Akibat menulis kisah perjalanan hanya berdasarkan daya ingat tanpa catatan ,maka hasilnya kisah perjalanan yang ditulis tidak menghasilkan seri secara runut.Seharusnya  menuju ke Sulawesi,  tapi disebabkan flash disk yang berisi  foto pendukung tidak ketemu ,maka cerita dialihkan  ke Pulau IrianÂ
Lebih baik terus menulis walaupun kisah berjalan zig zag . Ini alasan saya heheheÂ
Irian JayaÂ
Kota kota yang telah kami kunjungi adalah
- JayapuraÂ
- Biak
- Timika
- Merauke
- FreeportÂ
- Sorong
Jayapura
Jayapura adalah ibu kota propinsi Papua Dimana ada kemauan maka disana pasti ada jalan Seperti yang tertuang dalam quote " Where there is a will , there is a way " Awalnya kami bingung mau ke Japura ketemu siapa dan mau apa ? Karena tidak ada satupun yang kami kenalÂ
Bersyukur setelah penantian panjang dapat kabar dari salah seorang sahabat kami pak I Wayan Parnata ternyata di promosikan jadi pimpinan diklat Dinas Sosial di Abepura Apalagi kami diajak datang. Bagaikan kata peribahasa "Pucuk dicinta ulam tiba  " maka undangan ini langsung kami sambut
Impian jadi nyataÂ
Berbicara mengenai Jayapura kita akan mengingat danau Sentani dengan restoran tempat makan ikan bakar yang segarÂ
Ketika mendarat di Timika kami dijemput teman pak Wayan yaitu Pak Carlos dan mas Rizal Langsung diantar ke hotel untuk istirahat dan kemiudian diajak ke supermaket Amerika yang berada di Timika tidak terlalu jauh dari hotel dimana kami menginap.
Freeport adalah pertambangan emas terbesar yang terdapat di Timika.Keesokan harinya pagi pagi sekali mas Rizal dan pak Carlos datang menjemput kami untuk diajak mengunjungi Freeport .Setelah berkendaraan 40 menit kelihatan pos penjagaan dan Rizal sebagai sopir mengatakan kita telah memasuki daerah FreeportÂ
Tampak Bangunan Gereja dan Masjid berhadap hadapan. Kami berhenti untuk berfoto disini
Dari Jakarta kami terbang dengan menumpang pesawat  Srwijaya menuju Biak .Penerbangan selama 12 jam dengan singgah di Bandara Hasannuddin Internasional airport dikota Makasar.Â
 Pesawat yang kami tumpangi  mendarat dengan mulus di  Bandara Biak yaitu Franss Kasiepo Dari sini langsung kehotel Instia yang berdampingan dengan pantai Disini kami ditemui oleh pak Yoppy yang sekaligus merupakan perwakilan kami Kunjungan ini kami manfaatkan dengan mengadakan lokakarya yang dipersiapkan pak Yoppy Ternyata peminatnya lumayan banyak.
Kota Biak terletak ditepi pantai yang tak kalah indahnya dibandingkan pantai Pataya di Thailand
KesimpulanÂ
Kami bersyukur ada sahabat yang selalu menyempatkan untuk membantu ,'seperti pak I wayan Parnata, Pak Max Kray ,pak Yoppy  , pak Carlos dan Alex serta banyak lagi yang lainnya Perjalanan kami ternyata tidak hanya sebatas menjadikan impian jadi nyata ,'malahan kami dapat banyak sahabat Serta sekaligus membagikan ilmu terapi diri atau Self Care kepada warga disana. Tulisan ini sekaligus merupakan ungkapan kenangan indah bersama pak I Wayan Parnata yang sudah dipanggil pulang oleh Sang Pemberi Kehidupan Tuhan Yang Maha Pencipta
21 Agustus 2020.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H