Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjelajahi Benua Asia (Bag 8)

31 Juli 2020   05:01 Diperbarui: 31 Juli 2020   08:32 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uji kelayakan hidup

Yang lebih tragis semua anak anak yang lahir di Tibet dicelupkan dalan Shangpo River yang airnya dingin Bayi   yang bertahan hidup baru boleh hidup dan yang tidak diberikan untuk makanan ikan Karena bila dalam keluarga ada satu orang sakit maka akan jadi beban untuk seluruh keluarga .Orang Tibet mandi hanya 3 kali seumur hidupnya,Pertama ketika lahir kedua ketika menikah dan yang ketiga ketika meninggal dunia. Orang Tibet yang meninggal dibukit bukit atau pengunungan  mayatnya diberikan ke burung pemakan bangkai  untuk dimakan dan yang meninggal didaratan mayatnya dibuang kesungai untuk makanan ikan.Oleh sebab itu orang Tibet tidak makan ikan. 

Kisah ini kami dengar dari Mr.Champa yang adalah asli orang Tibet  Kami tidak dapat memastikan kebenaran kisah ini 

sam-4360-jpg-5f20d11a097f36561b50a9d3.jpg
sam-4360-jpg-5f20d11a097f36561b50a9d3.jpg
Semua foto dok .pribadi.

Kesimpulan:

Tujuan kami ke Tibet sesungguhnya untuk menelusuri tentang  asal muasal tekhnik penyembuhan reiki, yang dikembangkan secara meluas di Jepang .Ternyata disini, tekhnik ini hanya boleh dipelajari oleh pada pendeta pada tingkatan tertentu. Walaupun kami tidak dapat berguru secara langsung,tapi banya hal yang dapat kami catat selama disini. Antara lain bahwa tekhnik ini merupakan kearifan lokal disini dan bukan bagian dari aliran agama. Dengan cara bermeditasi , para pendeta Buddha mampu beradaptasi dengan udara dingin,dengan mengatur suhu tubuhnya. Perjalanan ini lebih banyak merupakan perjalanan spiritual karena kalau untuk menikmati pemadangan ,sesungguhnya tidak ada pemandangan indah disini. Rumah rumah penduduk ,tampak bagaikan gubuk gubuk yang kumuh. 

Karena itu,kami tidak menyarankan bagi pencinta traveling untuk berkunjung kesini,karena ada seorang teman kami yang meninggal disana,akibat kekurangan oksigen dan tidak kuat menahan dinginnya udara.Bagi kami,cukuplah sekali saja berkunjung  ke Tibet.Good bye Tibet

Catatan semua foto dokumentasi pribadi.

31  Juli 2020.

Salam Saya,

Roselina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun