Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terpaku pada Apa yang Terjadi, Berpotensi Merusak Diri Kita

31 Maret 2020   04:48 Diperbarui: 2 April 2020   19:05 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyebabkan Seakan Jam Berhenti Berputar

Sejak pandemi menyerang dunia, semua orang kaget dan menjadi waspada karena dahsyatnya akibat yang disebabkan oleh Virus Corona ini Sejujurnya kita semua pasti ikut prihatin. Apalagi setiap saat membaca berita yang mengerikan terjadi bukan hanya di Cina, Korea Selatan, Italia, Amerika Serikat dan lain lainnya, tapi terjadi di depan mata kita. 

Di sinilah sikap mental kita sungguh sungguh diuji. Bila kita ikut larut dan terpancang pada kekuatiran dan kecemasan,maka secara tanpa sadar kita sudah mulai merusak diri kita dari dalam.

Tetap Berpikiran Jernih
Rasanya baru saja kemarin kami mengikuti misa melalui siaran online, tahu tahu sudah hari Sabtu besok Minggu lagi. Hal ini  tak terasa oleh kami karena tidak terpaku dengan 14 hari Lockdown maupun situasi yang tidak nyaman. Tapi bila pikiran dan suasana hati terpaku pada apa yang sedang berlangsung, maka mau tidak mau kita akan larut terbawa oleh perasaan cemas dan kuatir. 

Mulailah kita terus menghitung hitung hari, sehigga jam seakan akan berhenti berputar dan sehari mungkin akan serasa sangat lama. Di samping itu, pikiran kita menghadapi jalan buntu, tidak lagi bisa berpikiran jernih. Perasaan tidak nyaman dan was was akan menyebabkan wajah kita menjadi murung dan tidak sedap dipandang mata.

Ketika pikiran dan hati kita terpaku pada ancaman virus corona, maka apapun yang kita pikirkan semua mengenai corona maka segala sesuatu yang akan kita lakukan terasa begitu berat dan sangat melelahkan lahir dan batin. 

Secara tidak sadar, kondisi semacam ini akan menggiring diri kita menjadi stress. Dan jangan lupa, kondisi kita yang terganggu akan merembet kepada seluruh anggota keluarga. Hal ini mengacam kita untuk tidak bisa melewati hari hari yang begitu membosankan.

Cari inisiatif 
Dalam kondisi seperti ini, kita dituntut agar mampu mencarikan solusi bagi diri dan keluarga kita, yakni dengan mengambil inisiatif mencari berbagai kegiatan yang menyenangkan hati. 

Sesungguhnya kita dapat berbuat banyak hal tanpa terbelenggu dengan corona, misalnya kita yang suka melukis, maka kita melukis. Yang suka berkebun mulailah menanam sesuatu kalau tidak punya lahan maka ambilah pot atau kardus Kemudian diisi dengan tanah lalu mulailah menanam sesuatu disana. Akan tak terasa hari berlalu dengan cepat bila kita sibuk.

Kami menyibukkan diri dengan memasak.bersih bersih kan rumah, jalan pagi dan menikmati udara segar dengan tetap menjaga jarak. Kemudian membaca menulis dan nonton TV hingga tak terasa seminggu telah berlalu dan tidak stress.

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, kami juga pergi ke pantai untuk menikmati udara segar,tapi tidak semua orang bisa seperti kami, mungkin jauh dari pantai. Karena itu, apa yang baik bagi saya belum tentu juga akan baik bagi orang lain karena situasi dan kondisi kita berbeda beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun