Â
Saah satu cara memanfaatkan masa lockdown
Sejak wabah covid 19 merasuki penduduk dunia,maka dikeluarkan berbagai peraturaan dari pemerintah setempat,salah satu adalah lockdown. Dimana lockdown ini membingungkan orang orang karena tidak terbiasa diam di rumah saja,sebab kegiatan biasanya dilakukan diluar rumah.
Bekerja di kantor atau dilapangan perkerjaan lainnya dan bertemu teman teman seprofesi Banyak yang bosan tinggal dirumah dan sangat ingin bisa  bertamu dirumah teman yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka.Â
Tapi terhalang dengan adanya peraturan sosial distancing,  melarang orang bertamu lebih dari satu orang  Hal in i menyulitkan orang untuk bertamu karena kebanyakkan tidak menerima tamu dirumah karena kuatir menyalahi aturan dan bisa kena denda yang tidak sedikit yaitu 1000 dolar,bahkan di New South Wales denda adalah sebesar 1.600 dolar atau senilai 1,6 juta rupiah
Berbagi sedikit pengalaman
Ketika berlakunya lockdown kami tinggal dirumah dan sekali kali kami kepantai yang tidak jauh dari rumah kira kira 200 meter Kami manfaatkan duduk duduk dipantai dengan bawa kursi sendiri jadi tidak perlu takut tertular karena kalau bangku di pantai kita tidak tahu sudah digunakan oleh siapa.Â
Untuk menghindari tertularnya dengan duduk dibangku yang barusan diduduki orang yang positif kena virus 19 maka kami bawa bangku sendiri .
Ketika kami membuka makanan yang kami bawa dari rumah,banyak burung burung di pantai berdatangan mau cari makan, kamipun memberi sedikit nasi yang kami bawa sehingga mereka berebutan mematuknya, Diantara burung burung tersebut ada dua ekor yang kakinya sebelah patah dan dengan berjingkat jingkat burung tersebut datang dekat kami meminta makanan kamipun iba melihat dan memberi segenggam nasi. Hal yang sangat sepele, tapi disaat kondisi seperti kini,sungguh merupakan hiburan tersendiri bagi kami berdu
Ternyata memori burung sangat baik
Keesokkan harinya ketika kami kembali kepantai ,serombongan burung datang langsung kedekat kami.Saya perhatikan ternyata masih rombongan burung yang kemarin.Â
Walaupun tampaknya semua sangat mirip,tapi karena kami memperhatikan ada dua ekor yang kakinya patah,yang satu sudah putus dan satu lagi masih terkulai, makanya kami tandai bahwa ini burung yang kemarin datang minta makanan Walaupun cuma burung, tapi menyaksikan mereka menatap kami dengan penuh harap, maka  sungguh tidak tega menyaksikannya  dan saya berikan nasi .
Dengan melihat burung burung ini kita melihat dalam kehidupan hewan seperti kehidupan kita manusia,karena ketika saya melemparkan sejemput makanan, ada seekor diantaranya yang berteriak keras, melarang serta mengusir burung burung lain supaya dia saja yang dapat ,tetapi oleh ulahnya seperti itu dia tidak kebagian makanan yang sudah diperebutkan teman temannya.Â
Semenetara itu ,burung yang dua ekor yang patah kakinya tersebut lebih berani kedekat kami mungkin nalurinya  mengatakan kami berdua tidak akan menyakiti mereka Kasihan melihat dia juga karena bila dia t.idak berani ,maka tidak kebagian makanan dan pasti akan mati kelaparan
Kesimpulan
Dimasa masa lockdown ini kita banyak mempunyai  waktu untuk belajar. Dan kita bisa belajar dari setiap kejadian betapapun kecilnya dan dari  apapun yang kita saksikan. Selama ini,kami hanya menengok kawanan burung sepintas lalu,mengagumi mereka terbang berkelompok ,tapi hanya sebatas ituÂ
Baru kini kami tahu,bahwa ternyata burung  burung tersebut,walaupun tidak dapati diajak berkomunikasi dalam bahasa manusia,tapi mereka tahu bahwa kami tidak akan menyakiti, sehingga berani datang begitu dekat.Â
Di dunia burung,ternyata ada juga yang rakus dan sangat egoisme,ingin merebut semua makanan untuk dirinya. Tapi ada juga yang mau berbagi kepada temannya.
Hal lain adalah kegigihan dari dua ekor burung yang kakinya patah, tetap saja bisa terbang mengikuti kawan kawannya dan malahan lebih berani dari yang lainnya. Dunia burung dan dunia manusia memang berbeda,tapi karakter beragam manusia,ternyata dapat disaksikan ada pada kawanan burung burung ini.
Hal yang tampak sangat sepele,tapi dapat dipetik pelajaran berhargaÂ
17 April 2020.
Salam Saya,
Roselina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H