Kisah Penutup Perjalanan di Benua AsiaÂ
Seperti yang sudah pernah saya sampaikan ,pada hari Sabtu dan Minggu saya offline karena banyak kerjaan di dpr dan urusan internal Karena itu baru pagi ini kisah perjalanan kami menjelajahi benua Asia dilanjutkanÂ
Mengenai Sulawesi ,sesungguhnya sudah beberapa kali kami singgahi Hanya sayang foto pendukung yang disimpan dalam flash disk  tidak ketemu sehingga saya terpaksa meminjam foto dari berbagai sumberÂ
Menjelajahi Pulau Sulawesi
Setelah menyelesaikan kisah perjalanan kami di  Kalimantan , maka tiba saat nya  sekarang menuju Sulawesi
Kota kota yang telah kami singgahi adalahÂ
- Makasar
- KendariÂ
- Menado
- Toraja
- Gorontalo
Makasar
Kota Makasar adalah ibu kota Sulawesi Selatan yang dikenal dengan nama Ujung Pandang.Perwakilan kami di Makasar adalah bapak Sudaryanto .Kami menginap di Hotel Losari Beach yang berdekatan dengan daerah Reklamasi pantai yang dikelola oleh Grup Lippo Kami menyeberang menuju daerah Reklamasi yang sudah disulap menjadi salah satu destinasi wisataÂ
Ternyata Dibalik Kemegaan Ada KemiskinanÂ
Suatu malam  ,saya dan suami  makan dipantai di salah sebuah sebuah restoran dengan memesan ikan bakar .Ketika kami sedang menikmati makanan ,tiba tiba datang dua orang anak kecil berusia sekitar 7 -8 tahun Kedua anak tersebut memohon pada kami agar nasi sisa jangan dibuang karena mereka lapar dan kalau boleh kasihkan untuk mereka. " Ayah kami nelayan bu dan belum pulang Dirumah tidak ada makanan "Â
Melihat kedua anak tersebut saya jadi iba dan tentu tidak tega memberikan mereka sisa makanan kami. Maka saya memesan satu piring lagi nasi yang saya berikan kepada kedua anak tersebut. Salah seorang  berlari keluar dan sebentar kemudian kembali dengan 4 orang anak lagi Maka berenam mereka makan sepiring nasi yang kami berikan Kami betul betul iba dan menambah nasi sepiring nasi lagi berserta lauknya .
Dari ini kita ketahui bahwa kehidupan para nelayan di Makasar masih sangat memprihatinkan  Yang mengharukan ternyata dalam kondisi lapar anak anak ini masih ingat teman temanya yang juga lapar Dalam waktu sekejap kedua piring bersih dan wajah anak anak ini tampak sangat senang Â
Ternyata ada hal yang jauh lebih nikmat ketimbang merasakan enaknya ikan bakar ,yakni mampu membagikan secuil kebahagiaan pada anak anak ini
Rumah Sakit Daya
Kami berkunjung ke Rumah Sakit ini bukan karena sakit dan mau berobat,melainkan karena diajak oleh pimpinan rumah sakit ini.yang  dibawah pimpinan  Dr. HJ.Zaenab .M.Kes yang juga adalah pratisi Reiki, Karena merasakan manfaat secara nyata dari hasil belajar tekhnik  terapi reiki ini, maka dokter Hj.Zaenab  mengizinakn dirumah sakit tersebut ada klinik Waskita Reiki.
Agar pasien mendapatkan layanan kesehatan terpadu,yakni disamping pengobatan secara medis, pasien juga ditangani dengan terapi energi, Mengingat tidak semua gangguan kesehatan dapat dituntaskan dengan pengobaran,ternyata sembuh dengan terapi reiki
Bedah Buku di Gramedia Makasar
Pada kunjungan berikutnya ketika kami di Makasar bu Chandra (dari PT Elexmedia)menelepon pada suami bila punya waktu untuk bisa bedah buku di gramedia Makasar malam hari jam 8 malam .Oleh suami disanggupi dan kamipun mengikuti acara tersebut dimana buku buku yang dibeli pelanggan langsung ditanda tangani suami Apalagi suami juga memimpin meditasi diruang pameran yang diikuti oleh para pengunjung secara gratis. Karena merupakan hal yang langka,dimana Pengarang buku langsung mempraktikkan apa yang ditulisnya dan bersedia menanda tangani buku yang dibeli pengunjung,maka para pengunjung sampai antrian untuk dapat membeli buku berjudul:"Meditasi jalan untuk kesembuhan lahir batin"
Pada kesempatan itu kami berkenalan dengan Pak Agus Dwi,salah seorang pejabat  dari Telkom yaitu tahun 2012 .Sampai hari ini kami masih berberapa kali ketemu dengan pak Agus Dwi lewat Video dalam acara Natural Walking khusus bagi warga senior
Toraja
Dari makasar menuju Toraja.dengan menempuh jalan darat karena belum ada penerbangan ke Toraja Perjalanan dilalui selama 12 jam dan tidak ada yang berjualan makanan disepanjang jalan Hanya ada yang jualan ikan bakar Tapi sewaktu mau dimakan banyak durinya sehingga tidak jadi kami makan Untuk mengisi perut katena lapar kami membeli buah serikaya yang ada dijual dipinggir jalan dan memakan sebagai pengisi perut yang lapar.
Kami juga melalui satu kota kecil Rantepau karena ada seorang kenalan disana
Saat Siaran Radio Listrik Padam
Sesampai di Toraja setelah sempat istirahat maka kami datang ke Studio untuk siaran radio yang sudah dibooking sebelumnya,supaya dapat mengundang masyarakat untuk ikut 'acara penyembuhan yang kami adakan secara gratis dan terbuka untuk umum  Tetapi baru mulai  siaran lampu padam dan tidak dapat diteruskan sehingga kami hanya bisa mengundang melalui masdjid .
Keesokan harinya kami mengadakan acara terapi penyembuhan dan lokakarya , biarpun sedikit yang hadir Â
Dan untuk mengisi waktu setelah lokakarya kami diajak menuju tempat pemakaman orang Toraja. Menurut cerita teman yang menemani kami ,disana mayat dimakamkan diatas tebing yang tinggi dan tidak bisa dipanjat jadi mayat berjalan sendiri. Kebiasaan orang Toraja untuk pemakaman harus ada upacara adat dimana seseorang yang terkemuka akan mendapatkan kerbau sesuai dengan kedudukannya dan kerbau yang berwarna belang harganya sangat fantastis
Kendari
Sekilas tentang Kendari
Di Kendari ada keluarga yang kami kenal jaitu bapak Zanib ex Kepala dinas Pendidikan di Kendari. Karena merasa sembuh dari sakitnya setelah memanfaatkan terapi energi ,maka kami diundang  datang ke Kendari untuk mengadakan penyembuhan dan lokakarya disana.Putri beliau Eka Zanib sebagai perwakilan kami di Kendari mengajak kami keliling kota Kendari dan bercerita ada penambangan emas oleh penduduk setempat Tapi  sehingga sering terjadi kecelakaan yang merengut nyawa. Tetapi tidak mengurangi minat orang untuk berburu emas Akibatnya tak terhitung yang meninggalkan pekerjaan mereka yang menyebabka harga bahan makanan melambung naik berkali kali lipat semenjak ditemukannya tambang emas ini.
Menado Menyisakan Kenangan Pahit
Kota Menado  kami kunjungi dimana atas undangan dari perwakilan kami yakni Bapak Tenne Alm yang merupakan warga asli Manadi .Kami sempat beberapa kali berkunjungdan menginap di hotel Sahid KawanuaÂ
Menado ini terkenal dengan bubur Menado dan ikan Rica Rica yang pedas Khusus kota Menado ini kami memilki kenangan pahit,karena ketika menginap di hotel Sahid Kawanua.pada tengah malam sekitar jam 2.00 subuh,suami ditangkap Polisi untuk suatu kesalahan yang tidak dilakukannya. Tapi mungkin suami sudah pernah menuliskannya,maka tidak perlu saya ulangi lagi disini.
Kesimpulan :
Setelah berusaha mencari foto mendukung  yang tidak diketemukan maka terpaksa  meminjam foto dari sumber lain.Walaupun demikian diharapkan masih bisa menikmati perjalanan kami selama di Sulawesi.Dan dengan berakirnya tulisan Sulawesi maka penjelajahan Benua Asiapun berakir.
Dan kita akan bertemu lagi esok hari dalam kisah perjalanan kami menjelajahi Benua Eropa
24 Agustus 2020.
Salam saya,
Roselina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H