereka kasih pada yang berulang tahun jadi yang berulang tahun bisa memilih dari daftar tersebut 

Di Indonesia

Kalau ada yang gratis kenapa harus beli? Sejak tempo dulu kita sering mendengarkan nasihat :" Kalau ada  yang gratis mengapa membeli ?" Karena sudah mendarah daging bagi sebagian orang ,maka bila ada makanan yang dibagikan secara gratis ,langsung mengambil tanpa pikir pikir lagi untuk siapa yang disediakan gratis tersebut. Padahal makanan ataupun pakaian yang disediakan gratis tujuannya untuk membantu orang tak punya uang untuk beli 

Di Australia

Kalau di Australia prinsip hidup yang ditanamkan adalah :" Kalau bisa beli kenapa harus ambil yang gratis? "

Disini orang menyediakan makanan gratis untuk orang orang yang membutuhkan Tidak ada yang datang mengambil karena mereka berpikir kalau bisa beli kenapa ambil yang gratis?.Bahkan anak anak tidak mau ambil buahan gratis walaupun sudah ada tulisan Free for Children , karena dalam hati mereka sudah tertanam prinsip bahwa yang gratis adalah untuk orang tak mampu

Di NSW kalau kita berkendaraan yang jauh beberapa ratus km dan tidak ada tempat untuk tempat istirahat dan orang berjualan maka akan ada perhentian yang disediakan para Voluntir 

Dimana kita bisa ke Toilet dan duduk disini sebentar untuk istirahat dan juga disini disediakan Kopi serta makanan kecil yang boleh diambil gratis. Biasanya mereka mengambil copi semangkuk dan makanan kecil satu perorang tanpa diatur Mereka mengerti sendiri memang banyak makanan tersebut tapi mereka  cukup mengambil seorang satu saja 

Kesmpulan

Bagi orang Australia walaupun ada minuman gratis disediakan di Club tapi mereka lebih suka memesan di Cafe dan membayar karena bagi mereka yang gratis itu biarlah untuk yang tidak mampu  .

Saking merasa hubungan dekat maka di negeri kita orang ingin menujukkan perhatian dengan menanyakan hal hal yang bersifat pribadi ,bahkan sampai nanya berapa gajinya ? Hal hal semacam ini bagi orang Australia dianggap tabu.

Tulisan ini hanya sekedar informasi bahwa memang beda negeri beda adatnya Tidak bermaksud meremehkan siapapun 

11 September 2020

Salam saya,

Roselina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun