Foto dok pribadi
Usai menceritakan tentang perjalanan kami menjelajahi Nusa Tengara Barat ,maka kita lanjutkan melangkah menuju Nusa Tenggara Timur Sesungguhnya sudah lama sebelumnya saya hanya tahu bahwa Pulau Timor terbagi dua yakni satu dengan ibukota Dilli ,yang kemudian bernama Timor Leste dan yang masuk wilayah RI ibukota Kupang
Seperti apa kira kira wajah Kupang hanya sebatas imaginasi semata Ada impian bahwa suatu waktu kami akan berkunjung kesana.Tapi bertahun tahun berlalu dan impian kami belum kesampaian
Mimpi jadi kenyataan
Ternyata suatu waktu doa kami terjawab. Sahabat kami Kol.TNI AD. (P) H.Bambang Suko Winarno dan isteri bu Hajja Nurul ,bercerita bahwa kenal baik dengan walikota Kupang pada waktu itu adalah S.K. Lerik. Pak Bambang dulu adalah mantan Bupati Kerinci 2 kali berturut turut ,sehingga bisa kenal baik dengan walkot Kupang Dan siap mendampingi kami berkunjung ke Kupang
Nah pucuk dicinta ,ulam tiba Inilah pertama kali kami berkunjung ke Kupang dan menjadi tamu walikota Malahan lokakarya perdana kami diizinkan menggunakan ruangan meeting dikantor balai kota
Sejak kunjungan pertama kali ini maka selanjutnya kami semakin sering kesini
Nusa Tengara Timur yang kami kunjungi adalah :
- Pulau Timor
- Pulau Flores
- Pulau Komodo
Pulau Timor
Sebelum.pesawat landing di Bandara El Tari kota Kupang kami menyaksikan dari ketinggian tanah Kupang yang gersang.Disana sini tampak pohon palma dan sedikit semak semak. Selebihnya tanah gersang dan bebatuan .Di kota ini kami menginap di Hotel Pantai Timor yang lokasinya ditepi pantai Beruntung disini ada bu Anika Oriana Suekh dan pak Markus Tunggal yang merupakan perwakilan kami yang berbaik hati mengajak kami menjelajahi berbagai lokasi disini
Antara lain Pulau Flores dengan ibu kota Ende Di Ende ada danau Kilimutu yang airnya berwarna tiga warna Perjalanan dari Maumere ke Ende melalui tanah longsor yang berbahaya cukup menegangkan hati .Apalagi berpapasan dengan bus yang tidak mau mengalah Bersyukur kami tiba dengan selamat
Dari Ende menuju ke Larantuka serta Bajawa dan Labuan Bajo .Dari Labuan Bajo kami menuju Pulau Komodo dengan menyewa Boat dan harus ikhlas membayar 3 juta rupiah untuk mencapai pulau Komodo .
Kota Labuan Bajo kota kecil tidak ada apa apa untuk dikunjungi hanya saja tempat bila mau ke pulau Komodo harus singgah di Labuan Bajo dimana Bandaranya jauh dari apik,Toilet satu satunya dibandara tidak bersih dan bau
Mandi pakai gayung
Hotelnya kecil dan kalau mau mandi harus pakai gayung belum punya shower dan tidak ada handuk.Sehingga suami terpaksa lari ke resepsionis untuk minta kelengkapan mandi Ternyata bila mau sabun harus beli. Syukurlah semua karyawan sangat ramah sehingga walaupun fasilitas hotel seperti 50 tahun lalu tapi keramahan karyawan membuat kami terhibur
Bandara Labuan Bajo ini hanya bisa mendarat pesawat kecil dengan penumpang terbatas beberapa orang saja. Sempat deg degan ketika.angin bertiup kencang Serasa ikut berperan dalam film Indiana Jones Bagi kami sungguh sebuah petualangan sejati
Pada 10 Januari 2015 gelombang ombak dipulau komodo sampai 4 dan 5 meter sehingga pulau komodo dikatakan ”Forbidden Island”.
Turis tidak diperkenangkan untuk mengunjungi Pulau Komodo ini
Kami melihat banyak sekali baji komodo sedang berjemur dihalaman kantor informasi yang mirip dengan Pos Ronda dikampung halaman saya
Kesimpulan
Semenjak Komodo dipilih termasuk dalam daftar The new seven wonders of the world setelah voting hangat ,maka pulau komodo menjadi pusat perhatian bagi wisatawan baik wisatawan lokal maupun manca negara
Konon belakangan ditutup untuk pemugaran Semoga akan ada peningkatan fasilitas dalam.berbagai hal.Termasuk tidak adanya restaurant yang memadai disini Kami berdua bersyukur banyak teman disana dan suatu waktu berharap bisa bertemu lagi
Terima kasih kepada semua sahabat yang selalu menyempatkan untuk membaca tulisan saya
19 Agustus 2020.
Salam saya
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H