Tapi menular kepada seisi rumah
Perubahan pola hidup secara mendadak sudah pasti menimbulkan rasa tidak nyaman dalam diri setiap orang, tanpa membedakan suku bangsa, kaya atau miskin, sarjana atau tidak pernah duduk di bangku kuliah, dan sebagainya. Semua orang merasa tidak senang, rasa hati ingin memberontak terhadap kejadian yang menimpa seluruh dunia ini.
Walau sama memiliki rasa tidak senang, tapi reaksi yang timbul membedakan antara orang yang tegar menghadapi berbagai masalah atau yang mentalnya cepat goyah. Sehingga begitu berhadapan dengan masalah, mengalami mental breakdown.
Dengan menyebarnya virus covid-19, maka banyak peraturan yang dibuat pemerintah setempat untuk mengatisipasi penularan virus tersebut antara lain lockdown dan social distancing , yang dalam penerapannya tidak sama, tergantung pada kebijakan negara masing-masing, Kebanyakan orang merasa sulit untuk melewati hari hari seperti biasa.Â
Ibu Rumah Tangga juga tidak luput
Ada yang mengatakan bahwa bagi ibu rumah tangga segala peraturan ini sama sekali tidak masalah, karena sudah terbiasa di rumah. Nah pendapat semacam ini sesungguhnya sangatlah tidak tepat karena baik ibu rumah tangga, maupun orang yang sudah pensiun belasan tahun dan sudah tidak lagi ke kantor atau ke tempat pekerjaan, tetap saja terkena imbasnya.
Biasanya mereka memang di rumah, tapi tidak ada larangan untuk bertamu ke tetangga atau mereka berbelanja di mall, menghadiri berbagai kegiatan sosial. bertemu teman-teman sesama warga senior dan pertemuan-pertemuan lainnya.
Hal seperti ini, secara pribadi kami sudah merasakannya, karena biasanya kami setiap hari ke luar rumah untuk berbagai kegiatan, antara lain hadir dalam pertemuan sesama orang komunitas orang Indonesia atau ikut dalam berbagai kegiatan sosial lainnya. Tapi kini semuanya itu pupuslah sudah.
Oleh karena itu peraturan yang diberlakukan sejak bulan lalu, sangat membuat tidak nyamannya bagi semua orang termasuk ibu rumah tangga dan orang orang yang sudah pensiun, yang biasa di rumah saja. Mereka juga bingung bagaimana melewati hari-harinya.
Bagi yang kreatif, akan segera dapat menyesuaikan diri dengan mencari kegiatan apa saya yang positif untuk mengisi waktunya. Seperti memasak, menjahit, berkebun, membaca, menulis, menonton TV dan seterusnya.
Tetapi bagi yang tidak terbiasa menghadapi masalah hidup, maka begitu diterbitkannya berbagai aturan langsung menjadi bingung dan murung.Â
Merusak sendi kehidupan dalam keluarga
Kemurungan ini menyebabkan terganggunya keluarga yang mana mencakup suami dan anak-anak mereka. Semua ikut murung juga akibat dari satu orang murung menyebabkan suasana rumah tidak nyaman lagi.
Maka sebaiknya kita hindari kemurungan dengan mencari kegiatan sebisanya seperti yang kami lakukan. Pagi seperti biasanya bersih-bersih rumah, mandi, sarapan dan mulai membaca dan menulis, setelah itu kami keluar sebentar menuju pantai sambil membawa makanan untuk makan siang. Duduk di pantai sambil bercengkrama dengan burung-burung pantai.
Kemudian kami kembali ke rumah yang jaraknya hanya sejengkal. Tanpa terasa haripun berlalu dengan cepatnya. Sore hari kami kembali keluar sebentar menghirup udara pantai.
Kalau cuaca mendung atau angin kencang dan tidak ke pantai, kami manfaatkan waktu dengan mencoba menanam rumput gandum yang banyak manfaatnya untuk kesehatan. Antara lain membantu melancarkan buang air besar, mencegah hipertensi, mencegah penuaan dini, dan sebagainya.
Saya memanfaatkan kardus bekas untuk menanam rumput tersebut karena tidak punya lahan lain, karena halaman belakang sudah ditanami pohon buah blackberry dan pohon pepaya oleh suami.
Sementara saya sibuk di dapur, suami duduk di depan laptop untuk menulis dan menjawab pesan-pesan yang masuk di ponselnya. Maka kami punya kesibukan setiap hari dari pagi sampai malam tanpa terasa hari berlalu dengan cepatnya.
Kesimpulan
Ada beragam cara dan gaya yang dapat diterapkan untuk mencegah agar jangan sampai kita tenggelam dalam kesepian, karena tidak tahu mau berbuat apa sepanjang hari, sehingga menciptakan suasana galau dalam hati.
Bila kondisi ini dibiarkan berlarut, maka akan menyebabkan orang menjadi pemurung dan kehilangan semangat hidupnya. Hal ini tidak hanya akan merusak dirinya sendiri, tapi juga akan menularkan kemuurungan ini kepada anggota keluarga lainnya, yang pada merusakkan seluruh keluarga.
Dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif, kita menghindari kemurungan menguasai diri kita, serta menghindarkan diri dan keluarga dari petaka yang tak terlihat, tapi nyata di depan mata.
20 April 2020.
Salam saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H